JAKARTA, KOMPAS.com - Beam Mobility Indonesia akan memperluas jangkauan layanan mobilitas mikro perkotaan, e-bike sharing, melalui penambahan armada sebanyak 2.000 unit hingga akhir 2023.
Dengan target perluasan layanan alternatif transportasi tersebut, jumlah total unit Beam Mobility Indonesia yang siap digunakan kalangan komuter urban adalah 6.000 unit.
Senior Communications Associate Beam Mobility Indonesia Bagus Sukmana mengungkapkan hal itu saat menjawab Kompas.com, dalam media gathering, di Jakarta, Selasa (29/8/2023).
"Saat ini kami tengah melakukan proses kesepakatan dengan sejumlah pengembang dan kawasan pendidikan di Jadebotabek," ujar Bagus.
Perluasan jangkauan layanan ini dalam rangka mendorong perubahan gaya hidup dalam bermobilitas untuk lingkungan yang berkelanjutan.
Baca juga: Pastikan Pengguna Aman, Beam Mobility Bisa Deteksi Kendala Kendaraan
Country Manager Beam Mobility Indonesia Devraj Sathivelu mengatakan, inovasi Perusahaan melalui mobilitas mikro bisa menjadi salah satu jawaban untuk polusi udara di kawasan jadebotabek yang semakin memburuk akhir-akhir ini.
Sistem yang ditawarkan, akan menghasilkan transportasi alternatif yang lebih berkelanjutan, efisien, aman, dan lebih terjangkau.
"Dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 275 juta, kemudahan mobilitas dengan transportasi ramah lingkungan menjadi aspek penting dalam melakukan kegiatan sehari-hari, untuk itu perlu adanya upaya sinergitas antara regulator, perusahaan swasta, maupun masyarakat untuk mendukung pengurangan polusi udara," papar Devraj.
Senior Product Manager Beam Mobility Indonesia Christofe Survian menambahkan, teknologi Geofence memungkinkan Perusahaan untuk memonitor kondisi kendaraan secara real-time, dan otomatis dapat mendeteksi jika terdapat permasalahan pada kendaraan Beam.
Teknologi Geofence ini juga dapat mendeteksi ketika diperlukan penggantian baterai untuk armada Beam.
Baca juga: Kolaborasi Beam Mobility dengan DPG Hadirkan 500 Sepeda Elektrik
“Bahkan teknologi Geofence memberi batasan untuk wilayah ataupun area yang bisa dilewati oleh setiap pengendara e-bike Beam," cetus Christof.
Seluruh armada Beam Mobility memiliki kecepatan yang dibatasi maksimal 25 kilometer per jam. Beam Mobility memastikan armadanya dapat diakses oleh penggunanya, setiap armada dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan petunjuk keselamatan dalam berkendara.
Selain itu sebagai upaya untuk pengenalan armada Beam Mobility kepada masyarakat lebih dalam, terdapat program pelatihan armada secara cuma-cuma yang disebut Beam Safe Academy.
Pada tahun 2019 Beam mendapatkan sertifikasi Climate Neutral sebagai perusahaan yang memberikan atensi untuk menghilangkan emisi karbon.
Beam juga menargetkan untuk melangkah lebih jauh untuk mengurangi emisi karbon dengan menerapkan Reduction Action Plan dengan beralih menggunakan armada elektrik dari sumber terbarukan yang bersertifikat, serta mengkonversi menuju sumber energi bersertifikat untuk semua kegiatan operasionalnya.
Baca juga: Sepeda Listrik Besutan Beam Mobility Kini Tersedia di Kawasan Jababeka
“Kami adalah satu-satunya Operator Mobilitas Mikro yang telah menerima sertifikasi Climate Neutal di Asia Pasifik selama tiga tahun berturut-turut," cetus Devraj.
Sejauh ini di Indonesia Beam Mobility telah hadir di beberapa kota dan wilayah termasuk Bogor dan Bali, kawasan edukasi seperti Universitas Indonesia hingga kawasan pemukiman seperti di Bintaro, Jababeka, Alam Sutera, Jakarta Garden City, Citra Raya, Sedayu City, dan beberapa kawasan pemukiman lainnya.
Beam Mobility sendiri telah mengoperasikan layanan skuter dan sepeda elektrik secara ride-sharing di lebih dari 60 kota di Australia, Selandia Baru, Malaysia, Thailand, Korea, dan Turki.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya