Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 24 November 2023, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Musim Mas Group, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia,  memfasilitasi penyerahan kredit RSPO secara simbolis kepada petani sawit swadaya senilai Rp 20,3 miliar, Kamis (23/11/2023).

Musim Mas menjembatani penjualan kredit bagi mitra perusahaan melalui RSPO PalmTrace, sebuah platform yang menghubungkan penjual dan pembeli minyak kelapa sawit tersertifikasi RSPO yang dapat dilacak.

Ada 4.586 petani swadaya peserta program Training for Smallholders yang tergabung dalam enam Asosiasi Pekebun Sawit inisiasi Musim Mas di Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan yang telah mendapatkan sertifikasi RSPO.

Cakupan lahan yang dikelola seluas seluas 11.011,43 hektar. Jika diakumulasikan, total penjualan kredit RSPO sejak 2020 adalah sebesar Rp 39 miliar, dan tahun ini merupakan penjualan tertinggi.

Sebelumnya, penjualan Kredit RSPO pada 2020 sekitar Rp 1,47 miliar, tahun 2021 Rp 6,24 miliar, dan tahun 2022 sneilai Rp 10,98 miliar.

Baca juga: Masyarakat Sipil Dorong Kejagung Usut Grup Korporasi Sawit Dalam Korupsi Ekspor CPO

Deputi Direktur untuk Transformasi RSPO Mahatma Windrawan menuturkan, untuk jangka panjang ke depan, kesejahteraan produsen maupun petani, hanya dapat diperoleh bila kelapa sawit diproduksi secara berkelanjutan.

Sertifikasi RSPO yang menerapkan prinsip dan kriteria keberlanjutan yang ketat, memungkinkan produk sawit Indonesia masuk di pasar dunia.

"Kami mengapresiasi Musim Mas yang telah menjalankan Program Pemberdayaan Petani Swadaya, sehingga para petani swadaya yang dibina dan didampingi dapat menerapkan praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan," ujarnya.

Menurut Windrawan, jumlah petani swadaya tersertifikasi naik setiap tahun, yang membuktikan semangat industri kelapa sawit untuk menjadi lebih berkelanjutan.

Akhir tahun 2022 saja, jumlah petani swadaya yang telah tersertifikasi RSPO sebanyak 15.485 petani, yang mencakup lahan seluas 35.706 hektar. Hampir sepertiga dari petani tersebut adalah petani yang dibina dan didampingi oleh Musim Mas.

Baca juga: Sektor Kontruksi dan Industri Sawit Topang Pertumbuhan Ekonomi Bangka Belitung

Tahun 2019, Musim Mas menjadi perusahaan kelapa sawit pertama yang tersertifikasi RSPO secara global, dan dua tahun berikutnya, 2021, sudah 100 persen tersertifikasi RSPO untuk pabrik yang terintegrasi.

Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu, Sumatera Utara, Syahrianto merupakan salah satu penerima manfaat dari kredit RSPO.

"Nilai yang kami dapatkan sebesar Rp 800 juta. Pencairannya hanya sbeulan, namun untuk proses penjualannya memerlukan waktu, karena menunggu kecocokan harga," ungkapnya.

Menurut Syahrianto program pelatihan petani swadaya Musim Mas mengharuskannya untuk benar-benar menerapkan praktik-praktik berkebun yang baik dan benar.

"Tidak mudah, namun setelah dijalani, memberikan hasil panen yang lebih banyak dan bagus. Kami juga didorong untuk mengikuti program sertifikasi RSPO, sehingga kami bisa mendapat kredit RSPO ini," ungkapnya.

Baca juga: Varietas Baru Sawit Siap Dipasarkan, Tingkatkan Kualitas TBS 30 Persen

Dia berharap program pelatihan ini bisa diterapkan lebih luas lagi, sehingga lebih banyak petani swadaya yang dapat menerapkan sawit berkelanjutan.

Sementara itu, Independent Smallholders Manager Musim Mas Group Rudman Simanjuntak menjelaskan petani swadaya adalah kunci untuk industri kelapa sawit yang berkelanjutan, sehingga pemberdayaan petani menjadi prioritas ke depan.

"Bila para petani swadaya kelapa sawit dapat menerapkan praktik-praktik perkebunan yang berkelanjutan, ditambah dengan sertifikasi, maka kami percaya industri kelapa sawit Indonesia bisa lebih bersaing di pasar global," tuntasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
Pemerintah
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau