KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi Bali menargetkan dapat memanfaatkan 100 persen energi terbarukan di Nusa Penida pada 2030.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan dalam pertemuan bertajuk Towards Bali Net Zero Emission 2045 di Jayashaba, Denpasar.
Nusa Penida adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Klungkung dan terkenal dengan pariwisata di pulaunya.
Baca juga: Pemanfaatan Energi Terbarukan Masih Rendah, Belum Ada Target yang Tercapai
Ida Bagus mengatakan, sektor energi menyumbang 57 persen dari total emisi di Provinsi Bali.
“Nusa Penida didorong lebih awal untuk mencapai net zero emission dibanding Bali Daratan, salah satunya karena isolated (terisolasi) dari segi kelistrikan,” ujar Ida Bagus dalam keterangan tertulis yang disiarkan Institute Essential Services Reform (IESR), Jumat (4/8/2023).
Sejak 2019, IESR secara aktif bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali mendata potensi teknis energi terbarukan di “Pulau Dewata”.
Potensi energi terbarukan di Bali cukup besar, mencapai 143 gigawatt (GW).
Baca juga: Ini Rekomendasi Tingkatkan Bauran Energi Terbarukan Indonesia
Di antaranya adalah potensi teknis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terpasang di daratan sebesar 26 gigawatt peak (GWp) dan penyimpan daya hidroelektrik terpompa atau pump hydro energy storage (PHES) sebesar 5,8 gigawatt jam (GWh).
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa menuturkan, meningkatnya jumlah populasi di Nusa Penida ditambah tumbuhnya sektor pariwisata akan meningkatkan permintaan energi, termasuk listrik.
Peningkatan permintaan energi tersebut dapat dipenuhi dengan pemanfaatan energi terbarukan.
Fabby menjelaskan, di Bali terdapat potensi energi terbarukan yang besar dan teknologi pembangkit energi terbarukan yang tersedia.
Baca juga: Indonesia Butuh Strategi Baru Capai 23 Persen Bauran Energi Terbarukan
Dia meyakini bahwa sebelum 2030, sumber tenaga listrik di Nusa Penida berasal dari 100 persen energi terbarukan.
“Permintaan listrik yang dapat dikelola dan pola beban listrik yang relatif sama antara siang dan malam, serta dukungan PLN, membuat saya memiliki keyakinan yang tinggi bahwa sistem kelistrikan berbasis 100 persen energi terbarukan di Nusa Penida dapat diwujudkan sebelum 2030,” ungkap Fabby.
Saat ini, kebutuhan listrik di Nusa Penida salah satunya dipasok dari tujuh unit pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan kapasitas total 10 MW.
Baca juga: Revisi Permen ESDM Dianggap Persulit Pertumbuhan Energi Terbarukan
Fabby menyebutkan, penggantian PLTD dengan energi terbarukan menjadi tantangan tersendiri.
“Tantangannya adalah mengganti 10 MW PLTD yang saat ini beroperasi dalam dua sampai tiga tahun, dan meningkatkan kinerja PLTS Suana sehingga lebih optimal dalam setahun mendatang,” papar Fabby.
“IESR juga sudah melakukan kajian teknis dan hasil kajian menunjukan secara teknis-ekonomis sistem kelistrikan 100 persen energi terbarukan dapat dilakukan di Nusa Penida,” sambungnya.
Baca juga: Cegah Kenaikan Suhu 1,5 Derajat, Energi Terbarukan Perlu Meningkat 3 Kali Lipat
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya