Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembalikan Semangat Keinsinyuran, IAP dan PII Gelar Sekolah Semanggi

Kompas.com - 09/11/2023, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Kejuruan Teknik Kewilayahan dan Perkotaan (BKTKP) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Pengurus Daerah Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP) DKI Jakarta menyelenggarakan Sekolah Semanggi Perencanaan Kota dan Wilayah.

Sekolah ini dimulai pada Rabu, 8 November 2023 atau bertepatan dengan World Town Planning Day, mengusung tema “Towards a Competitive Planner for a Sustainable City Planning,”.

Penyelenggaraan Sekolah Semanggi ini dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi informasi digital telah banyak menuntut lulusan sarjana baru untuk bisa langsung praktik sesuai dengan kebutuhan zaman.

Saat ini terdapat 102 sekolah Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) yang tersebar di seluruh Indonesia, dan menghasilkan ratusan sarjana baru setiap tahunnya.

Selain itu adanya miss match keterampilan yang diajarkan di dalam kampus dan kebutuhan pasar tenaga kerja mendorong IAP DKI Jakarta dan BKTKP PII untuk menghadirkan jembatan keterampilan pada keduanya.

Baca juga: 6.877 Anak Tidak Sekolah di Sorong Selatan, Butuh Perhatian Pemerintah

Terlebih saat ini semakin banyak penerima kerja yang lebih mementingkan skill dibandingkan latar belakang kampus.

Sekolah Semanggi Perencana Kota dan Wilayah hadir sebagai sarana pembelajaran singkat (short course) bagi lulusan sarjana baru untuk memahami skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja pada bidang perencanaan kota dan wilayah. Sekolah ini terbuka juga untuk mahasiswa PWK tingkat akhir dan umum.

“Sekolah Semanggi ini terinspirasi pada saat kami IAP DKI Jakarta melakukan kunjungan ke Korea Selatan. Pada saat itu kami tersadarkan betul bahwa demand job yang ada saat ini mencari pekerja yang penuh dengan keterampilan (skill oriented),” jelas Ketua IAP DKI Jakarta Adhamaski Pangeran, di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Adham melanjutkan, jika dahulu pada tahun 1990-an sampai awal 2000-an dunia usaha mencari tenaga kerja profesional yang bisa berbahasa asing atau mahir komputer, saat ini tuntutan profesional di pasar tenaga kerja harus memiliki skill pada berbagai perangkat.

Utamanya di dunia spatial planning, pasar tenaga kerja saat ini tidak hanya melihat dari mana asal kampusnya, tetapi juga melihat apakah profesional tersebut kompeten menggunakan Geographic Information System (GIS), mampu memanfaatkan drone, dan bahkan memahami big data.

Baca juga: BLUD SMK Diluncurkan di Kepri, Pengembangan Sekolah Bisa Lebih Cepat

Adham menuturkan, guna memahami perubahan zaman dan tuntutan keterampilan tersebut, IAP dan PII berharap Sekolah Semanggi Perencana Kota dan Wilayah ini dapat membantu para siswa/pembelajar untuk memahami berbagai keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini.

"Dengan hati dan keinginan yang tulus, kami berharap akan dapat membantu adik-adik dan rekan-rekan semua untuk memudahkan jalan dalam mencari kerja dan menjadi profesional yang kompeten,” ucap Adham.

Bangkitkan Semangat Keinsinyuran

Pada kesempatan yang sama, Ketua BKTKP PII Soelaeman Soemawinata mengatakan, BKTKP PII melalui Sekolah Semanggi Perencana Kota dan Wilayah bermaksud mengembalikan semangat keinsinyuran pada urban and regional planning sehingga para peserta bisa memahami keterampilan teknis yang dibutuhkan saat ini.

“Saya berharap program ini dijadikan sebuah yang permanen. Kita terus menggali potensi dari bangsa kita bagaimana sarjana-sarjana yang masih muda ini bisa punya kualitas yang lebih baik sesuai tantangan di lapangan,” katanya.

Ketua Umum REI periode 2016-2019 ini juga menyoroti paradigma dari planning process yang saat ini secara substansi sudah berubah dibandingkan tahun 1980-an.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau