Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/07/2023, 11:00 WIB
Hilda B Alexander

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bandar udara atau bandara memiliki kebutuhan energi yang relatif tinggi. Betapa tidak, mulai dari menggerakkan operasi kontrol lalu lintas udara hingga papan pembaruan penerbangan dalam dan luar negeri, penerangan interior dan eksterior, semuanya membutuhkan energi.

Tentu saja, untuk memenuhi seluruh kebutuhan ini tak sedikit biaya yang ditimbulkan dan terus membengkak seiring dengan meningkatnya harga energi.

Hal ini ditambah dengan permintaan pelanggan akan transportasi yang lebih murah, tetapi lebih berkelanjutan, memberikan tekanan nyata pada operator bandara.

Beberapa bandara telah beralih ke tenaga surya untuk membantu mengatasi tantangan ini. Tenaga surya adalah energi yang ditangkap dari matahari dan diubah menjadi sesuatu yang dapat kita gunakan.

Baca juga: Kurangi Dampak Krisis Iklim, Bandara Wajib Terapkan Konsep Eco Airport

Paling umum ini adalah listrik, yang ditangkap menggunakan monocrystalline, polycrystalline, atau panel surya film tipis. Namun, panel surya juga bisa digunakan untuk memanaskan air secara langsung.

Tenaga surya menawarkan metode produksi energi alternatif untuk bahan bakar fosil tradisional yang juga dianggap lebih ramah lingkungan karena tidak ada emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan selama proses produksi listrik.

Ada beberapa kemajuan menarik dalam panel surya dalam beberapa tahun terakhir seperti produksi sel surya tandem baru, yang menjanjikan peningkatan efisiensi panel sebesar 50 persen.

Perkembangan lain telah melihat panel surya film tipis menjadi lebih mapan sebagai alternatif yang fleksibel dan terjangkau untuk panel kristal.

Perkembangan ini telah membuat tenaga surya menjadi pilihan yang lebih terjangkau dan layak untuk produksi energi di bandara.

Kebutuhan akan bandara yang berkelanjutan

Periset energi baru terbarukan Robert Cathcart menulis, perjalanan udara sering mendapat sorotan karena dampak lingkungannya.

Baca juga: Ini Kriteria Bandara Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Ini termasuk gas rumah kaca (GRK) yang dipancarkan oleh pesawat terbang serta polusi udara dan kebisingan lokal di sekitar bandara.

Karena pemerintah global terus menyadari pentingnya menurunkan emisi karbon dalam konteks mencapai tujuan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 13 (aksi iklim), kita cenderung melihat target yang lebih ambisius seputar pengurangannya.

Dia mencontohkan Pemerintah Inggris yang telah menggariskan rencana industri penerbangan untuk mencapai nol bersih pada tahun 2050.

Bandara memainkan peran penting dalam perekonomian, tidak hanya dengan memungkinkan perjalanan bisnis internasional, tetapi juga dengan membawa pekerjaan ke daerah mereka, berkontribusi pada SDGs Nomor 8 (pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi).

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2024 Diproyeksikan Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

2024 Diproyeksikan Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

LSM/Figur
Gelombang Panas dan Kekeringan Sebabkan Kerugian Miliaran Dollar AS dalam Setahun

Gelombang Panas dan Kekeringan Sebabkan Kerugian Miliaran Dollar AS dalam Setahun

Pemerintah
Nusa Penida Menuju Pulau 100 Persen Energi Terbarukan pada 2030

Nusa Penida Menuju Pulau 100 Persen Energi Terbarukan pada 2030

Swasta
Pembangunan Berkelanjutan Harus Menyentuh Desa Terdepan Indonesia

Pembangunan Berkelanjutan Harus Menyentuh Desa Terdepan Indonesia

LSM/Figur
Jadi Penyumbang Emisi GRK Besar, Penerbangan Bakal Diatur Lebih Ketat

Jadi Penyumbang Emisi GRK Besar, Penerbangan Bakal Diatur Lebih Ketat

Pemerintah
Skema 'Power Wheeling' Dinilai Naikkan Tarif Dasar Listrik

Skema "Power Wheeling" Dinilai Naikkan Tarif Dasar Listrik

LSM/Figur
Belahan Bumi Utara Alami Musim Panas Terpanas Sepanjang Sejarah

Belahan Bumi Utara Alami Musim Panas Terpanas Sepanjang Sejarah

LSM/Figur
Perubahan Iklim Sebabkan 400 Juta Siswa Terdampak Penutupan Sekolah

Perubahan Iklim Sebabkan 400 Juta Siswa Terdampak Penutupan Sekolah

Pemerintah
RPP Kebijakan Energi Nasional Disepakati Menteri ESDM dan DPR RI, Tunggu Pengesahan

RPP Kebijakan Energi Nasional Disepakati Menteri ESDM dan DPR RI, Tunggu Pengesahan

Pemerintah
Pemerintah Atur Cadangan Penyangga Energi, Dipakai saat Krisis dan Darurat

Pemerintah Atur Cadangan Penyangga Energi, Dipakai saat Krisis dan Darurat

Pemerintah
Lewat Hidrogen Hijau, Indonesia Bisa Hasilkan Energi Terbarukan 3.687 GW

Lewat Hidrogen Hijau, Indonesia Bisa Hasilkan Energi Terbarukan 3.687 GW

Pemerintah
Selain Pemerintah, Keterlibatan Swasta Penting Capai NZE

Selain Pemerintah, Keterlibatan Swasta Penting Capai NZE

Pemerintah
Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

LSM/Figur
Kemenko Marves dan IGCN Kolaborasi Pusat Unggulan Rumput Laut

Kemenko Marves dan IGCN Kolaborasi Pusat Unggulan Rumput Laut

Pemerintah
Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen

Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau