KOMPAS.com – Para pemimpin negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC sepakat memperkuat kerja sama dalam beberapa bidang.
Salah satu kerja samanya mempercepat pembangunan yang berketahanan terhadap perubahan iklim.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam deklarasi yang dinamakan Golden Gate Declaration setelah mengadakan pertemuan di San Francisco, California, Amerika Serikat (AS) pada 16-17 November.
Baca juga: Berbicara di KTT APEC, Jokowi Sampaikan 3 Isu Perubahan Iklim
Dalam deklarasi tersebut, 21 pemimpin negara yang tergabung dalam APEC menyoroti bahwa dunia tengah menghadapi tantangan besar akibat perubahan iklim, sebagaimana dilansir Antara.
“Kami menyadari bahwa diperlukan upaya yang lebih intensif bagi anggota APEC untuk mempercepat transisi energi yang bersih, berkelanjutan, adil, terjangkau, dan inklusif melalui berbagai cara,” bunyi salah satu kalimat dalam Golden Gate Declaration.
Para pemimpin APEC juga menyatakan akan berupaya untuk menciptakan lapangan kerja yang layak serta mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.
Selain itu, mereka juga akan berupaya menjamin ketersediaan energi, keamanan, ketahanan, dan akses di kawasan tersebut.
Baca juga: 3 Alasan Pentingnya Pendidikan Perubahan Iklim untuk Adaptasi Menurut PBB
Mereka menekankan perlunya merasionalisasi dan menghapus subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien karena dapat mendorong konsumsi energi yang boros.
Para pemimpin APEC turut menyadari pentingnya menyediakan akses energi yang penting bagi semua orang yang membutuhkan.
“Untuk mencapai tujuan ini, kami akan melanjutkan upaya kami secara cepat,” tulis deklarasi tersebut.
Para pemimpin APEC turut berkomitmen meningkatkan kapasitas energi terbarukan secara global menjadi tiga kali lipat pada 2030, dengan memanfaatkan kebijakan dan target-target yang sudah ada.
Baca juga: 2 Kunci Melawan Perubahan Iklim: Restorasi Hutan dan Pangkas Emisi
“Kami akan mengejar upaya kami untuk meningkatkan transisi energi ke kendaraan emisi nol dan rendah; bahan bakar pesawat yang berkelanjutan; pengiriman dengan kapal-kapal yang rendah emisi, dan dekarbonisasi pelabuhan,” bunyi deklarasi itu.
Selain mempercepat ketahanan terhadap perubahan iklim dan mendorong transisi energi, deklarasi APEC 2023 juga menekankan pentingnya memperkuat usaha mikro kecil dan menengah (MKM).
Mereka merasa perlu menciptakan jalur bagi UMKM untuk tumbuh dan berekspansi ke pasar regional dan global, serta mempercepat transformasi digital UMKM.
APEC beranggotakan 21 negara dan wilayah, meliputi Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, AS, dan Vietnam.
Ke-21 negara anggota APEC itu mengambil porsi 40 persen dari populasi global dan hampir 50 persen dari total perdagangan global.
Baca juga: Bahas Krisis Iklim, Biden Candai Presiden Jokowi yang Kedinginan di AS
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya