Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Rentan Diimbau Tak Keluar Rumah saat Polusi Udara Memburuk

Kompas.com - 31/10/2023, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comKelompok rentan diimbau tidak keluar rumah ketika polusi udara di lingkungan sekitarnya berada di level buruk atau membahayakan.

Imbauan tersebut disampaikan dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Herikurniawan pada Senin (30/10/2023).

“Semua orang sebenarnya punya risiko terhadap polusi udara, tapi ada kelompok tertentu yang memang punya risiko yang lebih tinggi,” kata Herikurniawan di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Resmikan Collection Center Terbaru, POPSEA Komitmen Melawan Polusi Plastik

Mereka yang termasuk kelompok rentan adalah warga lanjut usia (lansia), anak-anak, bayi di bawah lima tahun (balita), ibu hamil, dan orang-orang dengan penyakit komorbid seperti HIV, diabetes, pengidap penyakit paru-paru kronik, asma, penyakit jantung, serta kanker.

Herikurniawan menyampaikan, warga lansia masuk kelompok rentan karena ketahanannya tidak sebaik mereka yang berusia muda.

Sedangkan bagi balita dan anak-anak, dianjurkan tidak beraktivitas di luar rumah atau ruangan saat tingkat polusi udara sangat parah, kecuali dalam situasi mendesak.

“Kalau mau beraktivitas outdoor (luar ruangan), sebaiknya nanti cek dulu kualitas udaranya, jadi kalau memang kualitas udaranya tidak terlalu baik, sebaiknya jangan dulu,” ucapnya.

Baca juga: Cara Menanam Lidah Mertua, Tanaman Hias Penyerap Polusi Udara

Orang-orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, ucap Herikurniawan, menjadi kelompok yang berisiko tinggi saat polusi udara memburuk.

“Terus jangan lupa lagi ibu hamil. Ibu hamil itu kelompok yang berisiko, hati-hati sekali kalau mau keluar dengan kondisi polusi yang berbahaya,” ujarnya.

Dia mengimbau masyarakat mengecek kualitas udara sebelum melakukan aktivitas di luar rumah untuk memastikan kesehatan tetap terjaga.

Salah satu cara mengecek kualitas udara di lingkungan sekitar adalah melakukan browsing di situs pemantau polusi melalui gawai atau telepon genggam.

Baca juga: Urbanisasi Tingkatkan Polusi Udara, Tata Ruang Mainkan Peran Penting

Bagi mereka yang terpaksa beraktivitas di luar ruangan karena bekerja, Herikurniawan menyarankan untuk memakai masker medis.

Mereka yang bekerja di luar rungan juga diminta menjaga daya tahan tubuh dengan baik melalui pola makan teratur dan kecukupan gizi, sehingga tidak rentan terhadap infeksi.

“Nah kalau di dalam rumah gitu ya, salah satu usaha yang bisa dilakukan dengan menghadirkan air purifier untuk menyerap udara,” tutur Herikurniawan.

Baca juga: Studi: Debu Ban Mobil Sumber Polusi Terburuk Dibanding Asap Knalpot

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Perum Perhutani Bakal Tanam 24 Juta Pohon

Perum Perhutani Bakal Tanam 24 Juta Pohon

Pemerintah
Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Pemerintah
Inggris Janjikan Dana Iklim 2 Miliar Poundsterling untuk Negara Berpendapatan Rendah

Inggris Janjikan Dana Iklim 2 Miliar Poundsterling untuk Negara Berpendapatan Rendah

Pemerintah
Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Swasta
InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

BUMN
NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

Pemerintah
Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Pemerintah
IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

Swasta
Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Pemerintah
BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

Pemerintah
Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Pemerintah
COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

Pemerintah
PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

Pemerintah
Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Pemerintah
Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau