KOMPAS.com - Garudafood sejak 2021 berkolaborasi dengan pemuda Karang Taruna Desa Sukobubuk Pati dan lebih dari 20 bank sampah Pati, Jawa Tengah, melakukan pengelolaan limbah sampah organik maupun an-organik.
“Kami sangat mendukung semangat masyarakat desa yang kini mulai menerapkan gaya hidup berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan limbah sampah baik organik maupun an-organik," ungkap Augustinus Winardi Business Unit Head Garudafood Pati melalui rilis resmi (20/9/2023).
"Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah daerah, pelaku usaha dan komunitas kami yakini dapat membentuk rantai nilai pengelolaan sampah yang pada akhirnya berkontribusi pada pengurangan sampah nasional dan pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca yang dicanangkan oleh pemerintah pusat," jelasnya.
"Dimulai dari langkah kecil untuk mampu membawa perubahan besar dengan semangat gotong royong dan saling menumbuhkembangkan,” lanjut Augustinus Winardi.
Limbah organik berupa limbah sisa makanan rumah tangga, pasar, maupun kantin pabrik diolah oleh pemuda karang taruna menggunakan metode bio-konversi maggot melalui program pembinaan Kampung Wirausaha Maggot Garudafood.
Berlokasi di Desa Sukobubuk, Pati Jawa Tengah budidaya maggot ini telah beroperasi sejak 2021 dan sempat mengalami kendala akibat adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat wabah Covid-19.
Namun program ini kembali aktif dan hingga saat ini berhasil mengolah lebih dari 11-ton sampah organik.
Program Kampung Wirausaha Maggot Garudafood berawal dari kesadaran para pemuda Karang Taruna dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan untuk mendukung program pemerintah yakni Zero Waste Zero Emission.
Baca juga: Pelatihan Pengelolaan Sampah dan Bantuan Bibit Pohon Buah Diberikan di Pasuruan
Niat baik mereka pun disambut salah satu perusahaan makanan minuman terbesar di Indonesia yakni PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk yang memiliki 2 unit pabrik pengolahan kacang di Pati dan memiliki visi sama untuk turut aktif dalam program pengurangan jejak emisi karbon.
“Ini merupakan bagian dari upaya kami dalam mengelola timbulan sampah rumah tangga sehingga kini lingkungan desa kami menjadi lebih asri dan sehat," ungkap Rifqi Suweno, Karang Taruna Desa Sukobubuk.
"Kami juga berterima kasih kepada Garudafood yang menjadi supporting system kami dalam mendirikan fasilitas rumah Maggot, memberikan kami pelatihan budidaya maggot dan terus mendampingi dan membina kami hingga saat ini," tambahnya.
Hingga saat ini, Kampung Wirausaha Maggot Garudafood telah memproduksi lebih dari empat ton maggot fresh/maggot hidup, lebih dari enam kg telur maggot, pupuk kasgot, hingga lebih dari 120 ekor ayam kampung sebagai salah satu komoditi turunan.
Keseluruhan omset hasil dari penjualan dikelola sepenuhnya Karang Taruna Desa Sukobubuk.
Dalam kesempatan yang sama, Garudafood juga menggandeng penggiat lingkungan untuk mengaktifkan kembali lebih dari 20 komunitas Bank Sampah di Pati dalam mengatasi permasalahan sampah an-organik terutama plastik kemasan atau multi-layer packaging (MLP).
Hasil kolaborasi antara pabrik Garudafood Pati dengan komunitas Bank Sampah berhasil mengumpulkan lebih dari enam ton sampah MLP.
Selain melakukan pembinaan dan pendampingan, puluhan komunitas ini diberikan workshop kreasi daur ulang sampah plastik untuk diolah menjadi papan press sehingga dapat dijadikan berbagai kerajinan komersial seperti kotak tissue, drop-box, gantungan kunci, kursi, meja dan lain.
Workshop kreasi daur ulang ini dilakukan pada Selasa, 19 September 2023 di pabrik Garudafood Pati, Jawa Tengah.
Garudafood berharap dengan adanya program-program ini dapat menyadarkan masyarakat agar semakin peduli terhadap lingkungan serta dapat konsisten menerapkan gaya hidup zero waste di kehidupan sehari-hari.
Dalam rangka penerapan praktik strategi keberlanjutan, Garudafood saat ini mengembangkan green innitiatives berfokus pada pengurangan penggunaan energi dan emisi serta menjalankan program energi baru terbarukan (renewable energy) dan bio massa serta mulai menginisiasi penggunaan kendaraan listrik di unit operasional bisnis perusahaan.
Garudafood juga melakukan pengurangan penggunaan kertas dan air dalam seluruh kegiatan operasionalnya.
Baca juga: Gibran Pastikan Kebakaran Sampah TPA Putri Cempo Solo Tak Ganggu PLTSa
Inisiatif strategis tersebut dilakukan dalam rangka memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan dan mengurangi emisi karbon sebagai dampak dari operasional bisnis.
Di samping itu, penggunaan material ramah lingkungan dengan menerapkan prinsip 4R (reduce, reuse, recycle dan return to earth) juga telah diterapkan Garudafood sebagai bagian upaya mengurangi limbah plastik dari produk yang dihasilkan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya