Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serapan Subsidi Motor Listrik Cuma 5,77 Persen, Menperin Ungkap Sebabnya

Kompas.com - 04/01/2024, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Serapan program subsidi atau bantuan pembelian motor listrik sepanjang 2023 hanya mencapai 11.532 unit atau sekitar Rp 78 miliar.

Serapan tersebut hanya 5,77 persen dari target kuota mencapai 200.000 unit dengan anggaran Rp1,4 triliun.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, salah satu penyebab rendahnya serapan program bantuan motor listrik karena konsumen kurang puas dengan kemampuan baterai.

Baca juga: Albert Soerjonoto, Sempat Magang di Tesla, Kini Presdir Produsen Baterai Motor Listrik

"Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus bisa mudah di-charge (diisi daya)," kata Agus sebagaimana dilansir Antara, Rabu (3/1/2024).

"Charge-nya juga kalau untuk mobil harus cepat, kalau charge tiga sampai empat jam itu dianggap lama maka sekarang teknologi akan bisa membuat charge mobil lebih cepat. Jadi baterai itu menjadi kunci terhadap keberhasilan program mobil dan motor listrik," sambungnya.

Dia menambahkan, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan produsen motor listrik guna mendorong adanya standardisasi baterai kendaraan listrik.

Menurutnya, hal itu diperlukan untuk menciptakan level persaingan yang adil di industri tersebut.

Baca juga: Touring Motor Listrik di Bangka, Kampanye Nol Emisi

"Ini momentum yang paling baik bagi pemerintah untuk bisa mendorong kebijakan itu," jelar Agus.

Menurutnya, produsen motor listrik dan produsen baterai itu bermain di lapangan yang sama dengan level berpikir yang sama.

"Sehingga standardisasi daya baterai itu menjadi sangat penting," tuturnya.

Di sisi lain, Agus menambahkan rendahnya serapan program bantuan pembelian motor listrik turut memengaruhi kinerja penyerapan anggaran kementerian.

Baca juga: Berkembang Pesat, Pengguna Motor Listrik Meningkat 15 Kali Lipat dalam 2 Tahun

Dia bahkan menyebut program tersebut menjadi beban dalam penyerapan anggaran Kementerian Perindustrian.

"Karena penyerapannya tidak sesuai, bahkan jauh dari apa yang sudah disiapkan yaitu 200.000 unit motor listrik, itu menjadi beban kita dalam konteks kita tidak berhasil men-deliver atau memberikan penyerapan anggaran yang tinggi," katanya.

Dia mengungkapkan, total penyerapan anggaran Kementerian Perindustrian di luar program bantuan dan insentif mampu mencapai hingga 99 persen.

Baca juga: Komunitas Startup Teknologi Bersih Sambut Perluasan Subsidi Motor Listrik

"Tapi ketika anggaran itu di-blend (digabung) dengan anggaran insentif, nah itu bawa dampak yang kemudian menurunkan penyerapan anggaran kita cukup dalam. Mungkin sekitar 77-80 persen," tutur Agus.

Atas rendahnya serapan anggaran tersebut, Agus mengaku telah melayangkan surat permohonan pengembalian anggaran kepada Kementerian Keuangan pada awal Desember 2023. Namun, permintaan tersebut tidak dikabulkan Kemenkeu.

Pada 2024, Agus menyebut alokasi bantuan pembelian motor listrik dipangkas menjadi hanya sebanyak 50.000 unit dengan total anggaran Rp 350 miliar.

Dia optimis target program tersebut pada tahun ini akan terpenuhi. Pasalnya, capaian penyaluran bantuan pada 2023 baru dimulai pada April meski kemudian syaratnya disederhanakan pada September.

Baca juga: Ini Tantangan Program Konversi Motor Listrik Menurut Kementerian ESDM

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau