Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 7 Juni 2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Saat ini, sampah merupakan masalah mendesak yang butuh penanganan segera. Salah satu jenis sampah yang menjadi perhatian khusus adalah sampah plastik.

Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbunan sampah di 194 kabupaten atau kota se-Indonesia mencapai 19,180 juta ton.

Dari jumlah tersebut, sampah plastik menyumbang 18 persen atau sekitar 3,4 juta ton. Sampah plastik menduduki peringkat kedua dari timbunan sampah setelah sisa makanan.

Sampah plastik sangat mencemari lingkungan. Bukan hanya di daratan, sampah plastik bisa terbawa aliran sungai dan akhirnya berakhir ke laut yang akhirnya mencemari samudera.

Penanganan sampah platik perlu inovasi dengan mengubah atau mengolahnya menjadi barang yang berdaya guna tinggi.

Salah satu cara mengubah atau mengolah sampah plastik adalah dengan mengubahnya menjadi ecobrick.

Baca juga: Kelola Bank Sampah, MI Ibnu Al-Mubarok Hasilkan Ecobrick hingga Pakan Ternak

Pengertian ecobrick

Ecobrick berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu eco dan brick. Eco adalah lingkungan sedangkan brick artinya bata.

Jika diterjemahkan secara langsung, ecobrick bisa diartikan sebagai yang ramah lingkungan. Ecobrick bisa dipakai sebagai alternatif pengganti bata untuk mendirikan bangunan.

Ecobrick berwujud botol plastik dengan isian berbagai macam sampah plastik hingga penuh dan padat.

Dilansir dari artikel berjudul Ecobrick: Solusi Cerdas dan Kreatif untuk Mengatasi Sampah Plastik dalam Jurnal Productum yang terbit pada 2017, ecobrick merupakan salah satu upaya penanganan sampah plastik yang keratif.

Ecobrick berfungsi bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan memperpanjang usianya dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna yang bisa dipergunakan lagi untuk kepentingan manusia.

Ecobrick bisa digunakan untuk apa saja? Seperti dijelaskan sebelumnya, ecobrick bisa dipakai sebagai alternatif batu bata.

Ecobrick juga bisa dirangkai menjadi benda-benda lain seperti meja, kursi sederhana, menara, panggung kecil, dan lain-lain.

Baca juga: Kisah Nurhayati, Tergerak dari Tumpukan Sampah di Belakang Sekolah hingga Kenalkan Siswa Ecobrick dan Ekoenzim

Cara membuat ecobrick

Kegiatan mendaur ulang sampah plastik menjadi produk ecobrick yang dikembangkan siswa SMPI Cendekia CianjurDok. SMPI Cedekia Cianjur Kegiatan mendaur ulang sampah plastik menjadi produk ecobrick yang dikembangkan siswa SMPI Cendekia Cianjur

Cara membuat ecobrick tidak terlalu ribet dan bisa diaplikasikan oleh berbagai kalangan. Berikut alat dan bahan serta cara membuat ecobrick dilansir dari berbagai sumber.

Alat dan bahan

  • Beberapa botol plastik bekas air minum, usahakan ukuran dan jenisnya seragam
  • Berbagai jenis sampah plastik seperti kantong kresek, kemasan makanan, hingga kemasan minuman instan
  • Tongkat kayu diameter 2 cm dengan panjang 40 cm, bisa berupa tongkat dari bambu juga
  • Gunting

Cara membuat

  • Cuci botol plastik bekas hingga bersih, kemudian keringkan sampai benar-benar kering.
  • Cuci semua jenis sampah plastik hingga bersih. Pastikan tidak ada kotoran yang tersisa, lalu keringkan.
  • Setelah sampah plastik kering, potong kecil-kecil dengan gunting.
  • Masukkan potongan sampah plastik tersebut tersebut ke botol plastik.
  • Dorong dan padatkan menggunakan tongkat kayu atau bambu yang sudah disediakan.
  • Setelah botol benar-benar padat terisi sampah plastik, tutup dengan penutupnya.
  • Berat minimal setiap ecobrick didapatkan dengan rumus volume botol (mililiter) dikali 0,33 gram, sebagaimana dilansir dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progro.
  • Contohnya, untuk botol bervolume 1.500 mililiter atau 1,5 liter beratnya sekitar 495 gram. Sedangkan botol dengan volume 600 ml beratnya minimal 198 gram
  • Lakukan langkah-langkah pengisian ke botol-botol plastik lainnya hingga tidak ada yang tersisa
  • Jika memungkinkan, berikan label di setiap ecobrick seperti tanggal dan beratnya

Baca juga: Manfaatkan Sampah Plastik, Warga Kampung Baru Nelayan Senang Dapat Ilmu Baru soal Ecobrick

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Pemerintah
Nestapa Gajah Sumatera
Nestapa Gajah Sumatera
Pemerintah
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Pemerintah
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Swasta
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
LSM/Figur
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Pemerintah
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
LSM/Figur
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
LSM/Figur
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Pemerintah
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
LSM/Figur
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Pemerintah
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau