KOMPAS.com - Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta menjadi dua dari 34 provinsi yang dinilai paling siap untuk transisi energi.
Penilaian tersebut dilakukan oleh lembaga think tank Center of Economic and Law Studies (Celios) dalam studi Energy Transition Readiness Index (ETRI) atau Indeks Kesiapan Transisi Energi Indonesia yang diluncurkan pada Senin (15/1/2024).
Ada empat kategori kesiapan transisi energi dalam ETRI yang didasarkan pada skor yang diperoleh setiap provinsi.
Baca juga: 90 Persen Provinsi di Indonesia Belum Siap Lakukan Transisi Energi
Skor 80-100 masuk kategori sangat tinggi, skor 60-79 masuk kategori tinggi, skor 40-59 masuk kategori sedang, skor 20-39 masuk kategori rendah, dan skor 0-19 masuk kategori sangat rendah.
Dalam ETRI, DKI Jakarta mendapat skor 84,24 dari skala 100 alias termasuk kategori sangat tinggi untuk kesiapan transisi energi.
Sedangkan DI Yogyakarta mendapat skor 66,74 dari skala 100 alias termasuk kategori tinggi untuk kesiapan transisi energi.
Dalam studi tersebut, Celios menyebutkan bahwa ETRI memberikan penilaian terstruktur dan komprehensif terhadap kondisi terkini di Indonesia mengenai kesiapan transisi energi.
Baca juga: Presiden Terpilih Wajib Akselerasi Transisi Energi
ETRI memainkan peran penting dalam menarik investasi, baik investor domestik maupun internasional
ETRI menjadi instrumen utama untuk mengidentifikasi dan memitigasi kesenjangan yang mungkin terjadi dalam distribusi, aksesibilitas, dan pemanfaatan sumber daya energi di seluruh negeri.
Di sisi lain, dari 34 provinsi di Indonesia, sebanyak 32 di antaranya atau 90 persen dinilai belum memiliki kesiapan transisi energi yang memadai.
24 provinsi memiliki kategori sedang, tujuh provinsi memiliki kategori rendah, dan satu provinsi memiliki kategori sangat rendah dalam kesiapan transisi energi.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Direktur Kebijakan Publik Celios Media Wahyudi Askar mengatakan, kesiapan transisi energi masih jauh dari kemerataan antarwilayah.
Baca juga: Dibanding Negara Lain, Indonesia Punya Modal Transisi Energi
"Belum meratanya kesiapan daerah dalam transisi energi juga bergantung pada tingkat konsumsi per kapita, signifikansi keterlibatan perempuan, dan tingkat kerentanan iklim dan energi di tiap daerah," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (15/1/2024).
Media berujar, salah satu temuan yang menarik dalam studi tersebut adalah semakin tinggi kerentanan suatu daerah, wilayah tersebut justru memiliki indeks kesiapan transisi energi yang lebih baik.
Hal ini didasarkan pada pengalaman menghadapi kerugian finansial yang besar akibat bencana menjadi pembelajaran untuk lebih cepat melakukan transisi energi.
Selain itu, perempuan menjadi aktor rentan dalam konteks risiko kebencanaan. Perempuan memiliki hubungan erat dengan sektor-sektor pekerjaan yang terdampak langsung oleh krisis iklim.
Keterlibatan perempuan dalam agenda transisi akan memperkaya pemahaman mendalam tentang kebutuhan energi di level rumah tangga dan komunitas.
Baca juga: Bioenergi Beririsan dengan Pangan dan Lahan, Perlu Tenggat Waktu Transisi Energi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya