Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom INDEF: Google Play Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi Digital Tanah Air

Kompas.com - 06/07/2023, 17:26 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Melalui aplikasi kreasi developer lokal, Google Play diperkirakan menyumbang 1.5 Triliun Rupiah ke perekonomian digital Indonesia tahun 2022. Kontribusi tersebut dihitung berdasarkan omzet aplikasi kreasi developer nasional tahun 2022 yang tersedia di Platform Google Play.

Hal ini disampaikan Abhineet Kaul, Director Strategi Ekonomi dari Access Partnership, perusahaan konsultan independen yang mengkhususkan diri dalam kebijakan dan regulasi teknologi melalui rilis resmi (6/7/2023).

Mengutip laporan "Mendorong Transformasi Ekonomi Digital di Indonesia", Access Partnership menemukan, melalui Platform Google Play, lebih dari 10.000 developer lokal berhasil menciptakan 42.000 aplikasi yang melayani 150 juta lebih pengguna aktif Google Play di Indonesia.

"Aplikasi permainan, media sosial, dan aplikasi pendukung produktivitas sebagai jenis aplikasi yang paling banyak diunduh," ungkap Abhineet Kaul.

Laporan ini mengungkap, platform Google Play juga berkontribusi terhadap terciptanya 162.000 lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia, dengan 36.000 kerja baru dalam bentuk pekerjaan langsung, 36.000 kesempatan kerja tidak langsung, dan 90.000 kesempatan kerja turunan.

"Di luar itu, aplikasi-aplikasi kreasi developer nasional yang berada di ekosistem Google Play juga membuka kesempatan kerja baru kepada lebih dari 8 juta pekerja sektor lepas di Indonesia," tambahnya.

Katalisator pertumbuhan ekonomi

Menanggapi laporan Access Partnership, Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda menyampaikan, “saya melihat Google Play sebagai salah satu katalisator utama yang mendorong pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, terlebih lagi ekonomi digital berbasis aplikasi."

Menurutnya, Google Play telah memfasilitasi pertemuan antara supply yang diberikan oleh developer lokal, serta demand dari konsumen nasional.

Baca juga: Beli Konten di Google Play Kini Bisa Pakai Virtual Account BCA via DOKU

 

"Selain itu, melalui fitur Google Play Billing, developer lokal dapat memonetisasi aplikasi ciptaan mereka, dan konsumen dapat melakukan pembayaran secara aman. Hal ini tentunya menciptakan kondisi pasar yang berkelanjutan,” jelasnya.

 

Nailul Huda juga menegaskan, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia memiliki prospek menjanjikan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh entrepreneur dan developer lokal untuk mengembangkan bisnis berbasis aplikasi.

Perkembangan ekonomi digital yang pesat di Indonesia mendorong berkembangnya sektor informal termasuk pekerja gig. Sektor informal terdorong dari meningkatkan aktivitas ekonomi digital khususnya dalam industri penjualan secara online atau ecommerce.

Transaksi ecommerce pada tahun 2022 mencapai Rp 476,3 triliun. Pelaku usaha kecil terdorong untuk menjual barang via ecommerce. Kemudian, pekerja gig lainnya juga terdorong dari perkembangan ekonomi digital.

Pekerja transportasi on-demand contohnya, mampu menghasilkan pendapatan yang cukup besar dengan platform atau aplikasi digital yang semakin berkembang. Content creator, pengemudi transportasi online, dan sebagainya mampu tumbuh karena ekonomi digital juga berkembang.

Pertumbuhan ini tentunya tidak terlepas dari kepemilikan gawai dan akses ke internet di Indonesia yang semakin masif. Pada tahun 2022, 67,88 persen penduduk Indonesia yang berusia 5 tahun ke atas sudah memiliki ponsel, dan pengguna Internet baru telah mencapai 212 juta orang.

Baca juga: Google Play Games Resmi Masuk Indonesia, Game Android Kini Bisa Dimainkan di Windows

Nailul Huda juga berharap, program pelatihan dan mentorship bagi developer lokal seperti Google Play Academy dan Google Play x Unity dapat diadakan secara lebih masif dan inklusif.

"Sehingga visi pemerintah untuk meningkatkan sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan pada tahun 2045 dapat terealisasikan," tutupnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com