Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2024, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Negara-negara di kawasan Asia-Pasifik menghadapi kekurangan setidaknya 800 miliar dollar AS untuk pendanaan iklim.

Ketika keuangan publik terkuras akibat pandemi Covid-19, para pembuat kebijakan harus memanfaatkan potensi besar modal swasta untuk ikut serta dalam upaya melawan pemanasan global secara lebih efektif.

Untuk melakukan hal ini diperlukan pendekatan yang terkoordinasi dan multi-aspek dari semua pihak, mulai dari pemerintah dan bank sentral hingga pengawas keuangan dan lembaga multilateral.

Strategi penting lainnya adalah penghapusan subsidi bahan bakar fosil secara bertahap, yang jumlahnya mencapai rekor 1,3 triliun dollar AS.

Baca juga: Mencari Gagasan Memperkuat Ketahanan Pangan di Tengah Krisis Iklim

Hal ini juga penting untuk memperluas penetapan harga karbon, menjembatani kesenjangan data yang penting, dan mendorong pembiayaan inovatif serta kemitraan publik-swasta.

Mission Chief Brunei Darussalam IMF Asia and Pacific Department Rita Basu dan Deputy Director Statistics Department IMF Cheng Hoon Lim menulis Laporan Stabilitas Keuangan Global mengenai peningkatan pendanaan iklim dan studi IMF lainnya mengenai isu-isu iklim.

Menurut mereka pendaan iklim sangat penting. Hal ini karena kemajuan penanganan krisis iklim terlalu lambat.

Suhu global diperkirakan akan melampaui ambang batas kritis sebesar 1,5 derajat Celsius di atas suhu pra-industri.

Upaya untuk mengurangi separuh tingkat emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 gagal total, karena hanya menargetkan pengurangan sebesar 11 persen.

"Tanpa tindakan yang lebih tegas, pemanasan global akan membahayakan perumahan, kesehatan, dan ketahanan pangan," kata mereka.

Memobilisasi lebih banyak pendanaan iklim sangat penting tidak hanya untuk mitigasi emisi namun juga untuk membangun kapasitas adaptif melalui investasi pada infrastruktur yang berketahanan iklim.

Baca juga: Debat Hanya Tontonkan Gimmick, Cawapres Tak Paham Krisis Iklim

Hal ini sangat penting bagi Asia, yang merupakan rumah bagi beberapa negara penghasil emisi terbesar dan merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim karena kepadatan penduduk dan letak geografis yang tinggi.

Apa yang menjadikan peran Asia penting?

Transisi kawasan menuju keberlanjutan yang lebih baik mempunyai implikasi global. Asia menyumbang sekitar dua pertiga pertumbuhan global pada tahun lalu, dan akan kembali berkontribusi pada tahun 2024.

Namun ketergantungannya yang besar pada penggunaan batu bara untuk energi berarti bahwa Asia menyumbang lebih dari setengah emisi gas rumah kaca global yang berbahaya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dukung Masa Depan Energi Indonesia, Baker Hughes Teken Kontrak 90 Bulan dengan BP
Dukung Masa Depan Energi Indonesia, Baker Hughes Teken Kontrak 90 Bulan dengan BP
Swasta
Kebakaran Lahan di Rinjani, 70 Hektare Lahan Rusak
Kebakaran Lahan di Rinjani, 70 Hektare Lahan Rusak
Pemerintah
Ketegangan Politik Global Seharusnya Picu Transisi Energi, Kenapa Indonesia Masih Impor?
Ketegangan Politik Global Seharusnya Picu Transisi Energi, Kenapa Indonesia Masih Impor?
LSM/Figur
Di 'Segitiga Bermuda-nya' Indonesia, Pantai Tak Terkelola dan Nelayan Tak Berdaya
Di "Segitiga Bermuda-nya" Indonesia, Pantai Tak Terkelola dan Nelayan Tak Berdaya
LSM/Figur
Akademisi: Program Hilirisasi Mineral Tetap Bisa Jaga Kelestarian Alam Indonesia
Akademisi: Program Hilirisasi Mineral Tetap Bisa Jaga Kelestarian Alam Indonesia
BUMN
Otorita Pengelola Pantura Jawa Fokus Bangun Tanggul Laut untuk Jaga Ekosistem Pesisir
Otorita Pengelola Pantura Jawa Fokus Bangun Tanggul Laut untuk Jaga Ekosistem Pesisir
Pemerintah
4 Ha TN Lore Lindu Rusak karena Ditambang, Pelaku terancam 10 Tahun Penjara
4 Ha TN Lore Lindu Rusak karena Ditambang, Pelaku terancam 10 Tahun Penjara
Pemerintah
Kemenhut Pastikan Belum Ada Izin Pemanfaatan Hutan di Pulau Sipora Mentawai
Kemenhut Pastikan Belum Ada Izin Pemanfaatan Hutan di Pulau Sipora Mentawai
Pemerintah
Kebakaran Hutan di Uni Eropa Capai Level Terburuk Sepanjang Sejarah
Kebakaran Hutan di Uni Eropa Capai Level Terburuk Sepanjang Sejarah
Pemerintah
Krisis Iklim Tingkatkan Kasus Kecelakaan di Laut dan Perburuk Kehidupan Nelayan
Krisis Iklim Tingkatkan Kasus Kecelakaan di Laut dan Perburuk Kehidupan Nelayan
LSM/Figur
Demi Capai Target Emisi, China Bangun PLTS Terbesar di Dunia
Demi Capai Target Emisi, China Bangun PLTS Terbesar di Dunia
Pemerintah
Krisis Iklim Jadi Tantangan Pengembangan Ekonomi Hijau di Kabupaten Sigi
Krisis Iklim Jadi Tantangan Pengembangan Ekonomi Hijau di Kabupaten Sigi
Pemerintah
Perdagangan Karbon Belum Bergairah, Padahal Butuh Rp 4.000 T untuk Pangkas Emisi
Perdagangan Karbon Belum Bergairah, Padahal Butuh Rp 4.000 T untuk Pangkas Emisi
Pemerintah
Survei: Publik di Negara Berkembang Lebih Percaya Ilmuwan Jadi Sumber Informasi Iklim
Survei: Publik di Negara Berkembang Lebih Percaya Ilmuwan Jadi Sumber Informasi Iklim
Pemerintah
Inovasi Baru, Ilmuwan Bikin Alat untuk Perkirakan Dampak Sosial Kekeringan
Inovasi Baru, Ilmuwan Bikin Alat untuk Perkirakan Dampak Sosial Kekeringan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau