KOMPAS.com - Sebagai negara tropis dan terletak di zamrud khatulistiwa, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Tingginya keanekaragaman hayati Indonesia tercermin dari banyaknya tumbuhan dan satwa yang jenisnya sangat beraneka ragam.
Salah satu satwa yang menarik dan memiliki keindahan dengan jenis yang sangat banyak di Indonesia adalah kupu-kupu.
Baca juga: Daftar Satwa Mamalia yang Dilindungi di Indonesia
Selain cantik nan indah, kupu-kupu juga memberikan manfaat bagi lingkungan seperti membantu penyerbukan tanaman dan menjaga organisme saat masih di tahap ulat.
Kupu-kupu juga merupakan bagian dari siklus makanan dan menjadi sumber makanan bagi hewan lain.
Lebih jauh lagi, kupu-kupu rupanya juga menjadi barometer ekosistem. Oleh para ilmuwan, kehadiran kupu-kupu dianggap sebagai prediktor apakah suatu ekosistem sehat.
Sayangnya, meski memiliki manfaat yang sangat banyak, beberapa jenis kupu-kupu terancam punah dan langka.
Oleh sebab itu, pemerintah melindungi jenis kupu-kupu yang masuk kategori langka dan terancam punah.
Baca juga: Daftar 37 Reptil yang Dilindungi di Indonesia
Dalam Peraturan Menteri (Permen) LHK No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018, ada 26 jenis kupu-kupu yang dilindungi. Berikut daftar lengakpnya.
Baca juga: Daftar Lengkap 562 Jenis Burung yang Dilindungi di Indonesia
Melalui Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, ada dua alasan mengapa tumbuhan dan satwa, termasuk kupu-kupu, masuk dalam kategori yang dilindungi.
Pertama, tumbuhan dan satwa dalam bahaya kepunahan. Kedua, tumbuhan dan satwa yang populasinya jarang.
UU tersebut menjadi landasan utama perlindungan tumbuhan dan satwa yang ada di Indonesia.
Perlindungan terhadap tumbuhan dan satwa adalah hal yang mutlak demi menjaga ekosistem di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Telur Penyu Diperjualbelikan di Facebook, BKSDA: Itu Satwa Dilindungi, Hati-hati, Bisa Kena Pidana
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya