Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 5 Juni 2023, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Indonesia mengalami sejumlah tantangan dalam transisi energi, salah satunya infrastruktur ketenagalistrikan dan integrasi jaringan yang belum mumpuni.

Saat ini, isu transisi energi menjadi pembahasan yang terus digemakan di berbagai negara demi menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyumbang laju pemanasan global.

Peneliti senior di lembaga think tank energi Institute for Essential Services Reform (IESR) Raden Raditya Yudha Wiranegara mengatakan, sektor ketenagalistrikan menyumbang sekitar 40 persen dari emisi gas rumah kaca di Indonesia.

Baca juga: Akselerasi Transisi Energi Indonesia, PLN Gandeng IEA Matangkan Skema JETP

Hal tersebut berdasarkan laporan IESR berjudul laporan Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2023, sebagaimana dilansir dari situs web IESR.

Agar dapat mencapai emisi nol karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060 bahkan lebih cepat, perlu dilakukan transisi di seluruh pasokan energi.

Salah satunya dengan mengurangi porsi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara secara bertahap.

Menurut Raditya, PLTU batu bara perlu segera dikurangi ataupun dipensiunkan secara bertahap hingga 2045 agar suhu bumi tidak meningkat melebihi 1,5 derajat celsius.

Baca juga: Bertemu John Kerry, Luhut Ingatkan AS soal JETP

“Fase pertama dilakukan dengan menutup 18 PLTU batu bara dengan total kapasitas 9,2 GW (gigawatt) hingga 2030, lalu 39 PLTU batubara dengan total kapasitas 21,7 GW, dan 15 PLTU batubara dengan total kapasitas 12,5 GW,” terang Raditya dalam acara Symposium on Accelerating the Just Energy Transition in Pakistan yang diselenggarakan oleh Sustainable Development Policy Institute (SDPI), Rabu (31/5/2023).

Untuk dapat mencegah kenaikan suhu di atas 1,5 derajat celsius, adanya Kemitraan Transisi Energi yang Adil atau Just Energy Transition Partnership (JETP) di Indonesia menjadi salah satu pendorongnya.

Raditya memaparkan, kemitraan tersebut mencakup target puncak emisi pada 2030 untuk sektor listrik Indonesia, termasuk dari sistem pembangkit listrik on-grid, off-grid, dan captive, menggeser proyeksi puncak emisi sekitar tujuh tahun lebih awal.

Selain itu, JETP juga pada mendorong pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi, serta melindungi mata pencaharian masyarakat dan pekerja di sektor yang terkena dampak.

Baca juga: Pensiun Dini PLTU Masuk Program JETP, Komitmen RI Dorong Energi Bersih

Untuk mengimplementasikan target tersebut, lanjut Raditya, saat ini Sekretariat JETP Indonesia sedang mengembangkan rencana investasi komprehensif untuk program pendanaan JETP.

Meski demikian, Raditya menegaskan bahwa Sekretariat JETP Indonesia hanya memiliki waktu terbatas untuk menyelesaikannya, mengingat dokumen tersebut perlu dipublikasikan pada Agustus 2023.

Berkaitan dengan pengerjaan dokumen rencana investasi komprehensi, Raditya berharap hasil analisis yang dilakukan dalam kelompok kerja bisa dimasukkan ke dalamnya pada Juli 2023.

Kelompok kerja dalam JETP Indonesia terdiri dari empat kelompok kerja yang mewakili berbagai pihak termasuk Pemerintah Indonesia, lembaga nasional dan internasional, serta unsur masyarakat sipil yang memiliki kepakaran pada bidang masing-masing.

Baca juga: Luhut Yakin Kerja Sama dengan JETP Bisa Percepat Transisi ke EBT

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Pemerintah Dinilai Punya Skema Pendanaan untuk Pensiunkan PLTU
Pemerintah Dinilai Punya Skema Pendanaan untuk Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
Atasi Batu Sandungan Emisi Sektor Energi, Pensiunkan PLTU Jadi Solusi
Atasi Batu Sandungan Emisi Sektor Energi, Pensiunkan PLTU Jadi Solusi
LSM/Figur
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Pemerintah
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
LSM/Figur
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Pemerintah
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Pemerintah
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
LSM/Figur
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
LSM/Figur
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
LSM/Figur
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
LSM/Figur
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
BUMN
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
LSM/Figur
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Pemerintah
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
LSM/Figur
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau