KOMPAS.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, ada empat kendala dalam pemanfaatan sumber energi baru terbarukan (EBT) di setiap negara.
Hal tersebut disampaikan Arifin dalam acara bertajuk “Joint Workshop for Economic Methods and Technology fo Zero Carbon Community” di kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM Jakarta, Senin (6/11/2023).
Arifin mengatakan, setiap negara sebetulnya mempunyai potensi EBT masing-masing. Namun, menurutnya pengembangan sumber EBT tersebut terkendala oleh empat hal.
Baca juga: Maksimalkan Potensi EBT, Pemerintah Rencana Bangun Jaringan Listrik Lintas 4 Pulau Besar
Keempat kendala tersebut adalah teknologi yang tepat untuk pemanaatan sumber EBT, industri dan infrastruktur yang mumpuni, kemampuan sumber daya manusia, dan pembiayaan yang tinggi.
Khusus untuk pembiayaan, Arifin menyampaikan dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk kegiatan dekarbonisasi.
Oleh karena itu, Arifin berpendapat butuh inisiatif dan kerja sama yang melibatkan banyak negara, sehingga masalah-masalah tersebut bisa dihadapi bersama.
Selain itu, dibutuhkan sejumlah inisiatif dalam mendukung upaya perlawanan perubahan iklim untuk membangun hidup yang lebih baru dan sehat untuk generasi yang akan datang.
Baca juga: Perusahaan Energi Arab Saudi Minat Bangun EBT di IKN
Arifin berujar, seluruh negara di dunia telah berkomitmen untuk melawan perubahan iklim sekaligus bertanggung jawab untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), termasuk Indonesia.
“Setiap negara berkontribusi terhadap emisi GRK, sehingga ini menjadi tanggung jawab global dalam melawan perubahan iklim,” ujarnya dilansir dari keterangan tertulis.
menurut Outlook Energi Indonesia 2022 yang dirilis Dewan Energi Nasional (DEN), Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 3.643 gigawatt (GW).
Dilansir dari Outlook Energi Indonesia 2022 yang dirilis DEN, berikut potensi energi terbarukan di Indonesia.
Baca juga: 2 PLTU di Sumatera Barat Ditutup 2060, Beralih ke EBT
Di sisi lain, capaian porsi EBT dalam bauran energi nasional Indonesia masih rendah.
Hingga 2022, porsi EBT dalam bauran energi nasional adalah 12,3 persen dengan total pembangkit listrik EBT sebesar 12.602 megawatt (MW).
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiyana menuturkan pada Mei, target EBT pada 2025 adalah 23 persen dari bauran energi nasional.
Baca juga: PLN Butuh Rp 2.450 Triliun Kembangkan EBT, Pemerintah Fokus PLTS
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya