KOMPAS.com – Manfaat dari KTT Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 tidak akan langsung dirasakan sekarang, melainkan dalam 10 hingga 15 tahun ke depan.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Odo Manuhutu dalam media gathering di Nusa Dua, Bali, Minggu (8/10/2023) malam.
“Manfaat forum mungkin tidak akan langsung dirasakan oleh kita saat ini,” kata Odo, sebagaimana rilis yang diterima dari Tim Komunikasi dan Media KTT AIS Forum 2023.
Baca juga: AIS Youth Conference: Pemuda Negara Kepulauan Komitmen Lindungi Ekosistem Laut
“Dalam 10 hingga 15 tahun ke depan forum ini akan memberikan kontribusi yang nyata bagi dunia termasuk Indonesia di dalamnya,” sambungnya.
Untuk diketahui, AIS Forum dibentuk sebagai wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan untuk mengambil bagian dalam mengatasi berbagai tantangan bersama.
KTT AIS Forum 2023 yang akan digelar di Bali pada 10-11 Oktober 2023 merupakan konferensi tingkat tinggi pertama dalam forum tersebut, sebagaimana dilansir pemberitaan Kompas.com.
Menurut Odo, untuk mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan bagi lautan, negara-negara pulau dan kepulauan perlu mengembangkan solusi cerdas dan inovatif yang berbasis alam.
Baca juga: Polri Terjunkan 4.083 Personel Amankan KTT AIS Forum 2023
Dia berharap KTT AIS Forum 2023 dapat memupuk kolaborasi yang solid dalam upaya mengatasi tantangan multisegi di wilayah.
Odo menilai, kolaborasi sangatlah penting untuk mengatasi tantangan bersama yang dihadapi oleh negara-negara pulau dan kepulauan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Usman Kansong menuturkan, KTT AIS Forum 2023 akan berfokus kepada tiga aspek penting yaitu pembangunan ekonomi biru, tantangan perubahan iklim, dan mempererat solidaritas antara negara pulau dan kepulauan.
Usman menyampaikan, negara-negara pulau dan kepulauan merupakan wilayah yang rentan terhadap becana, terutama yang dipicu oleh perubahan iklim.
Baca juga: KTT AIS 2023 Pertajam Strategi Bersama Atasi Perubahan Iklim
Beberapa pulau bahkan terancam tenggelam karena naiknya permukaan air laut yang disebabkan perubahan iklim dan pemanasan global.
“Kita ingin membangun solidaritas negara-negara kepulauan dan negara pulau dalam memulihkan kondisi lingkungan di dunia sembari kita meningkatkan ekonomi biru,”ujar Usman.
Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kemenko Marves Sora Lokita menyampaikan, KTT AIS Forum akan menjadi tonggak kesadaran bagi semua elemen masyarakat dan pemegang kepentingan.
Baca juga: Bali Harap KTT AIS Sepakati Komunike Perkuat Mitigasi Perubahan Iklim
Masyarakat dan pemegang kepentingan diharapkan menciptakan solusi nyata menghadapi ancaman perubahan iklim yang telah berdampak besar pada sektor kelautan.
“Menekankan pada prinsip utama yaitu saling ketergantungan, saling membantu, dan saling menguntungkan. Hal ini diadaptasi dari konsep gotong royong yang menenun jalinan masyarakat sebagai negara pulau dan kepulauan,” jelasnya.
Atas dasar kesamaan kondisi geografis dan tantangan, KTT AIS Forum 2023 diharapkan menjadi wadah penting bagi negara-negara pulau dan kepulauan untuk bertukar informasi guna menemukan solusi atas tantangan bersama, seperti perubahan iklim, tata kelola kelautan, hingga polusi.
Baca juga: KTT AIS Forum Jadi Momentum Perbaiki Ekosistem Pesisir dan Laut
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya