KOMPAS.com – Untuk mencapai netralitas karbon atau net zero emission (NZE) di kawasan ASEAN, tidak bisa hanya dilakukan di sektor ketenagalistrikan.
Mencapai NZE harus dilakukan di semua sektor kondumsi energi final seperti industri, transportasi, perumahan, dan komersial.
Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam The 6th East Asia Energy Forum Decarbonization in the Final Energy Consumption Sector, Senin (21/8/2023).
Baca juga: Produksi Baterai Jadi Kunci Capai Target Netralitas Karbon
“Negara-negara ASEAN telah berjanji untuk mencapai target NZE pada pertengahan abad ini. Komitmen ini akan menjadi landasan peta jalan menuju ASEAN NZE,” tutur Arifin dalam keterangan tertulis.
Menurut laporan International Renewable Energy Agency (IRENA), konsumsi listrik di sektor bangunan meningkat dari 46 persen pada 2018 menjadi 78 persen dalam Planned Energy Scenario (PES) 2050.
Kenaikan tersebut terjadi karena peningkatan penggunaan listrik untuk pendingin ruangan, peralatan dan memasak.
Sedangkan di sektor industri, industri berat dan menengah sekitar 80 persen akan menggunakan bahan bakar pada skenario PES 2050.
Baca juga: Besarnya Emisi Karbon Jadi Momentum Menuju Transportasi Bersih
“Sedangkan di bidang transportasi, di bawah PES 2050, pangsa mesin pembakaran dalam di kawasan ASEAN mencapai 80 persen pada 2050,” papar Arifin.
Arifin menyampaikan, dari hal-hal tersebut efisiensi energi dan konservasi serta elektrifikasi menjadi penting untuk diterapkan di seluruh sektor untuk menghindari pelepasan emisi lebih banyak ke udara di kawasan ASEAN.
Dia merinci upaya yang perlu dilakukan pada berbagai sektor. Dari sektor bangunan, Arifin perlunya mengembangkan dan merevisi persyaratan efisiensi energi untuk AC dan lemari es.
Selain itu, mewajibkan penggunaan peralatan yang paling efisien di sektor komersial, mewajibkan penggantian lampu LED, meningkatkan standar efisiensi dalam peraturan bangunan untuk konstruksi baru dan retrofit, serta menerapkan sertifikasi bangunan.
Baca juga: Sejumlah Provinsi Komitmen Pembangunan Rendah Karbon
“Sementara dari sektor industri, diperlukan efisiensi dan konservasi energi. Serta elektrifikasi dan penggunaan hidrogen dalam industri baja dan semen ketika teknologinya sudah matang,” ucap Arifin.
Sedangkan di sektor transportasi, perlu peningkatan penghematan bahan bakar kendaraan bermesin pembakaran dalam, implementasi kendaraan listrik, menggunakan bahan bakar nabati dan gas, serta mesin hidrogen dan kendaraan fuel cell untuk truk dan bus.
KTT ASEAN 2023 telah menyepakati penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendekarbonisasi sektor transportasi darat di kawasan guna mencapai NZE.
Arifin berujar, negara-negara ASEAN berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik regional dengan melibatkan seluruh anggotanya.
“Kita harus bekerja untuk meningkatkan industri kendaraan listrik dan menjadikan ASEAN sebagai pusat produksi global,” ujar Arifin.
Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, Danamon Tanam 4.500 Pohon di Jambi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya