Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bidan Jadi Pemeran Utama Percepatan Penurunan Stunting

Kompas.com, 4 November 2023, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto menyatakan, bidan menjadi pemeran utama dalam percepatan penurunan stunting.

Hal tersebut disampaikan Agus dalam Kongres ke-17 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Jakarta, Jumat (3/11/2023).

“Terkait stunting, saat ini semua yang paling paham tentang ini ya bidan. Oleh karena itu, kami berharap bidan bisa menjadi motor dan pemeran utama dalam percepatan penurunan stunting dengan cara berkolaborasi,” kata Agus, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Cegah Stunting, Pemerintah Diminta Bentuk Satgasus Tangani Perkawinan Anak

Menurutnya, bidan memiliki kemampuan kolaborasi dan dapat menggerakkan seluruh komponen hingga tingkat desa dan kelurahan dalam rangka percepatan penurunan stunting.

“Bidan itu luar biasa kolaborasinya, bisa koordinasi secara vertikal maupun horizontal. Ini yang selalu kita tunggu-tunggu supaya lebih nyata lagi dampak yang diberikan kepada masyarakat,” ucap Agus.

Dia juga berpesan agar para bidan memberikan informasi dan edukasi kepada seluruh pihak di tingkat desa untuk berkolaborasi menurunkan stunting dan angka kematian ibu.

Selain itu, bidan juga diminta menggalakkan imunisasi serta program-program lain sebagai langkah untuk mewujudkan transformasi pada layanan kesehatan primer.

Baca juga: Stunting Harusnya Dicegah, Bukan Diobati

“Bidan merupakan kunci sukses kolaborasi di tingkat desa. Kami berharap dari 85.000 desa yang akan dibentuk puskesmas sesuai instruksi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, bisa dipercepat dengan melakukan berbagai hal, salah satunya dengan target bahwa tahun depan semua desa bisa terisi dengan bidan-bidan berkualitas tinggi,” ucap Agus.

Agus juga menyebutkan, dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, penanganan stunting termasuk di dalam tujuan di nomor dua.

Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia masih sebesar 21,6 persen pada tahun lalu.

“Target di tahun 2022 mestinya 18 persen, tetapi belum tercapai. Untuk itu, kolaborasi berbagai kegiatan untuk kemajuan (penurunan stunting) membutuhkan kerja keras dari semua pihak, termasuk para bidan,” ungkap Agus.

Baca juga: Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa Gelar Aksi Cegah Stunting di Pasar Rebo Jakarta

Dia turut berpesan agar seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di tingkat kabupaten atau kota segera melakukan inisiasi kegiatan-kegiatan yang belum dilakukan terkait percepatan penurunan stunting, salah satunya meningkatkan peran para bidan.

Sebelumnya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) fokus mendampingi calon pengantin dengan mengerahkan 600.000 personel yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk menekan angka stunting hingga 14 persen pada 2024.

Tim pendamping keluarga terdiri atas tiga komponen yakni satu bidan, satu tim pendamping PKK, dan satu penyuluh Keluarga Berencana untuk menjangkau keluarga berisiko stunting.

Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN Sukaryo Teguh Santoso menyampaikan, setiap tahunnya ada 2 juta calon pengantin.

“Ini artinya akan ada 1,6 juta kelahiran balita baru, terdiri atas yang stunting dan tidak stunting, jadi keluarga baru itu perlu pendampingan dengan mentor dari TPK,” papar Sukaryo.

Baca juga: Anak Stunting Perlu Diobati untuk Perkembangan Otak

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
Pemerintah
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Pemerintah
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
LSM/Figur
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
LSM/Figur
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Swasta
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
LSM/Figur
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
LSM/Figur
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Pemerintah
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Pemerintah
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
LSM/Figur
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Swasta
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Pemerintah
Lebih dari 70 Jenis Hiu Kini Dilindungi dan Diperketat Perdagangannya
Lebih dari 70 Jenis Hiu Kini Dilindungi dan Diperketat Perdagangannya
Pemerintah
Cuaca Ekstrem di Sumatera Dipicu Anomali Siklon Tropis, Ini Penjelasan Pakar
Cuaca Ekstrem di Sumatera Dipicu Anomali Siklon Tropis, Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
6 Cara Sederhana Mengurangi Food Waste di Rumah
6 Cara Sederhana Mengurangi Food Waste di Rumah
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau