JAKARTA, KOMPAS.com - Superstar asal Barbados, Robyn Fenty, atau beken dengan sebutan Rihanna, menyerukan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen dan Presiden Bank Dunia Ajay Banga untuk membuat komitmen berani di sektor keuangan dan mereformasi utang negara-negara yang terdampak perubahan iklim.
Rihanna diketahui telah melakukan banyak hal untuk mengatasi perubahan iklim melalui yayasan miliknya, Clara Lionel Foundation.
Selama lebih dari satu dekade, dia telah mendanai inisiatif ketahanan iklim dan keadilan iklim di Karibia dan AS.
“Maukah Anda bergabung dengan Mia Mottley [Perdana Menteri Barbados] dan melangkah untuk komunitas yang paling terpukul oleh keadaan darurat iklim?”, cuit Rihanna dalam akun Twitter pribadinya.
Rihanna membagikan tautan tersebut ke organisasi 'platform aksi' Global Citizen, yang mengampanyekan reformasi keuangan global untuk mengatasi krisis perubahan iklim, kelaparan, dan ketidaksetaraan yang saling terkait.
Hey @SecYellen & #AjayBanga, will you join @miaamormottley and step up for communities hit hardest by climate emergencies? We need you to make bold commitments to finance & debt reforms. I address climate change w/ @ClaraLionelFdn—now it’s your turn. https://t.co/7gBeshKIg7
— Rihanna (@rihanna) June 20, 2023
Dikutip dari euronews, surat dari mereka yang peduli kepada para pemimpin dunia dan lembaga keuangan memiliki tiga titik fokus utama:
Pertama, menepati janji. Negara-negara kaya telah berjanji untuk memobilisasi 100 miliar dollar AS dalam pembiayaan iklim setiap tahun pada tahun 2020. Tetapi mereka masih kekurangan 16 miliar dollar AS, dan pendanaan baru sekarang harus dialokasikan.
Kedua, membebaskan dana. Para juru kampanye menyerukan “reformasi progresif dan mendesak” terhadap sistem keuangan internasional termasuk Bank Dunia, IMF dan bank pembangunan multilateral lainnya. Mereka ingin melihat dana baru segera tersedia bagi negara-negara yang membutuhkan.
Ketiga, membuat pencemar membayar. Ada dukungan yang semakin besar untuk prinsip ini ketika perubahan iklim meningkat di seluruh dunia.
Secara khusus, Global Citizen menuntut “pajak solidaritas global baru pada penghasil emisi karbon terbesar untuk mendanai dukungan iklim dan barang publik global lainnya bagi mereka yang berada di garis depan krisis.”
Rekam jejak Rihanna dan Yayasannya
Clara Lionel Foundation (CLF) yang merujuk pada nama kakek-nenek sang penyanyi, memprioritaskan kerja ketahanan iklim dan keadilan iklim.
Sejak 2012, yayasan ini telah menyumbangkan jutaan dollar AS dalam bentuk hibah setelah bencana alam dahsyat, termasuk setelah Badai Harvey, Irma dan Maria pada 2017.
Pada 2019, yayasan meluncurkan Inisiatif Ketahanan Iklim (CRI), berupaya meningkatkan kesiapsiagaan darurat.
Belakangan, CLF menyumbangkan 1 juta dollar AS dalam bentuk hibah setelah Badai Dorian, menyediakan makanan dan obat-obatan darurat di Bahama utara.
Tahun lalu, Rihanna menjanjikan 15 juta dollar AS untuk gerakan iklim melalui yayasannya.
Penyanyi itu mengumumkan bahwa donasi ke 18 organisasi keadilan iklim akan disumbangkan ke tujuh negara Karibia dan AS. Ini termasuk Aliansi Keadilan Iklim, Jaringan Lingkungan Adat dan Gerakan untuk Kehidupan Hitam.
"Bencana iklim, yang frekuensi dan intensitasnya meningkat, tidak memengaruhi semua komunitas secara setara, dengan komunitas kulit berwarna dan negara kepulauan menghadapi beban perubahan iklim," kata Rihanna.
Hibah dibuat dalam kemitraan dengan inisiatif filantropi StartSmall co-founder Twitter Jack Dorsey, difokuskan pada kelompok dengan pemimpin perempuan, LGBT, dan Hitam dan Pribumi karena komunitas mereka berada pada risiko terbesar.
"Pemberi dana harus membangun kemitraan dengan organisasi akar rumput, mengakui pemahaman mendalam mereka tentang apa yang diperlukan untuk mencapai keadilan iklim di komunitas mereka sendiri," kata Direktur Eksekutif CLF Justine Lucas.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya