Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2024, 15:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setara Institute baru saja merilis Indeks Kota Toleran (IKT) 2023 dengan menilai tingkat toleransi dan tidak toleransi beberapa kota di Indonesia.

IKT ini diharapkan dapat memberikan status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawancara kebangsaan, dan inklusi.

Adapun dalam laporan studinya, SETARA Institute menggunakan empat variabel dan delapan indikator terhadap 94 kota di Indonesia. 

Hasilnya, Singkawang di Kalimantan Barat menjadi kota paling toleransi di Indonesia dengan skor 6,500 dari skala 1-7. Sementara itu, Depok dan Cilegon menjadi kota paling tidak toleran di Indonesia karena mendapatkan skor paling rendah. 

Baca juga: Daftar Kota Paling Toleran dan Intoleran 2023

Menurut Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan beberapa daerah yang tetap menempati posisi terbawah disebabkan masih memiliki persoalan serius dalam hal kepemimpinan untuk membangun ekosistem toleransi.

Ia menjelaskan, terdapat tiga aspek kepemimpinan yang penting dalam toleransi yaitu kepemimpinan politik, kepemimpinan birokrasi, dan kepemimpinan sosial. 

"Untuk kota yang menempati 10 besar terbawah, saya kira mereka punya persoalan sangat serius karena tiga elemen kepemimpinan untuk membangun ekosistem toleransi itu tidak ada. Barangkali dari tiga itu bisa dua, atau bahkan tiga-tiganya tidak terlaksana atau tidak terbangun dengan baik di daerah itu," kata Halili di Jakarta, Selasa (30/1/2024). 

Alasan Depok dan Cilegon masih rendah

Dari riset yang sudah digelar satu tahun terakhir, 10 kota yang berada di urutan 10 terbawah tingkat toleransi rendah kemungkinan kepemimpinan politik, birokrasi, dan sosialnya belum bekerja dengan baik. 

Misalnya, para kepala daerah dinilai belum memiliki kebijakan dan tidak mengalokasikan anggaran untuk mendukung terciptanya situasi toleransi di daerah mereka. 

"Di Depok itu kepimpinan sosial relatif tidak ada, di tengah kepemimpinan politik yang konservatif, kemudian birokrasinya juga tidak punya inisiatif," terang Halili. 

Ia juga memberikan contoh Cilegon yang sampai saat ini tidak memiliki satu pun gereja. Padahal, Cilegon merupakan bagian dari negara Indonesia yang menjunjung tinggi keberagaman suku, budaya, dan agama.

Selain kedua kota tersebut, berikut beberapa kota yang memperoleh skor toleran paling rendah di Indonesia, versi Setara Institute pada 2023.

  1. Sabang, Aceh (Skor: 4,457)
  2. Bandar Lampung, Lampung (Skor: 4,450)
  3. Palembang, Sumatera Selatan (Skor: 4,433)
  4. Pekanbaru, Riau (Skor: 4,420)
  5. Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) Skor: 4,387
  6. Lhokseumawe, Aceh (Skor: 4,377)
  7. Padang, Sumatera Barat (Skor: 4,297)
  8. Banda Aceh, Aceh (Skor: 4,260)
  9. Cilegon, Banten (Skor: 4,193)
  10. Depok, Jawa Barat (Skor: 4,010)

Cara pengukuran studi

Dalam laporan tersebut, Setara Institute melibatkan 94 kota dari total 98 kota di seluruh Indonesia. Ada empat kota yang tereliminasi, yaitu kota-kota administrasi di DKI Jakarta karena digabungkan menjadi satu kota DKI Jakarta.

Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan empat variabel dan delapan indikator. Berikut rinciannya: 

  • Regulasi Pemerintah Kota: Rencana pembangunan dalam bentuk RPJMD dan produk hukum pendukung lainnya; dan ada tidaknya kebijakan diskriminatif.
  • Regulasi Sosial: Peristiwa intoleransi; dan dinamika masyarakat sipil terkait isu intoleransi.
  • Tindakan Pemerintah: Pernyataan pejabat kunci tentang peristiwa intoleransi; dan tindakan nyata terkait peristiwa. 
  • Demografi Sosio-Keagamaan: Heterogenitas keagamaan penduduk; dan inklusi sosial keagamaan.

Adapun sumber data penelitian diperoleh dari dokumen resmi pemerintah kota, data Badan Pusat Statistik (BPS), data Komnas Perempuan, data Setara Institute, dan referensi media terpilih. Pengumpulan data juga dilakukan melalui kuesioner self-assessment kepada seluruh pemerintah kota.

"Kami ingin mengatakan bahwa sikap paling presisi, paling tepat untuk kota-kota yang tata kelola toleransinya ada di bottom 10 untuk bisa memperbaiki keadaan, saya kira mereka harus mengidentifikasi soal-soal yang ada di kotanya, serta dibutuhkan sikap positif yang lebih asertif untuk tidak denial atas persoalan-persoalan itu," pungkas Halili.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Riau Masih Darurat Karhutla, Operasi Modifikasi Cuaca Digelar Sepekan
Riau Masih Darurat Karhutla, Operasi Modifikasi Cuaca Digelar Sepekan
Pemerintah
Program Kampung Nelayan Merah Putih Harus Bisa Identifikasi Kebutuhan Nelayan
Program Kampung Nelayan Merah Putih Harus Bisa Identifikasi Kebutuhan Nelayan
LSM/Figur
Pemerintah Targetkan 33.000 Ton Sampah Per Hari Bisa Diolah Jadi Sumber Listrik
Pemerintah Targetkan 33.000 Ton Sampah Per Hari Bisa Diolah Jadi Sumber Listrik
Pemerintah
Rahasia Turki Jadi Destinasi Wisata Terbesar Keempat di Dunia: Ekosistem yang Berkelanjutan
Rahasia Turki Jadi Destinasi Wisata Terbesar Keempat di Dunia: Ekosistem yang Berkelanjutan
Pemerintah
PepsiCo Kelola Sampah Sendiri, Jadi Karya Seni dan Souvenir
PepsiCo Kelola Sampah Sendiri, Jadi Karya Seni dan Souvenir
Swasta
Buka Akses Warga Pelosok, Pasar Modal Hadirkan Jembatan Pelosok Negeri di Lampung
Buka Akses Warga Pelosok, Pasar Modal Hadirkan Jembatan Pelosok Negeri di Lampung
Swasta
Staf Maskapai Dunia Desak Industri Penerbangan Percepat Aksi Iklim
Staf Maskapai Dunia Desak Industri Penerbangan Percepat Aksi Iklim
Pemerintah
Pariwisata Jadi Kontributor Pertumbuhan Ekonomi tapi Rentah Perubahan Iklim
Pariwisata Jadi Kontributor Pertumbuhan Ekonomi tapi Rentah Perubahan Iklim
Pemerintah
Tak Cuma Rusak Lingkungan, Panas Ekstrem Berdampak pada Kesehatan Emosi Kita
Tak Cuma Rusak Lingkungan, Panas Ekstrem Berdampak pada Kesehatan Emosi Kita
Pemerintah
Kolaborasi Tiga Kampus Ini Hasilkan Teknologi Filter Air Berbasis Nanomaterial
Kolaborasi Tiga Kampus Ini Hasilkan Teknologi Filter Air Berbasis Nanomaterial
LSM/Figur
Bali Waste Cycle Sulap Sampah Plastik Jadi Papan hingga Kaki Palsu
Bali Waste Cycle Sulap Sampah Plastik Jadi Papan hingga Kaki Palsu
LSM/Figur
Jurnalisme Positif Bisa Jadi Solusi Krisis Iklim, Seperti Apa?
Jurnalisme Positif Bisa Jadi Solusi Krisis Iklim, Seperti Apa?
Pemerintah
Dukung Masa Depan Energi Indonesia, Baker Hughes Teken Kontrak 90 Bulan dengan BP
Dukung Masa Depan Energi Indonesia, Baker Hughes Teken Kontrak 90 Bulan dengan BP
Swasta
Kebakaran Lahan di Rinjani, 70 Hektare Lahan Rusak
Kebakaran Lahan di Rinjani, 70 Hektare Lahan Rusak
Pemerintah
Ketegangan Politik Global Seharusnya Picu Transisi Energi, Kenapa Indonesia Masih Impor?
Ketegangan Politik Global Seharusnya Picu Transisi Energi, Kenapa Indonesia Masih Impor?
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau