JAKARTA, KOMPAS.com - Keberlanjutan semakin menjadi hal yang penting dalam dunia bisnis, sehingga meningkatkan perhatian terhadap praktik business travel alias perjalanan bisnis berkelanjutan.
Empat dari lima CEO yang disurvei (83 persen) mengatakan, kegiatan program keberlanjutan secara langsung menciptakan nilai jangka pendek dan jangka panjang bagi organisasi mereka.
Selain itu, 80 persen mengatakan, keberlanjutan telah membantu organisasi mereka mengoptimalkan dan mengurangi biaya, sementara 57 persen menyatakan adanya hubungan yang kuat antara program keberlanjutan perusahaan dan hasil pada laporan laba rugi.
Berdasarkan survei Gartner tersebut, para CEO memastikan perubahan lingkungan dan sosial adalah tiga prioritas utama bagi investor, dan mereka menganggap keberlanjutan sebagai pembeda kompetitif.
Gartner juga menemukan bahwa berinvestasi dalam praktik bisnis berkelanjutan dapat membantu melindungi perusahaan dari gangguan ekonomi dan politik. Salah satu biaya operasional utama yang dimitigasi melalui program keberlanjutan adalah perjalanan bisnis.
Karena tahun 2024 menghadirkan banyak tantangan, memprioritaskan keberlanjutan dalam agenda perjalanan perusahaan merupakan langkah yang tepat.
Baca juga: Terbukti, Keberlanjutan Tingkatkan Keuntungan Bisnis Perusahaan
Hal ini demi membuat kemajuan menuju tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan atau environment social and governance (ESG) dan memenangkan kompetisi
Salah satu tantangan yang menghadang adalah masih terdapat sentimen yang salah bahwa keberlanjutan adalah sebuah biaya, bukan aset, bagi sebuah organisasi, namun sebagian besar pemimpin bisnis mulai mengubah sikap mereka.
Organisasi juga merasakan tekanan yang didorong oleh karyawan untuk berkomitmen terhadap keberlanjutan.
Empat puluh persen pelancong bisnis di Asia Pasifik mengharapkan perusahaan mengizinkan mereka membuat pilihan perjalanan di luar kebijakan perusahaan.
Hal ini untuk mengakomodasi opsi pemesanan yang lebih ramah lingkungan, dan 24 persen akan menolak perjalanan bisnis karena kekhawatiran dampaknya terhadap lingkungan.
Sembilan puluh persen berencana mengambil langkah ekstra untuk mengurangi dampak lingkungan saat melakukan perjalanan bisnis selama 12 bulan ke depan.
Hampir seperempat (24 persen) akan mengambil pendekatan yang lebih langsung dan menolak perjalanan bisnis jika mereka khawatir mengenai dampak perjalanan tersebut terhadap lingkungan.
Baca juga: Bangun Kolaborasi Aksi Keberlanjutan, Blibli dan Ecoxyztem Gelar Langkah Membumi Festival
Jumlahnya setara dengan 27 persen pelancong bisnis di Asia Pasifik yang mengatakan bahwa mereka akan menolak perjalanan yang mengharuskan menggunakan kendaraan atau pilihan perjalanan yang tidak ramah lingkungan.
Keberlanjutan juga penting untuk menarik dan mempertahankan talenta berkinerja tinggi. Sebuah survei yang dilakukan oleh Esker menemukan bahwa 80 persen pekerja mengatakan penting bagi perusahaan untuk memprioritaskan praktik dan nilai-nilai keberlanjutan dalam masyarakat saat ini.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya