Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Surutnya air di Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, beberapa waktu terakhir berpengaruh terhadap operasional Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling.

Ahli tata kelola pembangkit PLTA Saguling Novy Heryanto mengatakan, air muka waduk turun hingga mencapai 15 meter (m) saat musim kemarau ini.

Karena muka air yang rendah, debit air masuk (inflow) yang ditampung di Waduk Saguling memengaruhi produksi listrik PLTA berkapasitas 700 megawatt (MW) dengan empat turbin tersebut.

Baca juga: 10 Negara dengan PLTA Terbanyak di Dunia

“Artinya dengan kondisi inflow, maka akan berpengaruh dengan produksi listrik dari PLTA Saguling,” kata Novy, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (16/8/2023).

“Dan PLTA Saguling hanya akan dioperasikan optimal saat beban puncak, yakni jam 17.00-22.00 (WIB),” sambungnya.

Di luar waktu tersebut, Novy menuturkan bahwa PLTA Saguling akan dioperasikan sesuai permintaan dari Pusat Pengatur Beban.

Novy menuturkan, pihak pengelola juga akan melakukan pemeliharaan mesin-mesin PLTA Saguling untuk mengembalikan performanya saat musim kemarau ini.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

“Sehingga nantinya saat musim hujan, pembangkit dapat beroperasi dengan penuh atau full load capacity,” ucapnya.

Selain digunakan untuk PLTS, Waduk Saguling yang terletak pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut ini juga memiliki fungsi untuk pengairan pertanian.

Novy menyebutkan, meski berfungsi untuk pengairan pertanian, fungsi utama Waduk Saguling adalah memenuhi kebutuhan energi primer yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.

“Jadi tidak difungsikan untuk pengairan pertanian, sehingga PLN IP (Indonesia Power) Saguling tidak memiliki tanggung jawab terhadap pengairan pertanian dari Waduk Saguling,” papar Novy.

Baca juga: Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Komponennya

“Dan kami tidak memiliki wewenang itu sehingga tidak mengetahui dampak kemarau untuk pengairan dan pertanian,” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, 178 hektare lahan persawahan di 13 desa di Kecamatan Cililin, Kecamatan Sindangkerta, Kecamatan Cihampelas, dan Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat mengalami kekeringan akibat kemarau kering imbas El Nino.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bandung Barat menilai, luasan ini bisa bertambah karena diprediksi El Nino akan berlangsung sampai akhir tahun.

DKPP menyiapkan dua skema yaitu menyiapkan insentif untuk petani dan mengupayakan dukungan infrastruktur sumur bor serta mesin sedot air untuk lahan kering.

Baca juga: Bukaka Jamin Smelter Nikel Tahap II Palopo Ramah Lingkungan, Andalkan Listrik PLTA

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Indonesia Jadi Tuan Rumah Kongres APAAACI 2025, Serukan Aksi Hadapi Dampak Iklim terhadap Kesehatan
Indonesia Jadi Tuan Rumah Kongres APAAACI 2025, Serukan Aksi Hadapi Dampak Iklim terhadap Kesehatan
LSM/Figur
Hakim Putuskan Tak Lanjut Gugatan Perusahaan terhadap Guru Besar IPB
Hakim Putuskan Tak Lanjut Gugatan Perusahaan terhadap Guru Besar IPB
LSM/Figur
Anak Muda Cinta Lingkungan tapi Belum Bertindak, Ini Temuan Youth Sustainability Index 2025
Anak Muda Cinta Lingkungan tapi Belum Bertindak, Ini Temuan Youth Sustainability Index 2025
LSM/Figur
Cerita Tabarano, Desa Kering di Wasuponda yang Disulap Jadi Agrowisata
Cerita Tabarano, Desa Kering di Wasuponda yang Disulap Jadi Agrowisata
Swasta
Rekor Baru: September Jadi Bulan Terpanas Ketiga Sepanjang Sejarah
Rekor Baru: September Jadi Bulan Terpanas Ketiga Sepanjang Sejarah
Pemerintah
UE Prioritaskan Penggunaan AI Lokal di Sektor Strategis
UE Prioritaskan Penggunaan AI Lokal di Sektor Strategis
Pemerintah
Mendengar Suara Perempuan Penggerak Keberlanjutan di Lestari Summit 2025
Mendengar Suara Perempuan Penggerak Keberlanjutan di Lestari Summit 2025
LSM/Figur
Tren Baru Barang Mewah, Konsumen Pilih Produk Berkualitas, Bekas dan Berkelanjutan
Tren Baru Barang Mewah, Konsumen Pilih Produk Berkualitas, Bekas dan Berkelanjutan
Pemerintah
Dari Krisis ke Harapan, Warga Oenenu Selatan Kini Nikmati Air Bersih Berkat Energi Surya
Dari Krisis ke Harapan, Warga Oenenu Selatan Kini Nikmati Air Bersih Berkat Energi Surya
Swasta
Inisiatif Global, ISO Rilis Standar Baru tentang Keanekaragaman Hayati
Inisiatif Global, ISO Rilis Standar Baru tentang Keanekaragaman Hayati
Pemerintah
Antisipasi Tsunami dan Gempa, BMKG Resmikan Sistem Peringatan Dini di Timor Leste
Antisipasi Tsunami dan Gempa, BMKG Resmikan Sistem Peringatan Dini di Timor Leste
Pemerintah
Desain Hunian Ramah Iklim Bantu Kota Atasi Panas Ekstrem
Desain Hunian Ramah Iklim Bantu Kota Atasi Panas Ekstrem
LSM/Figur
Target Bangun 1.000 Kapal, KKP Siapkan SDM dari Sekolah dan Masyarakat Pesisir
Target Bangun 1.000 Kapal, KKP Siapkan SDM dari Sekolah dan Masyarakat Pesisir
Pemerintah
Nasib Masyarakat Adat di Indonesia dan Amerika Latin Punya Banyak Kesamaan
Nasib Masyarakat Adat di Indonesia dan Amerika Latin Punya Banyak Kesamaan
LSM/Figur
Industri Baja Perparah Kerentanan Cilegon Hadapi Krisis Iklim dan Bencana Ekologis
Industri Baja Perparah Kerentanan Cilegon Hadapi Krisis Iklim dan Bencana Ekologis
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau