Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aris Marfai
Kepala Badan Informasi Geospasial

Professor Geografi

Potensi Pulau-pulau Indonesia

Kompas.com, 20 Desember 2023, 13:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA disebut sebagai negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia. Negara kepulauan merupakan negara yang terdiri dari satu atau lebih gugusan pulau besar beserta dengan pulau-pulau lain di sekitarnya.

Negara kepulauan pertama kali dicetuskan dalam konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang hukum laut (UNCLOS, United Nations Convention on the Law of the Sea) di Jamaika 1982.

Lima negara kepulauan yang disepakati pertama kali adalah Indonesia, Philipina, Papua Nugini, Bahama, dan Fiji.

Jumlah pulau yang teridentifikasi, terpetakan, tercatat koordinatnya, mempunyai nama dan sudah dibakukan sampai 2023 sejumlah 17.061 pulau, meningkat dari tahun sebelumnya 17.024 pulau.

Jumlah pulau di Indonesia bisa jadi lebih dari itu. Proses identifikasi, inventerisasi dan pemberian nama masih terus berlangsung, termasuk pada pulau kecil dan sangat kecil.

Pulau kecil didefinisikan sebagai pulau dengan luasan kurang dari 2000 km persegi berserta dengan kesatuan ekosistemnya.

Pulau-pulau kecil di Indonesia banyak sekali. Pulau-pulau kecil tersebut selain dicirikan dengan luasan yang sempit dan mempunyai satu kesatuan ekosistem, biasanya juga mempunyai sistem hidrologi klimatologi tersendiri, dengan ketersediaan sumber daya air terbatas, dan daya dukung lingkungan juga terbatas.

Pulau-pulau kecil tersebut beragam karakternya. Ada pulau yang terbentuk karena proses tektonik, terbentuk karena proses vulkanik, terbentuk karena proses pengendapan aluvial dan pulau yang terbentuk karena proses yang kompleks, kombinasi dari ketiganya.

Pulau kecil dapat juga berupa pulau karang atau atol dengan dominasi batuan gamping atau karst.

Badan Informasi Geospasial (BIG) merupakan badan otoritas penamaan rupabumi nasional (national names authority). BIG melakukan pendataan dan dokumentasi nama-nama rupabumi, termasuk nama pulau, dalam wadah yang disebut gazetir.

Gazetir adalah kamus atau direktori geografis sekaligus referensi untuk mencari informasi tempat dan nama tempat yang dilengkapi dengan informasi koordinat, cara membaca nama, dan keterangan atau penjelasan tentang nama yang dimaksud, serta disertai peta atau atlas.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai potensi pulau-pulau yang belum banyak diidentifikasi dan dimanfaatkan.

Gugusan pulau-pulau mempunyai potensi sumber daya yang besar sebagai penopang utama "blue ekonomy" atau ekonomi biru.

Selain potensi perikanan, gugusan pulau-pulau juga mempunyai potensi pariwisata, potensi sumber daya energi terbarukan, potensi penyimpanan karbon, potensi sumber pengembangan farmasi melalui pemanfaatan mikroorganisme dan pengelolaan biodiversitas yang tepat, dan potensi kelestarian ekosistem.

Potensi perikanan laut Indonesia mencapai lebih dari 12 juta ton per tahun. Potensi pariwisata bahari berupa kawasan konservasi perairan mencapai lebih dari 20 juta Ha, dengan lebih dari 500 jenis karang, ribuan jenis ikan karang, puluhan jenis mangrove, beragam jenis penyu dan lebih dari 400 titik kapal/obyek tenggelam sebagai atraksi wisata menyelam.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, Perusahaan Asia Tenggara Borong Penghargaan ESG 2025
Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, Perusahaan Asia Tenggara Borong Penghargaan ESG 2025
BrandzView
Prabowo Bagikan Panel Interaktif Digital ke 288 Ribu Sekolah untuk Pemerataan Pendidikan
Prabowo Bagikan Panel Interaktif Digital ke 288 Ribu Sekolah untuk Pemerataan Pendidikan
Pemerintah
KSP: Teknologi Waste to Energy RI Terlambat 20 Tahun
KSP: Teknologi Waste to Energy RI Terlambat 20 Tahun
Pemerintah
Emisi Metana Terus Meningkat, Tapi PBB Prediksi Penurunan Segera
Emisi Metana Terus Meningkat, Tapi PBB Prediksi Penurunan Segera
Pemerintah
Kebijakan Adaptasi dan Mitigasi Krisis Iklim RI Dinilai Belum Peduli Kelompok Paling Rentan
Kebijakan Adaptasi dan Mitigasi Krisis Iklim RI Dinilai Belum Peduli Kelompok Paling Rentan
LSM/Figur
Pemerintah Bakal Bangun SPKLU di Desa untuk Perluas Penggunaan EV
Pemerintah Bakal Bangun SPKLU di Desa untuk Perluas Penggunaan EV
Pemerintah
Rencana Buka 600.000 Ha Lahan Sawit Baru, Solusi atau Kemunduran?
Rencana Buka 600.000 Ha Lahan Sawit Baru, Solusi atau Kemunduran?
LSM/Figur
Greenpeace: Komitmen Iklim Anggota G20 Tak Ambisius
Greenpeace: Komitmen Iklim Anggota G20 Tak Ambisius
LSM/Figur
RI-Inggris Teken MoU Kurangi Sampah Plastik dan Polusi Laut
RI-Inggris Teken MoU Kurangi Sampah Plastik dan Polusi Laut
Pemerintah
COP30: 300 Juta Dollar AS Dialokasikan untuk Riset Kesehatan Iklim
COP30: 300 Juta Dollar AS Dialokasikan untuk Riset Kesehatan Iklim
Pemerintah
Startup Indonesia Perkuat Ekosistem Inovasi Berkelanjutan lewat Nusantara Innovation Hub
Startup Indonesia Perkuat Ekosistem Inovasi Berkelanjutan lewat Nusantara Innovation Hub
Swasta
WEF: Transisi Hijau Ciptakan 9,6 Juta Lapangan Kerja Baru pada 2030
WEF: Transisi Hijau Ciptakan 9,6 Juta Lapangan Kerja Baru pada 2030
Pemerintah
Celios: Banyak Negara Maju Belum Bayar Utang Ekologis ke Negara Berkembang
Celios: Banyak Negara Maju Belum Bayar Utang Ekologis ke Negara Berkembang
Pemerintah
Skandal Sawit Kalteng: 108 Perusahaan Masuk Kawasan Hutan, Ogah Bangun Kebun Plasma
Skandal Sawit Kalteng: 108 Perusahaan Masuk Kawasan Hutan, Ogah Bangun Kebun Plasma
LSM/Figur
Tantangan Menggeser Paradigma Bisnis Sawit dari Produktivitas ke Keberlanjutan
Tantangan Menggeser Paradigma Bisnis Sawit dari Produktivitas ke Keberlanjutan
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau