Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2023, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Imansyah Ibnu Hakim menyampaikan konservasi energi termal berperan bagi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

"Konservasi energi dapat berkontribusi mencapai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu energi bersih dan terjangkau serta penanganan perubahan iklim," kata Imansyah dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Teknik Konservasi Energi Termal di UI Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Dalam pidato pengukuhannya, fia menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Mindset of Energy Conservation: Konservasi Energi Termal Menuju Masa Depan Berkelanjutan”, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Program Ekonomi Biru Disebut Sejalan dengan SDGs

Dia menuturkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, peningkatan populasi penduduk di Indonesia sebesar 1,05 persen dari tahun sebelumnya dan saat ini mencapai 278,69 juta jiwa.

Meningkatnya populasi penduduk akan diiringi dengan bertambahnya berbagai kebutuhan hidup dan perkembangan teknologi.

Peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi selaras dengan kondisi perubahan iklim global telah mendorong peningkatan kebutuhan energi pendingin di dalam gedung.

"Pada wilayah yang mempunyai iklim tropis dengan suhu panas dan kelembaban relatif tinggi, sistem pemanas (heating), ventilasi (ventilating) dan penyejuk udara (air conditioning) atau HVAC diperlukan untuk menjaga kenyamanan ruangan dalam gedung," katanya.

Terlebih, lanjut dia, kontrol kelembaban sangat penting untuk menjaga kondisi nyaman dan sehat bagi para penghuni dalam sebuah gedung.

Baca juga: Wujudkan Desa Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan Melalui SDGs

Dengan adanya suhu panas dan kelembaban relatif tinggi, maka konsumsi energi untuk pengkondisian udara dalam gedung yang akan semakin tinggi.

Ia menambahkan, Standar Nasional Amerika untuk kondisi lingkungan termal bagi hunian manusia yakni ASHRAE Standard 55 (2010), direkomendasikan bahwa suhu dan kelembaban dalam ruangan sebuah bangunan harus dipertahankan pada suhu 23 derajat celsius dan kelembaban 50 persen.

"Untuk memenuhi persyaratan ini, ada dua jenis metode pendinginan yang dikenal sebagai sistem pendinginan aktif dan pasif," ujarnya.

Dia merinci sistem pendingin aktif menggunakan ventilasi mekanis dan sistem pengkondisian udara dengan HVAC untuk menghasilkan efek pendinginan.

Sedangkan, sistem pendingin pasif mempertahankan kenyamanan suhu dalam bangunan melalui proses konveksi alami dengan mengurangi perolehan panas bersama konsumsi energi rendah atau tanpa konsumsi energi.

Baca juga: Capai SDGs di Indonesia Perlu Peran dari Berbagai Pihak

Pipa panas

Salah satu teknik pendinginan pasif adalah dengan menggunakan pipa panas atau heat pipe atau lebih tepatnya dengan menggunakan close loop pulsating heat pipe (CL PHP).

Heat pipe merupakan teknologi yang sudah cukup lama ada dan telah digunakan dalam berbagai aplikasi yang berhubungan dengan pemindahan panas atau heat transfer.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Pemerintah
Laporan 'Health and Benefits Study 2024': 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Laporan "Health and Benefits Study 2024": 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Swasta
Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Pemerintah
Forum 'ESG Edge' Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

Forum "ESG Edge" Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

LSM/Figur
Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Pemerintah
Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah
DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

Pemerintah
Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Pemerintah
Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

BUMN
Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Pemerintah
1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

LSM/Figur
Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

LSM/Figur
Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program 'AKSI' di Banjarnegara Jateng

Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program "AKSI" di Banjarnegara Jateng

BUMN
Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau