GRESIK, KOMPAS.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG berkomitmen untuk mengawal upaya pelestarian ozon melalui pengoperasian fasilitas pemusnah Bahan Perusak Ozon (BPO) di Narogong, Jawa Barat. Fasilitas ini diklaim menjadi yang pertama di Asia Tenggara.
Lapisan ozon memiliki peranan penting melindungi bumi dari bahaya radiasi ultraviolet (UV) matahari, terutama UV-B. Lubang ozon di Benua Antartika yang ditemukan pertama kali pada awal 1980-an, telah meningkatkan atensi publik sedunia dan mendorong aksi global untuk melakukan pemulihan.
Aksi global tersebut dikenal dengan nama Protokol Montreal, sebuah perjanjian internasional untuk melindungi lapisan ozon dari zat-zat kimia berbahaya dan merusak, seperti Chlorofluorocarbon (CFC) yang memiliki unsur klorin, florin dan karbon, yang ditemui pada alat pendingin ruangan atau air conditioner (AC).
Baca juga: Kamu Bisa Ikut Peduli Lingkungan dengan Menanam Tanaman, Begini Caranya
Panel ilmiah didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada awal 2023 melaporkan, lapisan ozon sedang menuju pemulihan berkat kerja keras puluhan tahun untuk menghilangkan bahan kimia perusak ozon.
Panel yang terdiri dari para ahli internasional itu mengabarkan, lapisan ozon diharapkan pulih ke ukuran tahun 1980 (saat lubang ozon diakui secara resmi) pada 2066 di Antartika, pada 2045 di kutub utara dan pada 2040 di bagian dunia lainnya.
Adanya lubang ozon akan menurunkan fungsinya sebagai penghalau radiasi UV dari matahari, yang dapat menyebabkan kanker kulit, kerusakan pada mata, serta mengganggu sistem imun manusia.
Radiasi UV juga dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman dan ekosistem perairan, serta menyebabkan penyakit pada hewan.
Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen terhadap keberlanjutan, SIG berpartisipasi dalam upaya pelestarian ozon sesuai Protokol Montreal dengan kehadiran fasilitas pemusnah BPO yang telah beroperasi sejak 2007 dan sekaligus pertama di Asia Tenggara.
Baca juga: Limbah Cair Sawit, Pencemar Lingkungan yang Berpotensi Jadi Sumber Energi Terbarukan
Fasilitas pemusnah BPO tersebut dioperasikan oleh Nathabumi, yang merupakan unit bisnis SIG di Narogong, Jawa barat. Nathabumi menyediakan solusi pengelolaan limbah dan sampah berkelanjutan, bagi sektor industri dan pemerintah kota.
Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, fasilitas pemusnah BPO yang juga pertama di Asia Tenggara tersebut merupakan wujud kontribusi pihanya dalam upaya pelestarian ozon dan menjaga keberlanjutan kehidupan di bumi.
"Proses pemusnahan BPO oleh Nathabumi dilakukan dengan teknologi yang aman dan ramah lingkungan. Di mana limbah BPO yang berbentuk cair maupun gas, dimusnahkan dalam tanur semen dengan suhu mencapai 1.500 derajat celsius secara stabil," ujar Vita melalui keterangan tertulis, Sabtu (16/9/2023).
Fasilitas pemusnahan BPO milik SIG, telah memiliki izin pengolahan BPO berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor S.88/Menlhk/Setjen/PLB.3/1/2020.
Baca juga: Komitmen Petrokimia Gresik Dukung Pengelolaan Lingkungan di Jawa Timur
Terhitung sejak 2007 hingga semester I 2023, Nathabumi telah memusnahkan sebanyak 103 ton BPO yang dapat merusak lapisan ozon, atau telah membantu mencegah pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer setara 220.914 ton karbondioksida equivalent.
Jenis BPO yang dimusnahkan di antaranya, senyawa halon yang banyak digunakan untuk bahan pemadam kebakaran, refrigerant-CFC/HCFC/HFC dari unit pendingin seperti AC dan lemari es, juga SF6 yang biasa digunakan dalam peralatan listrik tegangan tinggi.
BPO tersebut berasal dari berbagai macam industri. Mulai dari industri makanan dan minuman, farmasi, kimia, petrokimia, manufaktur, energi, pertambangan, pengelolaan limbah, hingga minyak dan gas.
Selain fasilitas pemusnah BPO, Nathabumi juga menyediakan layanan pengelolaan limbah industri B3 maupun Non-B3, pengelolaan sampah perkotaan, analisa dan laboratorium limbah, hingga pengelolaan limbah pengeboran.
Sistem pengelolaan limbah dan sampah dilakukan dengan pendekatan bertanggung jawab dan ramah lingkungan melalui metode co-processing, yang memanfaatkan suhu tinggi dalam tanur semen untuk memusnahkan limbah dan sampah tanpa menyisakan residu.
Baca juga: Masyarakat Sangat Peduli Lingkungan, Capres Dituntut Beberkan Strategi Krisis Iklim
Hingga kini, Nathabumi telah membantu lebih dari 600 perusahaan di Indonesia, dalam pengelolaan limbah dan sampah yang tidak hanya memberikan dampak positif bagi kelestarian alam, tetapi juga manfaat ekonomi.
"Perkembangan industri menuntut pengelolaan limbah dan sampah dengan cara terbaik, untuk menjaga alam tetap lestari. SIG berkomitmen memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan (SDGs),” tutur Vita.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya