KOMPAS.com – Kelompok rentan diimbau tidak keluar rumah ketika polusi udara di lingkungan sekitarnya berada di level buruk atau membahayakan.
Imbauan tersebut disampaikan dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Herikurniawan pada Senin (30/10/2023).
“Semua orang sebenarnya punya risiko terhadap polusi udara, tapi ada kelompok tertentu yang memang punya risiko yang lebih tinggi,” kata Herikurniawan di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Resmikan Collection Center Terbaru, POPSEA Komitmen Melawan Polusi Plastik
Mereka yang termasuk kelompok rentan adalah warga lanjut usia (lansia), anak-anak, bayi di bawah lima tahun (balita), ibu hamil, dan orang-orang dengan penyakit komorbid seperti HIV, diabetes, pengidap penyakit paru-paru kronik, asma, penyakit jantung, serta kanker.
Herikurniawan menyampaikan, warga lansia masuk kelompok rentan karena ketahanannya tidak sebaik mereka yang berusia muda.
Sedangkan bagi balita dan anak-anak, dianjurkan tidak beraktivitas di luar rumah atau ruangan saat tingkat polusi udara sangat parah, kecuali dalam situasi mendesak.
“Kalau mau beraktivitas outdoor (luar ruangan), sebaiknya nanti cek dulu kualitas udaranya, jadi kalau memang kualitas udaranya tidak terlalu baik, sebaiknya jangan dulu,” ucapnya.
Baca juga: Cara Menanam Lidah Mertua, Tanaman Hias Penyerap Polusi Udara
Orang-orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, ucap Herikurniawan, menjadi kelompok yang berisiko tinggi saat polusi udara memburuk.
“Terus jangan lupa lagi ibu hamil. Ibu hamil itu kelompok yang berisiko, hati-hati sekali kalau mau keluar dengan kondisi polusi yang berbahaya,” ujarnya.
Dia mengimbau masyarakat mengecek kualitas udara sebelum melakukan aktivitas di luar rumah untuk memastikan kesehatan tetap terjaga.
Salah satu cara mengecek kualitas udara di lingkungan sekitar adalah melakukan browsing di situs pemantau polusi melalui gawai atau telepon genggam.
Baca juga: Urbanisasi Tingkatkan Polusi Udara, Tata Ruang Mainkan Peran Penting
Bagi mereka yang terpaksa beraktivitas di luar ruangan karena bekerja, Herikurniawan menyarankan untuk memakai masker medis.
Mereka yang bekerja di luar rungan juga diminta menjaga daya tahan tubuh dengan baik melalui pola makan teratur dan kecukupan gizi, sehingga tidak rentan terhadap infeksi.
“Nah kalau di dalam rumah gitu ya, salah satu usaha yang bisa dilakukan dengan menghadirkan air purifier untuk menyerap udara,” tutur Herikurniawan.
Baca juga: Studi: Debu Ban Mobil Sumber Polusi Terburuk Dibanding Asap Knalpot
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya