Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Energi Hijau Punya Prospek Keuntungan Jangka Panjang Bagi Investor

Kompas.com, 16 Agustus 2023, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma menilai, sektor energi hijau mempunyai prospek keuntungan jangka panjang bagi para investor.

Samuel menuturkan, energi hijau merupakan sektor yang sangat menarik untuk jangka panjang, sebagaimana dilansir Antara.

“Dan juga menjadi satu sektor yang menjadi unique selling point Indonesia di mata investor asing,” kata Samuel dalam diskusi bertajuk “Market Update: No Harsh Landing” yang digelar MAMI secara virtual di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Investasi Hijau Bisa Ciptakan 1,66 Juta Lapangan Kerja per Tahun

Sektor energi hijau menjadi salah satu sektor yang diproyeksikan menguntungkan.

Hal ini mengingat posisi Indonesia yang menjadi negara produsen sumber daya alam penunjang energi terbarukan di negara lain, salah satu contohnya nikel untuk bahan dasar baterai litium.

Indonesia juga tengah mengembangkan industri hilirisasi nikel yang akan memberikan nilai tambah untuk industri mobil listrik di dunia.

Apabila para investor mencari peluang jangka pendek yang potensial, sektor domestik dapat menjadi pertimbangan.

Baca juga: Resep Sukses Stockholm, Kota Paling Hijau dan Berkelanjutan di Dunia

Terutama pada semester II 2023 yang mana aktivitas ekonomi akan banyak berputar di kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan dimulai.

Lebih lanjut, Samuel menilai sektor perbankan juga masih tetap menjadi sektor yang potensial di pasar saham maupun obligasi.

Pasalnya, sektor perbankan mengikuti aktivitas ekonomi Indonesia. Apabila sektor ekonomi membaik, maka pertumbuhan di perbankan juga ikut membaik.

Serta, secara akumulatif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sektor perbankan merupakan sektor yang terbesar.

Baca juga: Ekonomi Hijau Jadi Prioritas Kerja Sama Indonesia-Korea Selatan

Samuel menambahkan, sektor telekomunikasi juga menunjukkan kinerja yang cukup bagus pada semester I tahun ini dan tak menutup kemungkinan akan berlanjut hingga beberapa semester ke depan.

Dia mengacu pada kebutuhan masyarakat yang telah menjadikan pulsa ataupun paket data internet sebagai kebutuhan pokok untuk sekadar hiburan ataupun bekerja.

Dari segi bisnis, sektor telekomunikasi juga menunjukkan adanya kompetisi yang sehat.

“Jadi, kami menduga harusnya pertumbuhan pendapatan dan laba ke depannya juga akan sangat sehat dan visibility-nya juga cukup tinggi,” ujarnya.

Baca juga: PLTS Raksasa 2,6 GWp Dibangun di Australia, Produksi Hidrogen Hijau

Chief Economist & Investment Strategic MAMI Katarina Setiawan menuturkan, para investor harus tetap menaruh perhatian pada beberapa risiko.

Pertama, masih adanya kebijakan bank sentral AS atau The Fed yang masih tak menentu. Dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global dan kebijakan moneter negara berkembang, serta berkurangnya likuiditas global dan domestik mempengaruhi investasi di aset-aset Indonesia.

Kedua, adanya risiko geopolitik dan politik domestik dikarenakan menjelang pemilu, investasi dan belanja modal diperkirakan menurun.

Ketiga, risiko dari harga komoditas yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa serta defisit fiskal.

Baca juga: Inisiatif Energi Hijau Semen Tonasa Dapat Apresiasi Internasional

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Pemerintah
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
LSM/Figur
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Pemerintah
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
LSM/Figur
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
LSM/Figur
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
LSM/Figur
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
LSM/Figur
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Pemerintah
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
LSM/Figur
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Swasta
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau