Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 19 Juni 2023, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pemanasan global yang terjadi di Bumi salah satunya menyebabkan perubahan iklim dan membuat suhu terasa semakin panas.

Pemanasan global disebabkan oleh banyaknya emisi gas rumah kaca (ERK) yang lepas ke atmosfer sehingga panas matahari yang terperangkap di dalam Bumi semakin banyak.

Menurut Badan Meteorologi Dunia (WMO) dalam laporannya pada 12 Januari 2023, suhu permikaan Bumi meningkat rata-rata 1,15 derajat Celsius pada 2022.

Baca juga: 7 Mitos Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Beserta Fakta Penyangkalnya

WMO melaporkan, kenaikan suhu sebesar itu membuat tahun 2022 menjadi tahun terpanas.

Di sisi lain, dalam Perjanjian Paris, negara-negara di dunia berambisi agar suhu Bumi tidak naik 1,5 derajat celsius untuk mencegah dampak negatifnya.

Pemanasan global menimbulkan dampak buruk terhadap kehidupan di dunia. Ada banyak sekali dampak buruk yang bisa ditimbulkan oleh pemanasan global.

Apa saja dampak pemanasan global? Dilansir dari berbagai sumber, berikut 16 contoh dampak pemanasan global terhadap kehidupan di dunia.

Baca juga: Terus Mencair, Salju Abadi Puncak Jaya Terancam Musnah Akibat Pemanasan Global

1. Suhu semakin panas

Semakin tinggi emisi GRK yang lepas ke atmosfer, semakin besar pula panas matahari yang terperangkap di Bumi.

Suhu yang lebih panas membuat kehidupan tidak nyaman dan meningkatkan jumlah kasus penyakit terkait panas, sekaligus mempersulit pekerjaan di luar ruangan.

Suhu yang lebih panas juga meningkatkan tingginya potensi kebakaran hutan.

2. Perubahan iklim

Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim. Ini membuat pola cuaca menjadi tidak teratur, dan situasi ini sudah dialami di seluruh dunia.

Pemanasan global yang semakin parah akan menyebabkan lautan menguap lebih banyak dan menimbulkan curah hujan makin tinggi.

Curah hujan yang tinggi dapat semakin sering memicu banjir di berbagai wilayah.

Di sisi lain, hewan dan tumbuhan juga tidak dapat dengan mudah beradaptasi dengan curah hujan yang meningkat. Tumbuhan dapat mati dan hewan dapat bermigrasi ke daerah lain.

3. Badai yang lebih kuat

Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim dan membuat badai semakin kuat bahkan semakin sering terjadi di banyak wilayah.

Frekuensi dan luasnya badai tropis juga dipengaruhi oleh peningkatan suhu lautan.
Badai siklon dan topan menjadi lebih kuat dengan air yang hangat di permukaan laut.

Baca juga: Pakai AC Bisa Tingkatkan Pemanasan Global, Ini Penjelasannya

4. Kekeringan meningkat

Pemanasan global menyebabkan meningkatkan kekeringan di berbagai wilayah. Kondisi tersebut memperburuk krisis air di wilayah yang sudah mengalami kesulitan air.

Pemanasan global juga menyebabkan peningkatan risiko kekeringan di lahan pertanian yang dapat mengganggu pasokan pangan.

5. Lautan makin panas

Suhu lautan meningkat jauh lebih cepat selama dua dekade terakhir, di seluruh kedalaman laut.

Seiring dengan meningkatnya suhu lautan, volumenya ikut bertambah karena air memuai saat menjadi lebih hangat.

6. Mencairnya es di kutub

Salah satu dampak pemanasan global yang paling utama adalah mencairnya es di kutub karena suhu bumi meningkat.

Dalam 30 tahun terakhir, jumlah es di kutub yang mencair akibat pemanasan global mencapai 28 triliun ton. Selain mengganggu kehidupan kutub, mencairnya es dapat membuat permukaan air laut naik.

Baca juga: Efektifkah Insentif Kendaraan Listrik Mengurangi Pemanasan Global?

7. Permukaan laut naik

Pemanasan global membuat lapisan es di kutub semakin banyak yang mencair yang dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut.

Kenaikan permukaan air laut mengancam orang-orang yang tinggal di pesisir dan pulau-pulau kecil.

Untuk diketahui, lautan dapat berfungsi menyerap karbon dioksida. Namun, semakin banyaknya karbon dioksida membuat lautan menjadi lebih asam, sehingga membahayakan biota laut dan terumbu karang.

8. Kepunahan

Perubahan iklim akibat pemanasan global menimbulkan risiko bagi kelangsungan hidup spesies di darat dan di laut.

Karena peribahan iklim, dunia kehilangan spesies 1.000 kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya dalam sejarah manusia. Satu juta spesies terancam akan punah dalam beberapa dekade mendatang.

Perubahan iklim menimbulkan banyak ancaman seperti kebakaran hutan, cuaca ekstrem, hama, dan penyakit yang invasif.

Spesies tertentu dapat bermigrasi dan bertahan hidup, tetapi yang lainnya tidak akan dapat bertahan.

9. Risiko kesehatan meningkat

Perubahan iklim akibat pemanasan global membuat berbagai penyakit bermunculan.

Saat suhu menjadi lebih hangat, hal itu dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan penyakit yang mereka derita.

Bumi akan menjadi lebih panas dan akibatnya gelombang panas cenderung meningkat yang dapat menimbulkan pukulan besar bagi manusia.

Perubahan pola cuaca juga membuat penyakit cepat menyebar, dan peristiwa cuaca ekstrem meningkatkan jumlah kematian serta menyulitkan sistem pelayanan kesehatan dalam menanganinya.

Baca juga: Jenis-jenis Gas Rumah Kaca dan Penyumbang Terbesarnya, Penyebab Pemanasan Global

10. Gelombang panas makin mematikan

Pemanasan global membuat gelombang panas muncul secara tak terduga.

Selain itu, gelombang panas yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir menjadi semakin mematikan dan menyebabkan banyak kematian dibandingkan 60 tahun terakhir.

11. Kebakaran hutan semakin sering

Kebakaran hutan yang lebih sering terus muncul dengan skala yang lebih luas semakin terjadi belakangan tahun ini.

Durasi hutan yang terbakar juga menjadi lebih lama. Kebakaran hutan pun turut melepaskan emsisi GRK ke udara dan hutan yang gundul tak mampu lagi mengubah karbon dioksida menjadi oksigen.

Situasi ini tidak hanya membahayakan manusia, satwa liar menjadi korban yang paling menderita akibat kebakaran hutan.

12. Musim jadi lebih panjang atau lebih pendek

Musim bisa menjadi lebih cepat dan lebih singkat, atau lebih lambat dan lebih lama.

Di beberapa negara, pengaruh pemanasan global menunjukkan musim semi terjadi 10 hari lebih cepat dari sebelumnya.

Baca juga: Pemanasan Global: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

13. Kualitas hidup menurun

Pemanasan global membuat kegiatan sederhana seperti berjalan-jalan di luar atau bekerja di kebun, menjadi tidak menyenangkan.

Akhirnya semakin sedikit yang beraktivitas di luar ruangan dan kualitas hidup secara otomatis menurun.

Dengan meningkatnya suhu global, bahkan hal sederhana seperti berjalan di luar secara nyaman akan sangat dirindukan.

14. Ekonomi runtuh

Pemanasan global dapat menyebabkan perekonomian dunia anjlok.

Tanpa alam di pihak kita, industri makanan akan berantakan. Tanpa adanya makanan, manufaktur pun akan runtuh, begitu juga perekonomian.

15. Kualitas Udara Buruk

Semakin banyak rangkaian peristiwa yang terjadi seperti kebakaran hutan dan pelepasan emisi, kualitas udara akan terus memburuk.

Pemanasan global dan penurunan buruknya kualitas udara layaknya lingkaran setan yang tidak ada habisnya

16. Populasi manusia menurun

Jika pemanasan global tidak terkendali, diperkirakan populasi manusia dunia akan berkurang hingga 75 persen.

Dengan semakin parahnya badai, banjir, gempa bumi, dan kebakaran hutan, bencana alam akan mengurangi separuh populasi bumi.

25 persen lainnya akan meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan udara, kelaparan, dan kemiskinan.

Baca juga: Mengenal Emisi Gas Rumah Kaca yang Sumbang Laju Pemanasan Global

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau