KOMPAS.com - PT PLN (Persero) akan menambah daya pasokan dari 100 Mega Volt Ampere (MVA) ke 300 MVA untuk PT Kalimantan Ferro Industry (KFI).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, upaya mendukung hilirisasi sektor mineral terus dilakukan PLN melalui penyediaan listrik yang andal dan kompetitif.
"Pasokan listrik andal memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan perekonomian termasuk untuk segmen industri," kata Darmawan, dalam pernyataan resmi, dikutip Sabtu (16/3/2024).
Komitmen dibuktikan dengan penandatanganan Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) Penambahan Daya Konsumen Tegangan Tinggi antara PLN dengan PT KFI pada Selasa (5/3/2024) di Jakarta.
"Melalui kerja sama ini, PLN bakal menambah daya pasokan dari 100 Mega Volt Ampere ke 300 MVA untuk PT KFI," imbuhnya.
PLN berkomitmen mendukung upaya hilirisasi melalui penyediaan listrik bagi para pelaku industri, sejalan dengan strategi pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertambangan.
Baca juga: Pemerintah Diminta Perketat Regulasi dan Pengawasan Hilirisasi Nikel
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Agung Murdifi mengungkapkan, segmen pelanggan industri wilayah Kalimantan Timur terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.
Untuk itu, PLN terus berupaya meningkatkan sistem kelistrikan yang andal untuk merespons tren pertumbuhan yang ada.
“Selain PT KFI, juga ada pertumbuhan konsumsi listrik untuk kebutuhan IKN Nusantara,” ujar dia.
Agung melanjutkan, geliat pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur yang ada saat ini mencukupi untuk memasok kebutuhan listrik yang terus bertumbuh.
Adapun daya mampu pasok sistem Kalimantan Timur saat ini adalah sebesar 768 MW dengan beban puncak 660 MW.
Baca juga: Ada Aturan Baru, Begini Alur Pendaftaran PLTS Atap di PLN
"Tambahan daya listrik untuk PT KFI diharapkan dapat terus mengerek pertumbuhan perekonomian Bumi Etam khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara," kata Agung.
Lebih lanjut, proyek PT KFI ditargetkan dapat menyerap setidaknya 10.000 hingga 13.000 tenaga kerja lokal ke depannya.
Owner Representative PT Kalimantan Ferro Industry Muhammad Ardhi Soemargo mengatakan, pihaknya sebelumnya telah menyepakati rencana penambahan daya secara bertahap hingga 800 MVA dari PLN.
Ia pun mengapresiasi langkah sigap PLN dalam menyediakan listrik untuk kebutuhan industri.
“PJBTL yang kita tandatangani dalam rangka mempercepat apa yang sudah kami komitmenkan. (Upaya) PLN luar biasa, kami merasa ini menjadi hal yang sangat baik,” ungkap Ardhi.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi mineral.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengungkapkan, hilirisasi memegang peranan utama guna mendukung transisi energi.
Indonesia punya keunggulan dalam sumber daya alam berupa cadangan mineral yang besar. Sehingga, bisa dijadikan modal untuk pengembangan energi bersih menggantikan energi fosil.
"Mineral ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan lainnya. Selain itu berguna untuk pembuatan kabel transmisi dan distribusi, hingga baterai kendaraan listrik," ujarnya, dikutip dari laman Kementerian ESDM.
Agus menyebut fasilitas pemurnian atau smelter perlu mendapatkan support dari pemerintah dan seluruh stakeholder agar hilirisasi dapat berjalan dengan baik.
"Salah satu dukungan yang diperlukan adalah ketersediaan tenaga listrik untuk smelter. Dengan pasokan listrik yang andal, maka diharapkan smelter akan memproduksi turunan mineral sesuai dengan target yang telah ditetapkan," ujar Agus.
Baca juga:
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya