Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 31 Januari 2024, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Surat Utang Negara (SUN) seri FRSDG001 atau Sustainable Development Goals (SDGs) Bond mendapat respons positif dari investor.

Menurut Kementerian Keuangan, SDGs Bond mendapat penawaran mencapai Rp 2,65 triliun atau 3,62 persen dari total penawaran masuk.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, pemerintah kembali menawarkan SDGs Bond pada Selasa (30/1/2024).

Baca juga: Timor Leste Tertarik Pelajari Pemberdayaan Lewat SDGs Desa

"Mendapat respons positif dari investor dengan incoming bids (penawaran masuk) sebesar Rp 2,65 triliun atau 3,62 persen dari total incoming bids," kata Deni sebagaimana dilansir Antara.

Sementara itu, total penawaran masuk pada lelang SUN hari ini mencapai Rp73,24 triliun, naik dari Rp67,08 triliun pada lelang SUN dua minggu sebelumnya.

Peningkatan tersebut didukung positifnya data ekonomi domestik, seperti Foreign Direct Investment (FDI) yang tumbuh sebesar 5,3 persen year-on-year (yoy) pada kuartal empat 2023.

Selain itu, rilis data ekonomi AS yang cukup solid menumbuhkan optimisme investor bahwa soft landing dapat tercapai setelah The Fed selesai dengan kebijakan pengendalian inflasinya.

Baca juga: Punya Komitmen terhadap SDGs di Indonesia, QNET Raih 2 Award di Ajang ISDA 2023

Hal itu berdampak pada pasar SUN yang bergerak positif setelah ada pengumuman estimasi net borrowing The Fed untuk kuartal pertama 2024 lebih rendah dari yang diumumkan bulan Oktober.

Di sisi lain, minat investor asing pada lelang SUN hari ini masih solid dengan jumlah penawaran masuk sebesar R p9,76 triliun.

Mayoritas dari penawaran masuk tersebut pada seri SUN tenor menengah panjang (lima dan 10 tahun) sebesar Rp 8,21 triliun atau 84,12 persen dari total tawaran masuk investor asing dan dimenangkan sebesar Rp2,56 triliun atau 10,67 persen dari total nominal yang dimenangkan.

Kemenkeu mencatat minat investor masih dominan pada seri SUN tenor lima dan 10 tahun, dengan jumlah penawaran masuk dan nominal dimenangkan masing-masing sebesar 60,35 persen dari total penawaran masuk dan 68,33 persen dari total nominal dimenangkan.

Baca juga: Dukung Green Economy BPK Tingkatkan Audit SDGs Sektor Energi

Penawaran masuk terbesar adalah pada tenor lima tahun yaitu Rp 25,61 triliun (34,97 persen dari total penawaran masuk) dan dimenangkan sebesar Rp 8,35 triliun (34,79 persen dari total nominal dimenangkan).

Adapun Weighted Average Yield (WAY) untuk Obligasi Negara tenor lima, 10 dan 30 tahun pada lelang SUN Selasa turun masing-masing sebesar 1, 6 dan 4 basis poin (bps) dibandingkan WAY pada lelang SUN sebelumnya.

Sedangkan WAY Obligasi Negara tenor 15 tahun dan 20 tahun relatif flat dibandingkan WAY pada lelang SUN sebelumnya.

Secara keseluruhan, pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp 24 triliun pada lelang SUN pada Selasa dengan mempertimbangkan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2024, dan kondisi kas negara terkini.

Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2024, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada 12 Februari 2024.

Baca juga: Aksi Bersama untuk SDGs”, Aeon Mall Indonesia Angkat Isu Tujuan SDGs Ke-12

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Timbal Ditemukan dalam Darah Ibu Hamil dan Anak, Ini Sumber Utamanya
Timbal Ditemukan dalam Darah Ibu Hamil dan Anak, Ini Sumber Utamanya
Pemerintah
KLH Serahkan Dokumen National Adaptation Plan di COP30
KLH Serahkan Dokumen National Adaptation Plan di COP30
Pemerintah
COP30: Perlindungan Masyarakat Adat, Jawaban Nyata untuk Krisis Iklim
COP30: Perlindungan Masyarakat Adat, Jawaban Nyata untuk Krisis Iklim
LSM/Figur
Menjaga Lawu di Tengah Ambisi Geothermal
Menjaga Lawu di Tengah Ambisi Geothermal
Pemerintah
Pulihkan Ekosistem, WBN Reklamasi 84,86 Hektare Lahan Bekas Tambang di Weda
Pulihkan Ekosistem, WBN Reklamasi 84,86 Hektare Lahan Bekas Tambang di Weda
Swasta
IWIP Percepat Transisi Energi Lewat Proyek PLTS dan PLTB di Weda Bay
IWIP Percepat Transisi Energi Lewat Proyek PLTS dan PLTB di Weda Bay
Swasta
Bapeten Musnahkan 5,7 Ton Udang Ekspor yang Terkontaminasi Cesium-137
Bapeten Musnahkan 5,7 Ton Udang Ekspor yang Terkontaminasi Cesium-137
Pemerintah
IESR: Revisi Perpres 112 Tahun 2022 Ancam Target Transisi Energi
IESR: Revisi Perpres 112 Tahun 2022 Ancam Target Transisi Energi
LSM/Figur
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
Pemerintah
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
LSM/Figur
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau