Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kota Hutan Vertikal Pertama di China, Seperti Apa Bentuknya?

Kompas.com, 4 Januari 2024, 20:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kota Hutan Vertikal pertama di China, selesai dibangun pada akhir 2022 lalu. "Kota" ini merupakan rumah bagi sekitar 500 orang dan lebih dari 5.000 semak serta pohon.

Meskipun umumnya kita tidak akan menganggap gedung pencakar langit sebagai ruang hijau, arsitek Italia Stefano Boeri telah mendobrak gagasan ini selama beberapa dekade.

Proyek terbarunya, Kompleks Kota Hutan Vertikal Easyhome Huanggang, meliputi lahan seluas 4,54 hektar dan mencakup dua menara hunian dan tiga menara komersial.

Baca juga: 5 Cara Mudah Membentuk Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Huanggang adalah rumah bagi lebih dari 1,2 juta orang. Kawasan ini terletak di Provinsi Hubei, sekitar 70 kilometer di timur Wuhan.

"Penghuninya memiliki kesempatan untuk mengalami ruang perkotaan dari perspektif yang berbeda sambil menikmati kenyamanan dikelilingi oleh alam," ujar Arsitek Stefano Boeri, dikutip dari Euronews, Kamis (4/1/2024).

Penuh tanaman dan pepohonan

Hunian vertikal ini menggabungkan balkon terbuka dan tertutup untuk menciptakan efek tangga.

Desain tersebut dimaksudkan demi menciptakan pergerakan yang terus-menerus dan selalu berubah, karena bangunan tersebut mengintegrasikan lingkungan alam dan buatan.

Semua tanaman yang termasuk dalam proyek ini dipilih dari spesies asli yang tidak invasif.

Ada 404 pohon, yang sebagian besar Ginkgo biloba-jenis Ginkgoales, ordo pohon kuno yang berasal lebih dari 290 juta tahun.

Ada juga 4.620 semak yang digunakan dalam desain, dan 2.409 meter persegi rumput abadi, bunga, serta tanaman merambat.

Rancangan gambar Kota Hutan Liuzhou.Dok. Stefano Boeri Architetti Rancangan gambar Kota Hutan Liuzhou.
Setiap tahun, diperkirakan hutan vertikal ini akan menyerap sekitar 20 ton karbon dioksida, dan mengeluarkan sekitar 10 ton oksigen.

“Penghuni apartemen memiliki kesempatan untuk merasakan ruang kota dari sudut pandang berbeda sambil menikmati kenyamanan dikelilingi oleh alam," terang dia.

Rencana untuk kota biofilik lainnya di China

Rupanya, proyek tersebut bukanlah satu-satunya proyek Boeri yang direncanakan di China. Selain Huanggang, ada kota biofilik (desain yang erat dengan alam) lainnya yang akan dibangun. 

Proyek sejenis sedang berlangsung di Kota Hutan Liuzhou, di provinsi pegunungan Guangxi di China Selatan. 

Baca juga: Bank Danai Perusahaan Pemusnah Lingkungan, Greenpeace: Perlu Direformasi

Liuzhou adalah salah satu kota yang paling terkena dampak kabut asap di dunia, oleh karena itulah kota ini dipilih sebagai tuan rumah bagi karya Boeri.

Kota Hutan Liuzhou akan menampung 30.000 orang, bersama dengan 40.000 pohon dan lebih dari satu juta tanaman dari lebih dari 100 spesies berbeda.

Digambarkan sebagai “organisme perkotaan”, ia dirancang untuk menyerap 9.000 ton karbon dioksida setiap tahun, bersama dengan lebih dari 50 ton partikel mikro.

Adapun proyek ini dibuat untuk dapat membantu meningkatkan kualitas udara, serta memerangi emisi karbon.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
Pemerintah
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Pemerintah
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
LSM/Figur
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
LSM/Figur
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Swasta
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
LSM/Figur
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
LSM/Figur
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Pemerintah
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Pemerintah
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
LSM/Figur
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Swasta
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Pemerintah
Lebih dari 70 Jenis Hiu Kini Dilindungi dan Diperketat Perdagangannya
Lebih dari 70 Jenis Hiu Kini Dilindungi dan Diperketat Perdagangannya
Pemerintah
Cuaca Ekstrem di Sumatera Dipicu Anomali Siklon Tropis, Ini Penjelasan Pakar
Cuaca Ekstrem di Sumatera Dipicu Anomali Siklon Tropis, Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
6 Cara Sederhana Mengurangi Food Waste di Rumah
6 Cara Sederhana Mengurangi Food Waste di Rumah
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau