GRESIK, KOMPAS.com - Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen terhadap pelestarian lingkungan, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) turut berpartisipasi dalam mengatasi persoalan sampah kota, dengan prinsip ekonomi sirkular melalui konversi sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF).
Solusi ini tidak hanya membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah, tetapi juga membantu pihak perusahaan mendapatkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Pemanfaatan RDF, salah satu inisiatif strategis perlindungan terhadap lingkungan dalam sustainability road map SIG dan mendukung perusahaan mencapai target penurunan emisi karbondioksida (CO2).
Baca juga: Bekasi Manfaatkan Teknologi Pengelolaan Sampah RDF, Ini Kelebihannya
Terlebih merujuk dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2022, ada sebanyak 12,362 juta ton sampah yang tidak terkelola, sehingga perlu peran aktif seluruh kalangan untuk membantu mengatasi persoalan tersebut.
Volume sampah yang terus meningkat, masih menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah fasilitas pengolahan sampah yang terbatas, sehingga sampah menumpuk dan menimbulkan masalah lingkungan.
Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif telah diterapkan oleh anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) di Pabrik Narogong dan Pabrik Cilacap.
Sejak 2020 hingga 2022, total pemanfaatan RDF pada dua pabrik tersebut mencapai 76.000 ton.
Baca juga: Kodim 0812 Lamongan Olah Sampah Plastik Jadi Paving Block
Berasal dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, RDF Plant Jeruklegi Cilacap dan TPST Wangon Banyumas.
Di Kabupaten Cilacap, SBI tidak hanya memanfaatkan hasil produksi RDF Plant Jeruklegi milik Pemkab Cilacap.
Namun juga menjadi inisiator, sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia.
Sejak diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan pada 21 Juli 2020, fasilitas RDF Cilacap mampu mengolah 160 ton sampah per hari, untuk menghasilkan sekitar 70 ton RDF per hari.
Jumlah tersebut, berpotensi menggantikan 40 ton batu bara per hari.
Pengelolaan sampah secara berkelanjutan merupakan upaya SIG dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman, sekaligus memberikan manfaat ekonomi.
Baca juga: Valuasi Daur Ulang Sampah Plastik Indonesia Belum Terhitung
"Melalui pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif, ketergantungan pada sumber energi fosil dapat ditekan, sumber daya alam dapat dilestarikan dan emisi gas karbon dapat diturunkan,” ujar Vita Mahreyni, melalui keterangan tertulis, Sabtu (12/8/2023).
Selain RDF, SIG juga memanfaatkan sumber bahan bakar alternatif lainnya, yang berasal dari biomassa dan limbah industri.
Rangkaian inisiatif SIG dalam pemanfaatan bahan bakar alternatif ini, telah mendukung perusahaan mencapai target penurunan emisi CO2.
Komitmen SIG terhadap upaya pelestarian lingkungan semakin mantap dengan kehadiran layanan waste management bernama Nathabumi.
Baca juga: Menakar Investasi Daur Ulang Sampah di Indonesia
Unit bisnis penyedia solusi pengelolaan limbah dan sampah berkelanjutan, bagi sektor industri serta pemerintah kota.
Nathabumi memberikan layanan pengelolaan limbah industri baik B3 maupun non-B3, pengelolaan sampah perkotaan, analisis dan laboratorium limbah, hingga pengelolaan limbah pengeboran.
Sistem pengelolaan sampah dan limbah oleh Nathabumi, dilakukan dengan pendekatan yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan melalui metode co-processing.
Teknologi yang dimiliki oleh Nathabumi merupakan solusi jangka panjang, untuk membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah.
"Sejak tahun 2010 hingga 2022, Nathabumi telah mengelola 5,7 juta ton limbah dan sampah,” kata Vita.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya