JAKARTA, KOMPAS.com - Permasalahan sampah di Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata. Sebaliknya, butuh solusi mendesak untuk segera dituntaskan secara bersama-sama.
Bagaimana tidak, produksi sampah Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia sebesar 19,45 juta ton sepanjang 2022.
Dari jumlah tersebut, hanya sebanyak 9,06 juta ton timbulan sampah Nasional berhasil ditangani sepanjang 2022. Sementara, timbulan sampah yang mampu dikurangi sebanyak 5,05 juta ton.
Baca juga: Pasar Daur Ulang Tembus Rp 836 Triliun Dipicu 12 Faktor, Ini Daftarnya
Padahal, menurut Menteri Perindustrian Agung Gumiwang, industri daur ulang khusus limbah plastik sangat menjanjikan peluang bisnis dan potensial berdampak pada bangkitan ekonomi sirkular.
Investasi industri daur ulang sampah plastik di Indonesia pada tahun lalu bisa mencapai angka sekitar Rp 20 triliun.
"Angka ini mencakup 241 populasi industri daur ulang sampah plastik," ujar Agus beberapa waktu lalu.
Hal ini juga sejalan dengan proyeksi Presedence Research untuk nilai pasar daur ulang global yang nyaris mencapai Rp 1.000 triliun pada 2023, atau tepatnya Rp 836 triliun.
Namun, dari pengumpulan sampah plastik yang ada di Indonesia saat ini, baru sekitar 20 persen yang bisa dipergunakan sebagai bahan baku plastik dengan kualitas food grade.
Oleh karena itu, salah satu pendekatan pengelolaan sampah Nasional adalah pendekatan ekonomi sirkular.
Baca juga: Permintaan Tinggi, Nilai Pasar Daur Ulang Tembus Rp 836 Triliun
“Tren untuk menggunakan produk-produk recycle itu semakin tinggi, terutama di market luar negeri, yang akan menjadi target pasar ekspor kita,” ujar Agus.
Untuk itu, penerapan konsep ekonomi sirkular perlu didasarkan pada prinsip pemanfaatan kembali demi memaksimalkan nilai ekonomi dari barang-barang sisa konsumsi.
Agus menjelaskan, rantai industri daur ulang plastik merupakan salah satu bentuk praktik sirkular ekonomi yang menjadi sorotan.
Sektor ini mengolah sampah plastik seperti sampah kemasan dan barang-barang plastik lainnya menjadi produk bernilai tambah, mulai dari resin daur ulang hingga produk-produk jadi seperti barang-barang dari plastik, tekstil, dan palet.
Baca juga: 6 Cara Kreatif Daur Ulang Botol Plastik di Rumah
Saat ini, kemampuan produksinya sebesar 2,54 juta ton per tahun dan akan terus mengalami peningkatkan seiring dengan adanya komitmen pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di lautan sampai 70 persen pada 2025.
Berbagai kebijakan pun diterapkan untuk mendorong tumbuhnya industri daur ulang plastik, antara lain melalui penerapan Pedoman Tata Cara Produksi PET daur ulang untuk kemasan pangan, dan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk resin PET Daur Ulang.
Kemudian melakukan inisiatif untuk menerapkan regulasi Tingkat Komponen Daur Ulang pada barang jadi plastik agar dimanfaatkan dalam pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah, serta memberikan insentif pengurangan PPn bagi industri daur ulang plastik.
Upaya tersebut diharapkan dapat membangun ekosistem ekonomi sirkular melalui pengolahan sampah plastik di Indonesia, merangsang industri daur ulang plastik Nasional serta memperkuat infrastruktur gerakan ekonomi sirkular di Indonesia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya