JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara resmi menyerahkan fasilitas Ekoriparian Patra Lancang Kuning dan Taman Kehati kepada Universitas Lancang Kuning (Unilak).
Penyerahan ini sebagai komitmen nyata PHR dalam menjaga kelestarian lingkungan di Provinsi Riau dan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR yang tuntas dikerjakan.
“PHR mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan oleh KLHK dalam memberikan arahan-arahan terkait pengelolaan dan perlindungan lingkungan di Wilayah Kerja (WK) Rokan,” kata EVP Upstream Business PHR Edwil Suzandi, Senin (19/6/2023).
Edwil mengatakan, dengan diserahkannya Ekoriparian kepada pihak UNILAK, diharapkan dapat dikelola dengan baik secara mandiri dan profesional.
Baca juga: Nairobi, Satu-satunya Ibu Kota di Dunia yang Punya Taman Nasional Satwa Liar
"Untuk dirasakan manfaatnya bukan hanya untuk penelitian, tetapi juga untuk wisata edukatif yang dapat menggerakkan perekonomian masyarakat Riau,” lanjut Edwil.
Ekoriparian Unilak merupakan proyek yang dibangun sejak Desember 2022 dan telah berhasil diselesaikan pada Februari 2023.
Proyek TJSL PHR ini pun mendapat apresiasi dari KLHK. Terlebih, fasilitas ini berdampak baik untuk kelestarian lingkungan.
"Langkah positif ini merupakan hasil dari upaya bersama untuk menurunkan beban pencemaran dari limbah domestik, meningkatkan mutu air dan menjadikan Ekoriparian sebagai pusat edukasi dan konservasi lingkungan,” tutur Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro.
Fasilitas ini meliputi kawasan seluas lebih kurang 10 hektar di area kampus UNILAK, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru.
Konsep ekoriparian dirancang untuk restorasi dan konservasi dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial masyarakat, dan ekonomi yang saling terintegrasi.
Baca juga: Taman Bacaan, Solusi Kabupaten Tana Tidung Atasi Learning Loss
Terdapat constructed wetland atau rawa buatan yang diciptakan dan didesain khusus untuk pengolahan air tercemar dengan memanfaatkan proses alami yang terintegrasi.
Air limbah dari permukiman yang mengarah ke danau akan mengalami dekontaminasi melalui proses alami yang melibatkan vegetasi rawa atau riparian.
“Berkat dukungan PHR dan KLHK melalui pembangunan Ekoriparian menjadikan Unilak sebagai role model pengelolaan kampus hijau di Riau,” sambut Rektor Unilak Junaidi.
Sementara itu, Kepala Departemen Formalitas dan Humas SKK Migas Sumbagut Yanin Kholison menyampaikan dukungannya kepada PHR untuk terus mengawal setiap kegiatan hulu migas baik yang bersifat teknis maupun non teknis.
“SKK Migas terus mendorong peningkatan efek berganda (multiplier effects) industri hulu migas pada perekonomian nasional dan daerah khususnya Riau, baik secara langsung maupun tidak langsung,” kata Yanin.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya