KOMPAS.com – Transisi energi menjadi salah satu upaya Provinsi Bali mencapai netral karbon atau net zero emission (NZE) pada 2045.
Salah satu agenda transisi energi di “Pulau Dewata” adalah mencapai suplai 100 persen energi terbarukan di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Saat ini, kebutuhan energi Kepulauan Nusa Penida dipasok oleh pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan total kapasitas 17,06 megawatt (MW) untuk dialirkan ke lebih dari 21.000 pelanggan.
Baca juga: Mengejar 100 Persen Energi Terbarukan di Nusa Penida Bali
Penggunaan PLTS telah meningkatkan rasio energi terbarukan dalam bauran energi di Kepulauan Nusa Penida menjadi hampir 26 persen.
Asisten 1 Pemerintahan dan Kesra Sekretaris Daerah Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra mengatakan, pengembangan energi terbarukan perlu selaras dengan peta jalan ekonomi.
Hal tersebut disampaikan I Dewa Gede Mahendra Putra dalam peluncuran laporan Peta Jalan Nusa Penida 100 Persen Energi Terbarukan yang digelar Institute for Essential Services Reform IESR bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali, Rabu (6/3/2024).
Dia menuturkan, Pemerintah Bali selalu mendukung pengembangan ekosistem energi terbarukan yang menyediakan berbagai kesempatan.
“Baik tenaga kerja hijau, menaikan nilai moral dan spiritual di masyarakat, maupun sinergitas terhadap berbagai kebijakan yang dikeluarkan agar target NZE 2045 bisa terwujud dengan dimulai dari Nusa Penida,” kata I Dewa Gede Mahendra Putra dalam keterangan tertulis yang disiarkan IESR.
Baca juga: Pemerintah Bali Targetkan 100 Persen Energi Terbarukan di Nusa Penida
Peta jalan tersebut disusun oleh IESR dan Center of Excellence Community-based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana sebagai upaya mencapai bauran energi terbarukan 100 persen pada 2030 di Nusa Penida.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa, mengatakan, Nusa Penida tinggal mengejar 76 persen porsi energi terbarukan dengan mempertimbangkan peningkatan permintaan listrik, keandalan, dan biaya produksi listrik.
Fabby menyampaikan, ada tiga tahap untuk mencapai 100 persen energi terbarukan di Nusa Penida pada 2030.
Tahap pertama, tahun 2024-2027 mengganti penggunaan PLTD pada siang hari dengan PLTS atap. Tahap kedua, tahun 2027-2029 menempatkan PLTD sebagai pembangkit cadangan. Tahap ketiga, tahun 2029-2030 mengoptimalkan pembangkit energi terbarukan lainnya seperti biodiesel dan arus laut, serta membangun pumped hydro energy storage.
Analis Sistem Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan IESR Alvin Putra Sisdwinugraha mengatakan, PLTS menjadi andalan untuk meningkatkan bauran energi terbarukan Nusa Penida.
Baca juga: Kemenko Marves Sebut 4 Hal Penting Transisi Energi, Ada Elektrifikasi
Pasalnya, potensi teknis energi suya lebih besar dan lebih kompetitif secara biaya dibandingkan pembangkit energi terbarukan lainnya, mencapai hingga 3,2 gigawatt (GW).
Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan variabilitas dari pembangkit listrik energi terbarukan ada di Nusa Penida, ada beberapa sistem dan teknologi yang bisa digunakan seperti sistem pengkonversi daya, sistem manajemen energi, dan sistem penyimpanan energi.
Sebagai tindak lanjut dari Peta Jalan Nusa Penida 100 Persen Energi Terbarukan, perlu dilakukan kajian teknis lanjutan terhadap berbagai sumber energi terbarukan.
Selain itu, diperlukan penyelarasan peta Jalan dengan perencanaan pembangunan dan energi daerah serta Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dari PT PLN.
Ketua CORE Universitas Udayana Ida Ayu Dwi Giriantari meminta agar peta jalan tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Dia mendorong pemerintah Bali dan seluruh pihak yang terlibat mampu menjawab tantangan yang ada seperti regulasi yang belum optimal dan tidak konsisten, investasi yang terbatas, sumber daya manusia yang masih belum terbangun, teknologi yang masih impor, serta keterbatasan aksesibilitas dan infrastruktur.
Baca juga: Belanja Modal Perusahaan Minyak Kembangkan Energi Hijau 30 Persen
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya