KOMPAS.com – Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki produk dengan fokus terhadap isu lingkungan ke depannya akan memiliki pasar yang lebih luas.
Hal tersebut disampaikan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira pada Rabu (16/8/2023).
“UMKM yang lebih cepat sadar tentang pentingnya standar lingkungan dan bahkan bergerak mendorong isu lingkungan dan mengedukasi konsumen, itu yang akan punya pasar lebih luas, itu yang terjadi sekarang,” kata dia kepada Antara.
Baca juga: Green Jobs, Bidang Pekerjaan Layak yang Menjawab Masalah Lingkungan
Bhima menyampaikan, pernyataannya tersebut berdasarkan atas tren konsumen dunia yang kian hari semakin cenderung menginginkan produk yang sejalan dengan isu-isu lingkungan.
Produk UMKM dengan nilai ekonomi hijau akan memiliki kesempatan lebih besar untuk memperluas pasarnya ke kancah global.
Mantan peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) itu menambahkan, pentingnya mendorong UMKM untuk mengarah pada ekonomi hijau, meski saat ini belum banyak UMKM yang melakukannya.
Bhima menuturkan, ekonomi hijau menjadi salah satu satu tuntutan eksternal yang justru menjadi peluang.
Baca juga: Selain Ancam Lingkungan, Perubahan Iklim Tingkatkan Risiko Infeksi dan Keracunan Makanan
“Jangan menganggap ini sebagai hambatan, tapi justru peluang baru dan punya segmentasi yang sekarang mulai tersebar di beberapa kelas sosial, perkotaan juga, dan juga di kelompok usia yang bervariatif,” jelasnya.
Dia menyebut, UMKM yang peduli terhadap isu lingkungan justru akan memiliki nilai yang tinggi di mata konsumen dan pemasok.
Berbagai negara konsumen produk UMKM juga kini lebih jeli dalam memilah produk yang ramah lingkungan.
“Negara importir produk UMKM lokal (Indonesia) akan melacak, apakah bahan baku yang digunakan tersertifikasi berkelanjutan misalnya,” papar Bhima.
Baca juga: Indonesia-Korsel Sepakat Mendukung Investasi Ramah Lingkungan
“Atau apakah melibatkan pengolahan limbah yang baik, bahkan sampai ada sertifikat untuk pengukuran emisi karbon dalam proses produksinya,” imbuhnya.
Saat ini, pada umumnya biaya produksi hingga harga jual untuk barang ramah lingkungan memang masih relatif lebih tinggi.
Akan tetapi, Bhima menuturkan hal tersebut bukanlah hambatan, justru memiliki segmen pasar baru yang besar dan menjadi peluang bisnis yang tinggi.
Baca juga: Anak Pramuka Tanam 750 Bibit Pohon di Lingkungan Gedung Kwarda Kepri
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya