KOMPAS.com - Selama 12 bulan terakhir, dari Februari 2023 sampai Januari 2024, rata-rata suhu Bumi telah melampaui 1,5 derajat celsius dibandingkan masa praindustri antara 1850-1900.
Laporan tersebut disampaikan layanan perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S), pada Kamis (8/2/2024).
Menurut pemantauan C3S, suhu rata-rata Bumi selama Februari 2023 sampai Januari 2024 naik 1,52 derajat celsius dibandingkan tahun 1850-1900.
Baca juga: Indonesia Alami Januari Terpanas Sejak 1981, Suhu Cetak Rekor Tertinggi
Itu berarti, suhu rata-rata Bumi selama 12 bulan terakhir telah melampaui ambang batas yang ditetapkan sebesar 1,5 derajat celsius dalam Perjanjian Paris 2015.
Suhu selama periode 12 bulan terakhir juga naik 0,64 derajat celsius dibandingkan rata-rata temperatur tahun 1991 sampai 2020.
Selain itu, delapan bulan terakhir secara berturut-turut memecahkan rekor terpanas untuk masing-masing bulan.
Bahkan, tahun 2023 juga secara resmi dinobatkan sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah sejak pencatatan suhu dilakukan pada 1850-an.
Baca juga: Tahun Ini, Suhu Bumi Diprediksi Naik 1,5 Derajat Celsius
Menurut C3S, suhu rata-rata global pada 2023 naik 14,98 derajat celsius.
Teranyar, Januari 2024 menjadi bulan Januari terpanas sepanjang sejarah yang pernah tercatat secara global.
Menurut C3S, rata-rata suhu udara permukaan Bumi selama Januari 2024 mencapai 13,41 derajat celsius.
Suhu tersebut lebih tinggi 0,12 derajat celsius dibandingkan rekor Januari terpanas sebelumnya pada 2022.
Baca juga: Suhu November 2023 Jadi yang Terpanas Sejak Praindustri
Selain itu, rata-rata suhu pada Januari 2024 juga lebih tinggi 0,7 derajat celsius dibandingkan bulan yang sama pada 1991.
Wakil Direktur C3S Samantha Burgess mengatakan, dunia mengawali tahun 2024 dengan Januari terpanas sepanjang sejarah.
"Bukan hanya Januari terpanas, kita juga baru saja mengalami periode 12 bulan yang lebih dari 1,5 derajat celsius di atas periode referensi pra-industri," kata Burgess dalam siarng persnya.
"Pengurangan emisi gas rumah kaca secara cepat adalah satu-satunya cara untuk menghentikan peningkatan suhu global," sambung Burgess.
Baca juga: Suhu Bumi Diprediksi Lampaui 1,5 Derajat Celsius pada 2024
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya