Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Stunting di Situbondo Turun, Lampaui Target Nasional 2024

Kompas.com, 16 Maret 2024, 14:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat penurunan angka stunting atau gangguan pertumbuhan pada balita mencapai 5,5 persen. Angka ini sudah melampaui target nasional 2024 yakni 14 persen.

Sekretaris Daerah Kabupaten Situbondo Wawan Setiawan mengatakan bahwa angka stunting di Situbondo berhasil ditekan hingga mencapai 5,5 persen pada tahun 2023 sesuai hasil bulan timbang.

"Jadi kalau nasional targetnya tahun 2024 itu 14 persen, kita sudah melampaui," ujar Wawan, dalam pernyataan resmi, dikutip Sabtu (16/3/2024).

Ia menambahkan, berdasarkan bulan timbang pada tahun 2022, angka stunting di Kabupaten Situbondo 7,2 persen. Kemudian angka tersebut turun menjadi 5,5 persen pada tahun 2023.

"Dari hasil tim survei kabupaten untuk cakupannya sudah 95 persen dari 42.000 jumlah stunting. Jadi, pada tahun 2023 sudah tersisa 5,5 persen," imbuhnya, dalam rembuk stunting di Aula Lantai II Pemkab Situbondo, Kamis (14/3/2024) lalu. 

Baca juga: Peralihan ASI ke MPASI Jadi Masa Rentan Stunting

Namun demikian, menurut Wawan, data riil yang diperoleh tim survei kabupaten tidak bisa menjadi acuan untuk evaluasi jumlah stunting nasional.

Pemerintah pusat juga memiliki tim survei dan cara atau pola untuk melakukan survei jumlah stunting di daerah.

Meskipun masih menunggu rilis survei nasional, lanjut ia, paling tidak pemerintah daerah setempat telah memiliki data pembanding dan melakukan upaya serta intervensi berbagai program stunting, sehingga berhasil ditekan turun hingga 5,5 persen pada 2023.

"Berbagai program sudah dijalankan dalam upaya menekan angka stunting," ujarnya. 

Oleh karena itu, Pemkab Situbondo berkomitmen untuk terus melakukan intervensi program yang ada di OPD terkait upaya penurunan angka stunting.

Upaya terus menurunkan angka stunting

Wawan menyampaikan, pemda setempat terus melakukan upaya menekan angka stunting pada tahun ini dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari tim kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa, puskesmas, kader posyandu, hingga perwakilan organisasi masyarakat.

"Hari ini digelar 'Rembuk Stunting', dalam melakukan langkah-langkah upaya menurunkan angka stunting di Situbondo, dan dilakukan secara berjenjang," katanya.

Setelah di tingkat kabupaten, rembuk stunting akan dilaksanakan di kecamatan hingga tingkat desa. 

Baca juga:

Ia juga menjelaskan persoalan gangguan pertumbuhan pada balita atau stunting dipengaruhi oleh tiga hal, antara lain pola asuh, kemiskinan, dan penyakit bawaan bayi.

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kabupaten Situbondo Imam Darmaji menjelaskan, rembuk stunting melibatkan berbagai unsur perangkat daerah. Di antaranya OPD, kecamatan, puskesmas, hingga desa.

"Rembuk stunting ini merupakan langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk memastikan rencana kegiatan guna mengintervensi pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan secara bersama-sama," pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau