Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Walk for Autism", Melantangkan Kepedulian pada Penyandang Autisme

Kompas.com - 13/05/2023, 18:00 WIB
Josephus Primus,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Autisme adalah gangguan perkembangan otak yang menyebabkan hambatan dalam kemampuan berkomunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.

Mereka yang memiliki autisme, di Indonesia khususnya, disebut penyandang autisme, salah satu dari Orang atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Autisme bisa terjadi sejak anak berusia sekitar tiga tahun.

Jumlah penyandang autisme di dunia yang kian banyak sejalan dengan pertumbuhan penduduk, menjadi perhatian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Data Central for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, prevalensi kejadian autisme meningkat.

Baca juga: Lima Penyandang Autisme Pamerkan Karya Lukis di Fairmont Jakarta

Awalnya, pada 2000, penyandang autisme adalah 1 dari 150 populasi. Lantas, 14 tahun kemudian, jumlah penyandang autisme adalah 1 dari 59 populasi.

Sebagai langkah nyata, PBB sejak 1989 sudah menetapkan 2 April sebagai Hari Autisme Sedunia.

Tidak berhenti sampai di situ, PBB memasukkan pendidikan berkualitas, juga untuk penyandang autisme, sebagai satu dari 17 tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sejak 2015.

Pendidikan berkualitas adalah tujuan nomor 4 dari 17 tujuan SDGs tersebut.

Walk for Autism

Sementara itu, pada diskusi di Jakarta, Jumat (12/5/2023), Wakil Ketua Perempuan Tangguh Indonesia Hemasari Dharmabumi mengungkapkan pentingnya pendidikan inklusif bagi penyandang autisme.

Anak penyandang autisme, pada pendidikan inklusif akan bersekolah bersama dengan anak-anak yang bukan penyandang autisme di sekolah umum.

Selain pendidikan inklusif, diskusi itu juga memberikan catatan pentingnya orangtua anak penyandang autisme dan para pemangku kepentingan berperan untuk menemukan semangat berwirausaha bagi penyandang autisme sesuai dengan talenta masing-masing anak.

"Jika semakin banyak khalayak umum mengetahui dan memahami seluk beluk autisme, kian tinggi pula penyandang autisme beroleh kesempatan untuk mendapatkan hak, kewajiban, serta pengembangan diri," tutur Hemasari.

Salah satu upaya untuk menanamkan pemahaman betapa pentingnya pendidikan inklusif bagi penyandang autisme, akan digelar kegiatan "Walk for Autism".

Kegiatan ini mengajak masyarakat dan pemangku kepentingan untuk lebih melantangkan suara kepedulian bagi penyandang autisme, khususnya di Indonesia.

Director of LSCAA & LSBA Chrisdina Wempi mengatakan, kegiatan ini akan berlangsung pada Minggu (14/5/2023) pagi di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

"Terbuka untuk umum," kata Chrisdina.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau