KOMPAS.com - Keberlanjutan telah menjadi isu penting di dunia saat ini, tidak terkecuali industri penerbangan. Bandara sebagai bagian dari industri penerbangan, memainkan peran krusial dalam transportasi global, dan sangat penting untuk beroperasi dengan cara yang meminimalkan dampaknya terhadap lingkungan.
Tak hanya itu, industri penerbangan menghadapi tekanan yang meningkat untuk membersihkan tindakannya terkait perubahan iklim, pesawat yang boros bahan bakar adalah pemicunya.
Seiring berkembangnya bandara, begitu pula jejak karbonnya. Hal ini karena lebih banyak energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan terminal baru, kendaraan transportasi darat, dan pembangunan infrastruktur.
Membangun kapasitas untuk pesawat tambahan juga dapat menciptakan reaksi balik di kalangan pencinta lingkungan. Lihat saja hiruk pikuk atas potensi landasan pacu ketiga di Bandara Heathrow Inggris.
Baca juga: Kurangi Dampak Krisis Iklim, Bandara Wajib Terapkan Konsep Eco Airport
Oleh karena itu, banyak bandara di seluruh dunia mengadopsi elemen yang lebih ramah lingkungan ke dalam desain dan strategi operasi mereka, serta mengikuti inisiatif ramah lingkungan.
Program Akreditasi Karbon Bandara yang dijalankan oleh Airports Council International (ACI), membantu lebih dari 200 bandara untuk mengelola emisi mereka, dengan tujuan akhir netralitas karbon.
Melalui praktik berkelanjutan dan penggunaan sumber bahan bakar terbarukan, terdapat sejumlah bandara yang bisa menjadi contoh untuk diikuti oleh hub penerbangan lainnya.
Berikut 8 bandara paling berkelanjutan di dunia:
Tidak hanya salah satu terbaik di duni, Bandara Changi Singapura juga memiliki silsilah untuk sadar lingkungan.
Dua penambahan terminal terbarunya dirancang untuk menyoroti komitmen bandara terhadap prinsip hijau, dengan skylight untuk meningkatkan cahaya alami, AC ditempatkan lebih dekat ke lantai, dan tanaman hijau yang berlimpah.
Terminal 4 yang baru dibuka menampilkan dinding hijau yang dihiasi lebih dari 20.000 spesies tanaman, dan dapat mengurangi suhu sekitar bandara serta meningkatkan kualitas udara.
Fitur lain yang digunakan di Changi termasuk sensor gerak dan pencahayaan hemat energi, perlengkapan hemat air, dan panel surya yang dipasang di atap.
Bandara Zurich telah mengurangi emisi karbonnya sekitar 30 persen sejak tahun 1991, dan bertujuan untuk menguranginya lebih jauh lagi pada tahun 2030.
Sistem fotovoltaik dipasang di atas dermaga pesawat dan tempat parkir mobil, sementara tumpukan energi bawah tanah digunakan untuk memanaskan dan mendinginkan terminalnya.
Konsumsi air di bandara juga menurun, dengan air limbah domestik dialirkan ke instalasi pengolahan di luar lokasi, dan air hujan dikumpulkan untuk digunakan di toilet.
Air dari operasi de-icing juga didaur ulang melalui proses alami yang unik, mikro-organisme khusus digunakan untuk memecah residu padat dalam cairan.
Sikap Zurich terhadap emisi kebisingan juga dipuji, karena membebankan biaya penerbangan untuk kebisingan pesawat berdasarkan kategorinya dan menghitung tingkat paparan kebisingan dari pergerakan penerbangan menggunakan program pemetaan yang sangat terperinci.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya