Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 1 September 2023, 12:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan iklim memiliki pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup manusia dan lingkungan pada masa depan.

Terlibat serta dalam memerangi dampak buruk dari perubahan iklim, perusahaan asal Jepang yang memproduksi berbagai produk teknologi air dan perumahan, LIXIL Group terus melaksanakan komitmennya.

Leader LIXIL Water Technology Asia Pacific Satoshi Konagai mengatakan, perusahaan telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari proses bisnis, produk, dan layanan menjadi nol bersih pada tahun 2050.

Baca juga: Waduk Terbesar Kedua di Indonesia Diprediksi Akan Kena Dampak Perubahan Iklim

“Pada tahun fiskal (FYE) 2031, kami bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari aktivitas operasional sebesar 50 persen. Jumlah tersebut naik dari target FYE 2019 yakni sebesar 30 persen,” ungkap Satoshi kepada Kompas.com, Jumat (1/9/2023). 

Menurutnya, LIXIL mendukung adaptasi perubahan iklim dengan memberikan solusi. Misalnya, untuk menghadapi bencana alam atau untuk mencegah serangan gelombang panas di dalam ruangan.

LIXIL menangani masalah sosial melalui operasi bisnis agar menciptakan rumah yang lebih baik yang memenuhi kebutuhan setiap orang yang memiliki beragam gaya hidup.

Hal ini berarti mewujudkan sanitasi dan kebersihan yang aman bagi semua orang dan meminimalkan jejak ekologis di seluruh bagian operasional bisnis.

Selain itu, perusahaan juga harus berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan melalui produk dan layanan inovatif serta membantu para keluarga untuk hidup lebih sehat, nyaman, dan ramah lingkungan.

Selain mengurangi emisi karbon dioksida, Satoshi mengatakan, LIXIL juga menetapkan keberlanjutan air sebagai salah satu bidang fokus yang menjadi prioritas.

“Sebagai perusahaan terkemuka di bidang produk terkait air, kami menetapkan target jangka menengah pada tahun 2023. Tujuannya membantu masyarakat menikmati manfaat air sepenuhnya dan membantu menjamin penggunaan air berkelanjutan dalam skala global,” tegas Satoshi.

Baca juga: BTN dan KPR yang Terus Bertumbuh Menggerakkan Ekonomi Sirkular

Ekonomi Sirkular

Untuk mewujudkan visi lingkungan Zero Carbon dan Circular Living, LIXIL menetapkan ekonomi sirkular sebagai salah satu area fokus yang harus ditangani.

Untuk memastikan penggunaan sumber daya yang terbatas secara berkelanjutan, Lixil telah mendorong produksi sirkular di seluruh proses produk.

Mulai dari pengadaan bahan mentah, termasuk logam, kayu, resin, dan keramik, hingga manufaktur, penggunaan produk, dan pembuangan.

“Dipicu oleh Pernyataan Aksi Plastik LIXIL yang diumumkan pada tahun 2021, kami juga berupaya untuk mewujudkannya mengurangi jumlah penggunaan plastik, mendaur ulang plastik, dan mengembangkan bahan alternatif,” papar Satoshi.

Capaian tahun 2023

Pada April 2023, LIXIL berada di jalur yang tepat untuk menerapkan tiga pilar keberlanjutan, yaitu mitigasi perubahan iklim, keberlanjutan air, dan ekonomi sirkular. 

Sebelumnya, pada akhir tahun 2022, pilar mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang telah diterapkan LIXIL  telah mencapai angka masing-masing 33 persen dan 40 persen dari target emisi karbon dioksida yang ditargetkan. 

"Kami juga berada di jalur yang tepat untuk mencapai rasio 100 persen penjualan keran dan toilet hemat energi dan air," terangnya. 

Dalam bidang Keberlanjutan air, LIXIL telah menghemat sekitar 1,3 miliar meter kubik air dari keran dan toilet yang hemat energi dan air, atau sekitar 65 persen kemajuan, dari target penghematan air kami sebesar 2 miliar meter kubik.

"Kami terus berupaya mencapai efisiensi penggunaan air dalam operasi kami, dengan target keseluruhan sebesar 20 persen," tambah Satohsi. 

Sementara untuk target pilar ekonomi sirkular, untuk meningkatkan tingkat daur ulang limbah dalam operasional perusahaan telah mencapai 78 persen dari target 90 persen di seluruh lini bisnis.

"Hingga kini, LIXIL telah mencapai kemajuan 70 persen dalam penggunaan aluminium daur ulang," tandas Satohsi. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau