Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2023, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAs.com - PT Kredit Rating Indonesia (KRI), lembaga pemeringkat Nasional, siap memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk membantu proses analisa risiko.

Presiden Direktur KRI Syaiful Adrian memastikan hal itu saat pertemuan tahunan Asosiasi Lembaga Pemeringkat  Asia (ACRAA) di Bangkok, 1 Desember 2023.

Syaiful menilai, AI merupakan salah satu representasi dari kemajuan teknologi paling monumental saat ini dalam industri lembaga pemeringkat.

"Lembaga pemeringkat memiliki peran krusial dalam menilai kredit, investasi, atau risiko keuangan lainnya," ujar Syaiful dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (19/12/2023).

Menurutnya, penggunaan kecerdasan buatan dalam proses analisis risiko telah menjadi titik fokus yang menarik, membawa perubahan signifikan dalam cara mereka menilai dan mengelola risiko.

Salah satu keunggulan utama AI adalah kemampuannya dalam mengolah jumlah data yang besar dalam waktu singkat.

Baca juga: Pemerintah Gandeng Tony Blair Institute Digitalisasi Sistem Kesehatan

Lembaga pemeringkat yang memiliki akses ke banyak data, mulai dari sejarah keuangan hingga tren industri, terbantukan dengan kehadiran AI.

Kecerdasan buatan ini juga memungkinkan lembaga pemeringkat untuk menganalisis data tersebut secara menyeluruh dan mengidentifikasi pola yang kompleks, memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap risiko yang mungkin terjadi.

AI tidak hanya membantu dalam mengolah data, tetapi juga dalam memberikan pemahaman yang lebih baik tentang risiko.

"Dengan algoritma machine learning, lembaga pemeringkat dapat memprediksi risiko dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi," imbuh Syaiful.

Dia mencontohkan penilaian kredit, AI dapat mengidentifikasi faktor risiko yang mungkin terlewatkan oleh analisis manusia, membantu menghasilkan peringkat yang lebih akurat.

Kecerdasan buatan juga memungkinkan lembaga pemeringkat untuk mengidentifikasi risiko yang lebih kompleks. Ini termasuk risiko operasional, risiko pasar, risiko kredit, dan risiko lainnya yang mungkin saling terkait.

Baca juga: OIKN Teken Kerja Sama dengan Microsoft dan 3 Perusahaan Teknologi AS

AI dapat menyelidiki hubungan antara faktor-faktor risiko yang berbeda dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana risiko-risiko ini dapat mempengaruhi keseluruhan evaluasi.

“Dengan pemanfaatan teknologi AI, KRI dapat terus berinovasi dalam memberikan layanan terbaik, baik secara kualitas, akurasi maupun dari sisi waktu proses pemeringkatan. Kami berharap teknologi AI dapat terus berkembang di Industri jasa pemeringkatan dan menjadi mitra virtual bagi para analis," tutur Syaiful.

Meskipun potensi AI dalam meningkatkan analisis risiko adalah hal yang positif, lembaga pemeringkat juga dihadapkan pada tantangan etis.

Penggunaan AI dalam proses pemeringkatan memerlukan kehati-hatian dan pengawasan yang teliti untuk memastikan bahwa algoritma tidak memberikan hasil yang bias atau merugikan. Lembaga pemeringkat juga tetap wajib menjaga kerahasiaan data dari klien.

Sementara AI menawarkan keuntungan besar, hal itu juga harus diimbangi dengan kehati-hatian dan etika dalam penggunaannya untuk memastikan keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses analisis risiko.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bappenas Minta AHY Ikuti Jejak Ali Sadikin Bangun Kota Berkelanjutan
Bappenas Minta AHY Ikuti Jejak Ali Sadikin Bangun Kota Berkelanjutan
Pemerintah
Menuju Net-Zero: KLH Tekankan Pentingnya Integritas Data Karbon
Menuju Net-Zero: KLH Tekankan Pentingnya Integritas Data Karbon
Pemerintah
Balai TN Tesso Nilo: Anak Gajah Tari Tewas karena Infeksi Virus Herpes
Balai TN Tesso Nilo: Anak Gajah Tari Tewas karena Infeksi Virus Herpes
Pemerintah
Kemenhut Janji Pembangunan Pulau Padar Tak Ganggu Komodo dan Ekosistem
Kemenhut Janji Pembangunan Pulau Padar Tak Ganggu Komodo dan Ekosistem
Pemerintah
Selundupkan 16 Elang Dilindungi, Pemuda di Sumsel Terancam 15 Tahun Penjara
Selundupkan 16 Elang Dilindungi, Pemuda di Sumsel Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Kebakaran Lahan Gambut Akibat El Nino Bisa Terulang pada 2027
Kebakaran Lahan Gambut Akibat El Nino Bisa Terulang pada 2027
LSM/Figur
Bappenas : PDB Pantura Besar, Pembangunan 'Giant Sea Wall' Demi Selamatkan Indonesia
Bappenas : PDB Pantura Besar, Pembangunan "Giant Sea Wall" Demi Selamatkan Indonesia
Pemerintah
Musim Panas Ekstrem di Eropa Sebabkan Kerugian 43 Miliar Euro
Musim Panas Ekstrem di Eropa Sebabkan Kerugian 43 Miliar Euro
LSM/Figur
23 Ribu Lahan Gambut Terbakar pada Juli 2025, 56 Persen Terkait Izin Sawit dan PBPH
23 Ribu Lahan Gambut Terbakar pada Juli 2025, 56 Persen Terkait Izin Sawit dan PBPH
LSM/Figur
IEA Proyeksikan Pertumbuhan Kuat Proyek Hidrogen Rendah Emisi
IEA Proyeksikan Pertumbuhan Kuat Proyek Hidrogen Rendah Emisi
Pemerintah
KKP Bangun Kampung Nelayan Merah Putih di 65 Lokasi Pada Tahun Ini
KKP Bangun Kampung Nelayan Merah Putih di 65 Lokasi Pada Tahun Ini
Pemerintah
Geo-engineering Tidak Cukup untuk Lindungi Kutub dari Perubahan Iklim
Geo-engineering Tidak Cukup untuk Lindungi Kutub dari Perubahan Iklim
Pemerintah
Titik Karhutla 2025 Terbanyak di Kalbar, Kontributor Terbesar dari Pembukaan Lahan Sawit
Titik Karhutla 2025 Terbanyak di Kalbar, Kontributor Terbesar dari Pembukaan Lahan Sawit
LSM/Figur
Wujud Kepedulian, Pertamina Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Bali
Wujud Kepedulian, Pertamina Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Bali
BUMN
Laporan Bank Dunia: Perlindungan Alam Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
Laporan Bank Dunia: Perlindungan Alam Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau