Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmikan Collection Center Terbaru, POPSEA Komitmen Melawan Polusi Plastik

Kompas.com, 9 Oktober 2023, 15:36 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Prevented Ocean Plastic South East Asia (POPSEA) meresmikan pembukaan Collection Center, sebuah fasilitas daur ulang, terbaru di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Rabu pada 3 Oktober 2023.

Collection Center dibangun melalui kemitraan dengan Circulate Capital, perusahaan manajemen investasi berbasis di Singapura ini merupakan infrastruktur daur ulang plastik dalam upaya mengurangi polusi di Indonesia.

Lokasi terbaru ini bukan hanya sebuah fasilitas daur ulang biasa. Dengan kapasitas hingga 110 ton sampah plastik per bulan, Collection Center menawarkan peluang kerja bagi warga sekitar.

Inisiatif ini adalah bagian dari komitmen POPSEA untuk mengisi kesenjangan infrastruktur daur ulang di Indonesia.

Direktur POPSEA Daniel Lawrence melalui rilis resmi (9/10/2023) mengatakan, Circulate Capital adalah mitra tak tergantikan dalam upaya ini. Dengan dukungan mereka, POPSEA telah dapat merambah lebih jauh dan menciptakan standar baru dalam industri daur ulang di Asia Tenggara.

"Kemitraan berkelanjutan kami dengan Circulate Capital memungkinkan kami untuk memperluas hal tersebut dengan membangun lebih banyak Collection Center di daerah yang membutuhkan," tambah Daniel Lawrence.

Menurut Daniel, dengan memfokuskan upayanya pada rantai pasokan daur ulang di Indonesia, POPSEA telah berhasil menyediakan plastik daur ulang berkualitas tinggi yang dapat ditemukan hingga ke pasar global.

Hal ini menciptakan nilai lingkungan sosial dan ekonomi yang signifikan mulai dari pengepul hingga konsumen akhir.

Hingga saat ini, program Prevented Ocean Plastic telah mencegah hampir dua miliar botol mencapai laut dan mendapat dukungan dari merek-merek global terkemuka, seperti Lidl hingga LVMH.

Baca juga: Targetkan Sampah Plastik di Laut Berkurang 70 Persen, Kemenko Marves: Mitigasi dari Hulu

Melawan polusi plastik

Raffi Schieir, Co-founder POPSEA menyatakan, "dengan membangun lebih banyak infrastruktur, kami dapat mencegah plastik dari sumbernya dan menciptakan ekonomi berputar yang akan meningkatkan semua yang terlibat."

"Ini adalah langkah penting dalam upaya untuk menghentikan polusi plastik di laut dan menjaga keberlanjutan lingkungan di Indonesia,” tambahnya.

Pernyataan Raffi Schieir ini mendapat dukungan dari Regula Schegg, Founding Partner di Circulate, “POPSEA menciptakan panduan untuk mencegah polusi plastik di Indonesia dan wilayah sekitarnya."

"Ini adalah tonggak sejarah dalam perang melawan polusi plastik di kawasan ini,” ungkap Regula Schegg.

Dengan pembukaan Collection Center terbaru di Jakarta Utara, Raffi Schieir menegaskan POPSEA terus berkontribusi dalam penelitian pergerakan sampah dari darat ke laut, sambil menyediakan solusi efektif bersama dukungan pemerintah, perusahaan, dan investasi lain.

Misi mereka adalah membuka 25 pusat pengumpulan baru di komunitas pesisir yang berisiko hingga tahun 2025.

Baca juga: Apa Saja Daur Ulang yang Bisa Dilakukan untuk Atasi Sampah Plastik?

"Jika terwujud, pusat pengumpulan tersebut akan mampu memproses lebih dari 68.000 ton plastik per tahun. Dengan demikian, POPSEA memegang peran penting dalam memastikan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk Indonesia," tutupnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ketika Lingkungan Menjadi Tanggung Jawab Bersama
Ketika Lingkungan Menjadi Tanggung Jawab Bersama
Pemerintah
Suhu Harian Makin Tidak Stabil, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Suhu Harian Makin Tidak Stabil, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Melawan Korupsi Transisi Energi
Melawan Korupsi Transisi Energi
Pemerintah
KLH Sebut Banjir Sumatera Jadi Bukti Dampak Perubahan Iklim
KLH Sebut Banjir Sumatera Jadi Bukti Dampak Perubahan Iklim
Pemerintah
Terumbu Karang Terancam Dikuasai Alga Tahun 2100 akibat Pengasaman Laut
Terumbu Karang Terancam Dikuasai Alga Tahun 2100 akibat Pengasaman Laut
LSM/Figur
Tekan Emisi, Anak Usaha TAPG Olah Limbah Cair Sawit Jadi Listrik dan Pupuk Organik
Tekan Emisi, Anak Usaha TAPG Olah Limbah Cair Sawit Jadi Listrik dan Pupuk Organik
Swasta
Cegah Greenwashing, OJK Perketat Standar Pengkungkapan Keberlanjutan Perusahaan
Cegah Greenwashing, OJK Perketat Standar Pengkungkapan Keberlanjutan Perusahaan
Pemerintah
Menteri LH Hentikan Operasional Tambang Imbas Banjir Sumatera Barat
Menteri LH Hentikan Operasional Tambang Imbas Banjir Sumatera Barat
Pemerintah
Banjir Sumatera dan Ancaman Sunyi bagi Perempuan, Belajar dari Pengalaman dalam Bencana Likuefaksi di Sulawesi
Banjir Sumatera dan Ancaman Sunyi bagi Perempuan, Belajar dari Pengalaman dalam Bencana Likuefaksi di Sulawesi
LSM/Figur
Warga Bantu Warga, JNE Percepat Distribusi 500 Ton Bantuan ke Sumatera
Warga Bantu Warga, JNE Percepat Distribusi 500 Ton Bantuan ke Sumatera
Swasta
Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033
Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033
LSM/Figur
Kemenhut Segel Lagi 3 Entitas di Tapanuli Selatan, Diduga Picu Banjir Sumatera
Kemenhut Segel Lagi 3 Entitas di Tapanuli Selatan, Diduga Picu Banjir Sumatera
Pemerintah
Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
LSM/Figur
Bahan Kimia Sintetis Dalam Pangan Ciptakan Beban Kesehatan 2,2 Triliun Dollar AS Per Tahun
Bahan Kimia Sintetis Dalam Pangan Ciptakan Beban Kesehatan 2,2 Triliun Dollar AS Per Tahun
LSM/Figur
Pendanaan Hijau Diproyeksikan Naik Tahun 2026, Asal..
Pendanaan Hijau Diproyeksikan Naik Tahun 2026, Asal..
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau