KOMPAS.com – Jutaan orang yang terjangkit tuberkulosis (TBC) di seluruh dunia belum mendapat diagnosis dan pengobatan yang memadai, utamanya di negara berkembang.
Hal tersebut disampaikan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Tjandra mengungkapkan, walaupun TBC adalah penyakit yang dapat dicegah dan bisa dapat diobati sampai sembuh, setiap tahunnya ada 10,6 juta pasien TBC di dunia.
Baca juga: TBC Jadi Salah Satu Penyebab Anak Stunting
“Pasien tersebut terdiri atas 56,5 persen pria, 32,5 persen wanita, dan 11 persen anak-anak,” ucap Tjandra.
Tjandra menyampaikan, pada 2021 hanya 61 persen pasien TBC yang berhasil didiagnosis dan diobati dengan baik.
“Dan hanya 38 persen yang didiagnosis berdasar tes cepat molekuler (TCM) sesuai rekomendasi WHO,” ungkapnya.
Tjandra, yang merupakan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, berujar bahwa target pengendalian TBC di dunia juga belum kunjung tercapai.
Baca juga: Dunia Sepakat Akhiri TBC pada Tahun 2030
Sejauh ini, hanya 66 persen pasien TBC resisten yang mendapat pengobatan dan 42 persen lainnya mendapat terapi pencegahan TBC.
Selain itu, sekitar separuh pasien TBC dan keluarganya menghadapi masalah finansial akibat TBC.
Tjandra bertutur, WHO merekomendasikan intervensi untuk memperpendek durasi terapi pencegahan TBC menjadi satu bulan.
WHO juga merekomendasikan memperpendek masa pengobatan TBC menjadi empat bulan, serta pengobatan TBC resisten ganda (MDR TB) dan resisten rifampisin (RR) diperpendek jadi enam bulan.
Baca juga: Beban TBC Indonesia Terbanyak Kedua di Dunia
“Semua bentuknya oral saja serta adanya tes baru untuk infeksi dan penyakit TBC,” ujar Tjandra.
Selain itu, kata Tjandra, pada 2023 sudah ada perkembangan penelitian yang mencakup 28 obat dan 16 vaksin TBC.
“Semoga Indonesia juga berperan penting dalam penelitian dan upaya mendapatkan vaksin, tes diagnosis dan obat terbaru tuberkulosis dunia,” paparnya.
Baca juga: Putus Rantai Penularan TBC, Kemenkes Siapkan Teknis Karantina
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya