Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2024, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Selama 12 bulan terakhir, dari Februari 2023 sampai Januari 2024, rata-rata suhu Bumi telah melampaui 1,5 derajat celsius dibandingkan masa praindustri antara 1850-1900.

Laporan tersebut disampaikan layanan perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S), pada Kamis (8/2/2024).

Menurut pemantauan C3S, suhu rata-rata Bumi selama Februari 2023 sampai Januari 2024 naik 1,52 derajat celsius dibandingkan tahun 1850-1900.

Baca juga: Indonesia Alami Januari Terpanas Sejak 1981, Suhu Cetak Rekor Tertinggi

Itu berarti, suhu rata-rata Bumi selama 12 bulan terakhir telah melampaui ambang batas yang ditetapkan sebesar 1,5 derajat celsius dalam Perjanjian Paris 2015.

Suhu selama periode 12 bulan terakhir juga naik 0,64 derajat celsius dibandingkan rata-rata temperatur tahun 1991 sampai 2020.

Selain itu, delapan bulan terakhir secara berturut-turut memecahkan rekor terpanas untuk masing-masing bulan.

Bahkan, tahun 2023 juga secara resmi dinobatkan sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah sejak pencatatan suhu dilakukan pada 1850-an.

Baca juga: Tahun Ini, Suhu Bumi Diprediksi Naik 1,5 Derajat Celsius

Menurut C3S, suhu rata-rata global pada 2023 naik 14,98 derajat celsius.

Teranyar, Januari 2024 menjadi bulan Januari terpanas sepanjang sejarah yang pernah tercatat secara global.

Menurut C3S, rata-rata suhu udara permukaan Bumi selama Januari 2024 mencapai 13,41 derajat celsius.

Suhu tersebut lebih tinggi 0,12 derajat celsius dibandingkan rekor Januari terpanas sebelumnya pada 2022.

Baca juga: Suhu November 2023 Jadi yang Terpanas Sejak Praindustri

Selain itu, rata-rata suhu pada Januari 2024 juga lebih tinggi 0,7 derajat celsius dibandingkan bulan yang sama pada 1991.

Wakil Direktur C3S Samantha Burgess mengatakan, dunia mengawali tahun 2024 dengan Januari terpanas sepanjang sejarah.

"Bukan hanya Januari terpanas, kita juga baru saja mengalami periode 12 bulan yang lebih dari 1,5 derajat celsius di atas periode referensi pra-industri," kata Burgess dalam siarng persnya.

"Pengurangan emisi gas rumah kaca secara cepat adalah satu-satunya cara untuk menghentikan peningkatan suhu global," sambung Burgess.

Baca juga: Suhu Bumi Diprediksi Lampaui 1,5 Derajat Celsius pada 2024

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Riau Masih Darurat Karhutla, Operasi Modifikasi Cuaca Digelar Sepekan
Riau Masih Darurat Karhutla, Operasi Modifikasi Cuaca Digelar Sepekan
Pemerintah
Program Kampung Nelayan Merah Putih Harus Bisa Identifikasi Kebutuhan Nelayan
Program Kampung Nelayan Merah Putih Harus Bisa Identifikasi Kebutuhan Nelayan
LSM/Figur
Pemerintah Targetkan 33.000 Ton Sampah Per Hari Bisa Diolah Jadi Sumber Listrik
Pemerintah Targetkan 33.000 Ton Sampah Per Hari Bisa Diolah Jadi Sumber Listrik
Pemerintah
Rahasia Turki Jadi Destinasi Wisata Terbesar Keempat di Dunia: Ekosistem yang Berkelanjutan
Rahasia Turki Jadi Destinasi Wisata Terbesar Keempat di Dunia: Ekosistem yang Berkelanjutan
Pemerintah
PepsiCo Kelola Sampah Sendiri, Jadi Karya Seni dan Souvenir
PepsiCo Kelola Sampah Sendiri, Jadi Karya Seni dan Souvenir
Swasta
Buka Akses Warga Pelosok, Pasar Modal Hadirkan Jembatan Pelosok Negeri di Lampung
Buka Akses Warga Pelosok, Pasar Modal Hadirkan Jembatan Pelosok Negeri di Lampung
Swasta
Staf Maskapai Dunia Desak Industri Penerbangan Percepat Aksi Iklim
Staf Maskapai Dunia Desak Industri Penerbangan Percepat Aksi Iklim
Pemerintah
Pariwisata Jadi Kontributor Pertumbuhan Ekonomi tapi Rentah Perubahan Iklim
Pariwisata Jadi Kontributor Pertumbuhan Ekonomi tapi Rentah Perubahan Iklim
Pemerintah
Tak Cuma Rusak Lingkungan, Panas Ekstrem Berdampak pada Kesehatan Emosi Kita
Tak Cuma Rusak Lingkungan, Panas Ekstrem Berdampak pada Kesehatan Emosi Kita
Pemerintah
Kolaborasi Tiga Kampus Ini Hasilkan Teknologi Filter Air Berbasis Nanomaterial
Kolaborasi Tiga Kampus Ini Hasilkan Teknologi Filter Air Berbasis Nanomaterial
LSM/Figur
Bali Waste Cycle Sulap Sampah Plastik Jadi Papan hingga Kaki Palsu
Bali Waste Cycle Sulap Sampah Plastik Jadi Papan hingga Kaki Palsu
LSM/Figur
Jurnalisme Positif Bisa Jadi Solusi Krisis Iklim, Seperti Apa?
Jurnalisme Positif Bisa Jadi Solusi Krisis Iklim, Seperti Apa?
Pemerintah
Dukung Masa Depan Energi Indonesia, Baker Hughes Teken Kontrak 90 Bulan dengan BP
Dukung Masa Depan Energi Indonesia, Baker Hughes Teken Kontrak 90 Bulan dengan BP
Swasta
Kebakaran Lahan di Rinjani, 70 Hektare Lahan Rusak
Kebakaran Lahan di Rinjani, 70 Hektare Lahan Rusak
Pemerintah
Ketegangan Politik Global Seharusnya Picu Transisi Energi, Kenapa Indonesia Masih Impor?
Ketegangan Politik Global Seharusnya Picu Transisi Energi, Kenapa Indonesia Masih Impor?
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau