KOMPAS.com - Perubahan iklim akibat pemanasan global adalah ancaman terbesar yang dihadapi Bumi dan semua kehidupan yang ada di dalamnya.
Pemanasan global juga membuat es di kutub mencair lebih cepat yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
Kenaikan permukaan air laut ini mengancam kehidupan masyarakat yang tinggal di pesisir dan mereka yang tinggal di kepulauan kecil.
Baca juga: 6 Dampak Mengerikan Mencairnya Es Kutub Akibat Pemanasan Global
Selain itu, berbagai bencana akibat pemanasan global dan perubahan iklim telah terjadi lebih sering sepertu cuaca ekstrem, kebakaran hutan, badai, banjir, dan lain-lain.
Berbagai upaya perlu dilakukan untuk melawan pemanasan global dan perubahan iklim lebih lanjut seperti berhenti menggunduli hutan, melakuakn reboisasi, memensiunkan energi fosil, dan lain-lain.
Selain langkah-langkah di atas, salah satu upaya melawan perubahan iklim adalah menjaga eksistensi hutan bakau alias hutan mangrove.
Dilansir dari WWF, ada lebih dari 60 spesies mangrove di seluruh dunia dan semuanya tumbuh di sepanjang garis pantai yang tergenang air di daerah tropis dan subtropis.
Baca juga: 16 Dampak Pemanasan Global Terhadap Dunia
Tidak hanya memiliki kemampuan untuk tumbuh subur di lingkungan air asin, sistem akar mangrove yang kuat dan kompleks dapat mencegah abrasi.
Selain itu, mangrove juga dapat melindungi masyarakat pesisir dan bentang alam di dalamnya dari peristiwa cuaca ekstrem, seperti angin topan.
Mangrove sering disebut sebagai “solusi berbasis alam”, istilah yang sering digunakan untuk menggembarkan pemanfaatan kekuatan yang sudah ada di alam untuk mengurangi atau beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.
Baca juga: 7 Mitos Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Beserta Fakta Penyangkalnya
Selain itu, kekuatan terbesar hutan mangrove adalah kemampuannya menangkap dan menyimpan karbon.
Menurut Center for International Forestry Research (Cifor), hutan mangrove mampu menyimpan lima kali karbon lebih banyak per hektare dibandingkan dengan hutan tropis dataran tinggi.
Dilansir dari Regional Community Forestry Training Centre for Asia and the Pacific (RECOFTC), kemampuan mangrove dan vegetasi pantai lainnya untuk menyimpan karbon dalam jumlah besar, sebagian dikarenakan tanah yang kaya organik.
Baca juga: Terus Mencair, Salju Abadi Puncak Jaya Terancam Musnah Akibat Pemanasan Global
Sistem akar mangrove yang kompleks dan menjangkau ke sedimen bawah air mampu memperlambat air pasang surut yang masuk, memungkinkan bahan organik dan anorganik mengendap di permukaan sedimen.
Kondisi oksigen di sedimen ini biasanya rendah, sehingga memperlambat proses dan laju pembusukan, menghasilkan jumlah karbon yang terakumulasi jauh lebih besar di dalam tanah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya