Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aris Marfai
Kepala Badan Informasi Geospasial

Professor Geografi

Data Geospasial Rehabilitasi Mangrove

Kompas.com - 26/02/2024, 14:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Keberadaan dataran rendah, daerah rawa, dan daerah muara sungai yang menjadi habitat mangrove dapat didelineasi dengan detail termasuk aksesibilitas, garis batas kawasan, dan analisis keruangan adanya ancaman potensi konversi lahan mangrove menjadi lahan terbangun melalui time series data penutup lahan.

Peta RBI yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) telah tersedia di seluruh Indonesia dengan skala 1:50.000, dan lebih detail pada skala 1:25.000 untuk seluruh Pulau Jawa.

Mulai 2024, BIG secara bertahap akan menyediakan peta RBI dalam skala yang lebih detail, yaitu 1:5000. Peta RBI yang lebih detail diharapkan dapat menyajikan data yang lebih presisi dan akurat untuk mendukung program percepatan rehabilitasi mangrove.

Data geospasial berupa data pasang surut juga diperlukan untuk membantu strategi rehabilitasi mangrove.

BIG saat ini mengelola 260 stasiun pasang surut, yang akan bertambah dengan 32 stasiun baru tahun 2024.

Data gespasial pasang surut yang presisi dan kontinyu dapat digunakan untuk membantu dalam monitoring dan analisis dinamika pesisir untuk kegiatan rehabilitasi mangrove.

Stasiun pasang surut BIG bekerja secara realtime, menyediakan data pasang surut setiap detik selama 24 jam dalam 7 hari, tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Sementara itu data geospasial berupa citra satelit resolusi tinggi (CSRT) dapat membantu dalam identifikasi lingkungan rusak, monitoring kondisi perairan, kejernihan dan kualitas perairan, serta identifikasi sedimen di kawasan pantai.

Dalam program percepatan rehabilitasi mangrove, CSRT juga berkontribusi penting pada tahap pemetaan, pengukuran luasan, monitoring progres rehabilitasi dari waktu ke waktu, dan melakukan pemodelan informasi struktur dan biofisik mangrove, termasuk pemodelan tutupan kanopi, biomassa, perhitungan stok karbon dan produktivitas.

Pada akhirnya rehabilitasi mangrove merupakan kerja dan tanggung jawab bersama dari semua stakeholder.

Pemerintah, termasuk kementerian dan lembaga, para ahli dan akademisi, praktisi dan masyarakat perlu terlibat dan bersinergi dalam mendukung keberhasilan program percepatan rehabilitasi mangrove di Indonesia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau