KOMPAS.com – Janji-janji dari berbagai negara untuk menurunkan emisi tidak akan berdampak signifikan terhadap laju kenaikan pemanasan global.
Diperkirakan, suhu Bumi akan naik antara 2,5 derajat celsius sampai 2,9 derajat celsius di atas era pra-industri pada abad ini.
Itu berarti, janji-janji yang diutarakan oleh berbagai negara tidak cukup kuat untuk mencegah kenaikan suhu Bumi secara signifikan.
Baca juga: Kali Pertama, Rata-rata Suhu Bumi Lampaui 2 Derajat Celsius dalam Sehari
Jika ambisi kebijakan iklim tidak ditingkatkan, dunia akan menghadapi bencana yang mengerikan akibat kenaikan suhu yang sangat ekstrem.
Prediksi tersebut tertuang dalam laporan Emissions Gap report 2023 yang dirilis pada Selasa (21/11/2023) disusun oleh badan lingkungan PBB, United Nations Environment Program (UNEP).
Laporan tersebut menilai janji target pengurangan emisi dalam Nationally Determined Contributions (NDC) berbagai negara untuk menentukan seberapa besar kemungkinan pemanasan global jika rencana ini dilaksanakan sepenuhnya.
Menurut para ilmuwan, suhu Bumi yang meningkat 3 derajat celsius akan menimbulkan bencana besar dan menciptakan situasi yang tidak bisa dikembalikan seperti mencairnya lapisan es hingga mengeringnya hutan hujan Amazon.
Baca juga: 2023 Diproyeksikan Jadi Tahun Terpanas, Suhu Naik Hampir 1,5 Derajat Celsius
“Tren saat ini membuat planet kita mengalami kenaikan suhu sebesar 3 derajat celsius,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, sebagaimana dilansir Reuters.
Di satu sisi, dalam Perjanjian Paris, negara yang meratifikasinya secara ambisius menargetkan agar suhu Bumi tidak naik 1,5 derajat celsius.
Akan tetapi, dalam Emissions Gap report 2023 menunjukkan bahwa target tersebut kemungkinan besar akan meleset.
Laporan tersebut menemukan, emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan pemanasan global harus turun sebesar 42 persen pada 2030 agar suhu Bumi tidak naik 1,5 derajat celsius.
Baca juga: Suhu Bumi Akan Naik 2 Derajat Celsius Tahun 2050, Bahaya Besar Mengintai Manusia
Dalam skenario emisi yang paling optimistis sekalipun, peluang untuk membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat celsius hanya sebesar 14 persen.
Emisi gas rumah kaca (GRK) global meningkat sebesar 1,2 persen dari 2021 hingga 2022, mencapai rekor setara karbon dioksida sebesar 57,4 gigaton.
“Pada dasarnya tidak ada perubahan dibandingkan dengan laporan tahun lalu,” kata Anne Olhoff, pemimpin redaksi ilmiah laporan tersebut.
Baca juga: Krisis Pangan Terjadi Bila Suhu Bumi Naik 3,5 Derajat Celsius
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya