KOMPAS.com – Green super grid atau jaringan listrik hijau super menjadi salah satu solusi interkoneksi listrik pembangkit energi terbarukan sekaligis transisi energi.
Vice President Development and Control of Various Debts PLN Faisol mengatakan, jaringan interkoneksi lintas pulau di Indonesia dibutuhkan mengingat wilayah “Bumi Pertiwi” terdiri atas kepulauan.
Selain itu, potensi sumber energi terbarukan tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan permintaan listrik masih belum merata.
Baca juga: Koalisi Demokrasi Energi Desak Kemudahan Pasang PLTS Atap
Green super grid, kata Faisol, akan mengatasi permasalahan tidak sinkronnya antara permintaan dan produksi energi listrik.
Sebagai contoh di Jawa. Sebagai pulau dengan konsumsi listrik paling besar se-Indonesia, sumber energi terbarukan yanga da dinilai tidak cukup menggantikan seluruh pembakit listrik energi fosil yang sudah ada.
“Maka perlu dibangun jaringan transmisi energi lintas pulau,” kata Faisol dalam webinar bertajuk “Urgensi Penggunaan Listrik dengan Transisi Energi dari Fosil ke Energi Baru Terbarukan” yang digelar oleh Chakra Giri Energi Indonesia, Selasa (31/10/2023).
Faisol menyampaikan, green super grid memanfaatkan potensi energi terbarukan yang melimpah dari pulau lain, kemudian disalurkan melalui transmisi listrik lintas pulau.
Baca juga: Pemerintah Pusat dan Daerah Perlu Tingkatkan Kemampuan Bertransisi Energi
Misalnya, Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan memiliki potensi energi hidro yang melimpah. Dari potensi itu, dibangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Listrik yang dihasilkan dari PLTA di Sumatera dan Kalimantan bisa disalurkan ke pulau lain, termasuk Jawa, untuk mencukupi permintaan listriknya.
Selain itu, green super grid juga diharapkan mencapai wilayah lain seperti Kepulauan Nusa Tenggara untuk meningkatkan jangkauan listrik, sekaligus "memanen" potensi energi terbarukan di sana.
“Dengan adanya green super grid, diharapkan penertrasi energi terbarukan bisa lebih meningkat,” ucap Faisol.
Baca juga: Dukung Percepatan Transisi Energi di Indonesia, Team Europe Kukuhkan Komitmen 2,4 Miliar Euro
Dalam pemaparan Fasiol, PLN menargetkn dapat membangun sistem green super grid yang menghubungkan Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sumba hingga setelah 2040.
Jaringan listrik Sumatera-Jawa direncanakan dapat tersambung pada 2029 dengan panjang interkoneksi 1.174 kilometer sirkuit (kms).
Sedangkan rencana green super grid yang menghubungkan Kalimantan-Jawa diharapkan dapat selesai setelah 2040 dengan dengan panjang interkoneksi 1.976 kms.
Selain itu, jaringan green super grid yang menghubungkan Sumba-Bali-Jawa direncanakan setelah 2040 dengan panjang interkoneksi 1.846 kms.
Baca juga: Gunakan Energi Terbarukan, Kota Deltamas Diklaim Menuju Ramah Lingkungan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya