Akan tetapi, pandemi mengakibatkan hilangnya pekerjaan yang tidak proporsional bagi pekerja informal, terutama perempuan, pada 2020.
Perlakuan setara dalam pekerjaan, termasuk penghasilan yang adil dan merata, merupakan hal mendasar untuk mencapai pekerjaan yang layak untuk semua.
Sejauh ini, masih terjadi kesenjangan upah berdasarkan gender rata-rata di 102 negara sebesar sekitar 14 persen.
Namun, perhitungan ini hanya didasarkan pada penghasilan rata-rata per jam, sehingga tidak mengontrol karakteristik seperti sektor atau pekerjaan, tingkat pendidikan, atau jumlah pengalaman kerja.
Baca juga: Laporan SDGs 2022: Miliaran Orang Masih Kekurangan Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak
Persentase angka pengangguran secara global menurun secara signifikan pada 2022, turun menjadi 5,8 persen dari puncak 6,9 persen pada 2020 karena perekonomian mulai pulih dari guncangan pandemi Covid-19.
Meskipun prospek ekonomi global tidak pasti, pengangguran diproyeksikan akan meningkat sementara, karena sebagian besar guncangan diserap oleh turunnya upah riil di tengah percepatan inflasi.
Secara global, 23,5 persen kaum muda tidak mengenyam pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan pada 2022.
Meskipun ini sedikit menurun sejak 2020, tingkat kaum muda yang tidak mengenyam pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan masih di atas baseline 2015 sebesar 22,2 persen.
Estimasi terbaru menunjukkan bahwa jumlah anak yang menjadi pekerja anak meningkat menjadi 160 juta di seluruh dunia pada awal 2020.
Jumlah ini meningkat sebesar 8,4 juta anak dalam empat tahun terakhir. Ini berarti hampir 1 dari 10 dari semua anak menjadi pekerja anak di seluruh dunia.
Baca juga: Laporan SDGs 2022: Elektrifikasi Meningkat di Seluruh Dunia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya