Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 18 Juni 2023, 13:00 WIB
Hadi Maulana,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memboyong pesawat N219 terbang ke Kepulauan Riau (Kepri) dalam rangka kegiatan N219 Market Survey Flight.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad berkesempatan menjajal langsung Pesawat N219 yang merupakan hasil karya anak bangsa di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF), Tanjungpinang, Kepri, Sabtu (176/2023).

Kepri yang merupakan wilayah atas lebih dari 1,000 pulau membutuhkan penguatan dalam konektivitas antar pulau khususnya melalui transportasi udara.

Pesawat N219 yang diproduksi dalam negeri ini bisa menjadi pilihan sebagai wahana transportasi udara yang akan mendukung program transformasi ekonomi di Kepri.

"Pesawat N219 ini sangat cocok untuk menjadi opsi transportasi masyarakat Kepri, karena selama ini kita lebih banyak mengandalkan transportasi laut. Setelah ini kita akan langsung bahas untuk opsi pembelian pesawat ini, apakah dengan bersama-sama tujuh kabupaten kota atau soal operasionalnya," kata Ansar usai mencoba Pesawat N219.

Baca juga: Lemak Babi Bisa Diolah Jadi Bahan Bakar Pesawat dan Solar, Begini Caranya

Ansar juga mengapresiasi Kementerian PPN/Bappenas yang telah memilih Provinsi Kepri untuk dijadikan sebagai pilot project penggunaan pesawat N219.

Bappenas bersama tim terkait telah menyusun bisnis model melalui sinergi ekosistem dengan melibatkan Pemerintah Daerah termasuk BUMD-nya, Aircraft Operator Company (AOC), perusahaan leasing dalam negeri dan PTDI sendiri, tentunya dengan dukungan Pemerintah Pusat, agar komersialisasi pesawat N219 di Kepulauan Riau segera terwujud.

"Setelah kemarin Bappenas membuat road map ekonomi untuk Kepri, sekarang kita juga dijadikan pilot project untuk pesawat N219. Itu yang kita apresiasi karena Bappenas begitu serius untuk pembangunan Kepri," ungkap Ansar.

Sementara itu, Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal menyebutkan kegiatan N219 Market Survey Flight merupakan salah satu upaya PTDI dalam melakukan proses komersialisasi pesawat N219 di dalam negeri.

Hal ini tentunya juga dapat mendukung program transformasi ekonomi di Kepri, khususnya dalam peningkatan konektivitas wilayah, serta mendorong percepatan pembangunan daerah.

Baca juga: Permintaan Bahan Bakar Pesawat dari Lemak Babi Melesat 3 Kali Lipat

"Ini juga bagian dari komitmen kami untuk terus mengembangkan dan menghadirkan produk-produk yang inovatif, efisien dan handal untuk memperkuat ekosistem Defend ID," ungkap Moh Arif Faisal.

Pesawat N219 merupakan hasil kerja sama PTDI dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (sebelumnya LAPAN) yang pada tanggal 16 Agustus 2017 telah melakukan uji terbang perdana dan pada tanggal 10 November 2017 diberi nama “Nurtanio” oleh Presiden RI Joko Widodo.

Hingga akhirnya berhasil memperoleh Type Certificate (TC) pada tanggal 22 Desember 2020 yang diterbitkan oleh Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan RI, dengan nilai  Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 44,69 persen.


Nilai TKDN ini terus ditingkatkan sehingga dapat memberikan dampak pertumbuhan (spin-over) terhadap beberapa industri dalam negeri, termasuk industri di daerah, salah satunya dalam hal industri maintenance atau pemeliharaan.

Pesawat N219 dikembangkan secara khusus untuk dapat mendukung pembangunan konektivitas dan aksesibilitas daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP) dengan kemampuan Short Take Off Landing di landasan yang panjangnya kurang dari 800 meter dan tidak beraspal.

Baca juga: Cara Coldplay Wujudkan Konser Ramah Lingkungan: Pasang Panel Surya hingga Pakai Pesawat Carter

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau